Dekat Namun Tak Terucap

17 4 0
                                    

~Nyam~

Di bawah langit yang berwarna senja, Bang Chan duduk di pinggiran gedung sekolah yang biasa menjadi tempatnya menenangkan diri. Ia menatap langit perlahan berubah gelap, mencoba menghapus kegelisahan yang menghantuinya selama ini. Tepat ketika ia menarik napas dalam, seseorang mendekat dan duduk di sampingnya.

"Hai, Chan" suara itu terdengar lembut, namun memiliki daya tarik yang sulit diabaikan. Bang Chan menoleh, dan seperti biasa, jantungnya berdegup lebih cepat saat bertemu pandang dengan Hwang Hyunjin.

"Hey" jawab Bang Chan sambil tersenyum kecil.

Mereka telah berteman cukup lama, tapi akhir-akhir ini, perasaannya terhadap Hyunjin mulai berubah. Setiap kali melihat Hyunjin, rasa hangat menjalar dalam hatinya. Hyunjin selalu ramah dan perhatian, tetapi entah kenapa, Bang Chan merasakan sesuatu yang lebih. Ia ingin lebih dari sekedar teman bagi Hyunjin. Namun, ia takut untuk mengungkapkannya.

“Senja hari ini cantik, ya?” Hyunjin memecah keheningan.

Bang Chan mengangguk pelan, lalu menatap Hyunjin yang wajahnya tampak diterangi oleh cahaya lembut senja. “Iya, indah,” ujarnya, meskipun ia sebenarnya lebih tertarik memandang wajah Hyunjin daripada langit senja.

Hyunjin tertawa kecil, menyadari tatapan Chan yang intens. “Kenapa liatin aku begitu?” tanyanya sambil menyeringai.

Bang Chan hanya menggeleng, tapi dalam hatinya, ia ingin berkata jujur, “Karena kamu lebih cantik dari senja itu.”

Keheningan lagi-lagi mengisi di antara mereka, namun kini terasa lebih berat karena Bang Chan menggenggam kata-kata yang lama ingin ia keluarkan. Saat itu, tanpa rencana sebelumnya, ia merasa sudah saatnya berhenti menyembunyikan perasaannya.

“Hyunjin…” Bang Chan berkata dengan hati-hati.

Hyunjin menoleh, matanya berbinar karena penasaran. “Ya?”

“Aku…” Bang Chan merasa sangat gugup sekarang, dia bingung ingin mengatakan apa. "Aku... eumm Tidak jadi, tadi ada lalat di kepala mu,tapi sudah terbang" bang Chan mengurungkan niatnya, ia terlalu takut untuk mengungkapkannya.

Beberapa hari setelah percakapan mereka di bawah senja, Hyunjin mulai merasa ada sesuatu yang berubah. Chan tak lagi sering berada di sisinya, tak lagi muncul di tempat mereka biasanya duduk bersama-di ujung atap sekolah. Bahkan, akhir-akhir ini ia sering melihat Chan berbicara dengan seorang gadis di kelas mereka.

Gadis itu, Minji, adalah siswa populer yang sering kali membuat orang lain merasa iri karena keramahan dan kecantikannya. Hyunjin tahu mereka hanya sekadar teman sekelas, tapi entah kenapa, melihat Chan tersenyum bersama Minji membuatnya merasa tak nyaman. Setiap kali ia berusaha mendekat, Chan tampak terlibat dalam percakapan yang dalam dengan Minji, seolah mereka berdua punya dunia sendiri.

Hyunjin mulai merasakan kecemburuan yang tak bisa ia kendalikan. Ia mencoba menepis perasaan itu, tapi bayangan Chan bersama Minji terus menghantuinya. Di kantin, di lorong, bahkan saat hyunjin main ke kelas pria itu, Chan tampak selalu bersama gadis itu. Hyunjin mulai bertanya-tanya, apakah perasaannya pada Chan sebenarnya tidak berbalas? Apakah mungkin Chan hanya menganggapnya teman biasa, sementara ia sendiri berharap lebih?

Suatu sore, Hyunjin akhirnya memberanikan diri menunggu Chan di tempat mereka biasa bertemu di atap. Langit sudah berwarna jingga, dan udara mulai dingin saat ia melihat Chan akhirnya datang sendirian.

“Chan,” Hyunjin menyapa, mencoba terdengar biasa, meskipun perasaannya berkecamuk.

Chan tersenyum, tapi seketika melihat wajah Hyunjin yang serius, ia pun terlihat sedikit tegang. “Ada apa, Hyunjin?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~Chanjin Things~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang