"Aku melakukan ini demi dirimu!"
"Hentikan obsesi bodohmu itu dan jangan pernah menyentuh Delilah sedikit pun!"
"Delilah! Delilah! Delilah, terus!" jerit suara wanita frustasi. "Otakmu itu memang sudah dicuci oleh Delilah! Sampai-sampai kau tidak bisa berpikir setelah semua bukti kejahatannya sudah kubawa untukmu!"
"Manipulasi bukti, maksudmu?" balas Thunder tak mau kalah. "Aku juga bisa!"
Pertengkaran hebat itu kembali terjadi. Bahkan, saat ini aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari perut membuncit yang semenjak tadi berusaha dijaga. Saking seringnya mengalami, aku jadi hafal jika saat ini aku berada di dalam mimpi. Ya, mimpi buruk tentang Thunder datang lagi. Sedikit berbeda, jika biasanya aku yang seolah mengalaminya sendiri, kali ini aku malah melihat tubuhku yang lain sedang bertengkar dengan Thunder.
Yang jelas, setelah perdebatan alot itu, rupanya Thunder benar-benar sudah mencapai puncak emosi. Seolah tanpa pikir panjang, sekadar meluapkan amarah yang sudah menumpuk di ubun-ubun, Thunder mendorong tubuh Carmelyn yang itu hingga jatuh cukup keras di lantai.
"Thunder! Kau bahkan tega memperlakukan aku seperti ini? Aku ini istri sahmu dan sedang hamil anakmu!"
"Hamil? Anakku? Siapa yang menyuruhmu hamil? Alangkah lebih bagusnya jika anak itu mati."
"Thunder!"
Entah sudah berapa kali Carmelyn yang itu menjeritkan nama Thunder dengan frustasi. Sungguh, aku tidak sedang melucu. Namun, aku melihat diriku sendiri ada di sana.
Thunder yang geram bukan main, nyaris saja melayangkan tamparan ke wajah Carmelyn yang itu. Untungnya, telapak tangan besar berurat itu masih melayang di udara, terhenti, lalu berakhir dengan hempasan keras saat ia berbalik pergi.
Yang jelas, setelah kepergian Thunder, darah segar merembes dari sela paha, kaki hingga menetes ke lantai. Melihat itu, aku sendiri jadi panik. Aku yang ini ingin berlari menolong Carmelyn yang itu. Namun, tubuhku seolah terpaku tak bisa bergerak, selain kembali menatap tubuh Carmelyn yang berdarah-darah di kakinya, aku tersentak karena Carmelyn yang sedang terduduk bersimbah darah itu sedang menatap tajam ke arahku.
"Jangan menikah! Jangan menikahi iblis itu!"
Yang horor, Carmelyn itu, dengan darah mengotori lantai marmer, dia berusaha merangkak ke arahku hingga darahnya tercecer, menciptakan genangan mengerikan. Wajah marahnya juga membuatku gemetaran, seolah aku sedang menghadapi hantu. Carmelyn seram itu seolah ingin mencabik-cabik tubuhku.
"Aku itu nyata! Aku nyata!"
Perlahan, Carmelyn yang itu bangkit lalu tepat berada di depan wajahku. Dapat kulihat jelas matanya yang diselimuti penuh oleh amarah. Kedua tangannya mencengkeram erat bahuku hingga aku meringis kesakitan. Saat mata kami bertemu, saat itu 'lah Carmelyn itu menjerit dengan suara nyaring dan melengking.
"Berhenti jadi wanita bodoh itu, sialan! Kau akan mati karena kebodohanmu! Papa akan mati! Kakak juga akan mati! Kau hanya akan mati sia-sia bersama si gila itu!" Dengan bibir gemetaran, Carmelyn yang itu melunakkan pandangannya penuh harap, membuat hatiku seperti teriris. "Jangan buat penyesalan lagi, ya?"
Sedetik bersamaan dengan denyut lonjakan jantung, aku kembali terbangun. Aku mendudukkan diri sembari memijat pelipis. Kepalaku pusing berdenyut. Padahal belum ada aku tidur dua jam, tetapi lagi-lagi mimpi itu mengusik. Membuat aku jadi semakin ragu dengan pernikahanku.
Melirik meja nakas, ada secarik undangan kertas premium dengan foto prewedingku bersama Thunder sebagai sampulnya. Kupungut benda itu, melihat tanggalnya sekali lagi. Itu kurang dari empat hari, tetapi keyakinanku semakin sirna.
![](https://img.wattpad.com/cover/367387047-288-k848675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain's Dirty Scandal
RomansaBos Besar langsung panik saat calon istri yang bakal jadi objek balas dendam atas kematian ortunya mendadak tantrum ingin membatalkan pernikahan di H-3 pernikahan. Carmelyn, mendadak dapat ingatan dari kehidupan sebelumnya. Ternyata selama ini Carm...