"Hai, Winter."
Winter berbalik, mengernyit aneh kala menemukan Jemian kini berjalan bersisian dengannya.
"Gue musuh lo, kalau lo lupa."
Jemian mengerjap seolah kebingungan, "Oh ya? Kapan kita ribut?"
"Ralat, musuh keluarga lo," tambah Winter lagi. Keduanya jelas menarik perhatian murid murid di koridor. Pasalnya keturunan dari dua keluarga besar tersebut tak pernah berjalan bersisian.
"Oh, itu bukan urusan gue, mau sarapan bareng?" Tanya Jemian dengan raut wajah tengil yang menyebalkan.
"No, gak tertarik."
"Oh, gimana kalau dinner?"
Winter menghentikan langkah tepat di depan kelas nya, menatap Jemian dengan jengah, "Gak, bisa aja gue mati karena di begal soal nya jalan sama manusia cupu kayak lo."
Jemian terkekeh, bersandar pada pintu kelas seraya menutup akses Winter untuk masuk, "Okay, sampai jumpa nanti malam."
"Lo--"
Jemian berlalu pergi begitu saja seraya bersenandung pelan, melambai pada murid murid di koridor, "Good morning guys!"
Gila..
________________________
BRAKK
Siwon yang sedang mencari handphone nya tersentak kaget kala pintu ruang kerja nya di buka kasar. ia menoleh, menemukan Yoona menatap nya tajam.
"Siwon, aku serius, kau harus memastikan putra ku aman atau kau akan membayar nya dengan nyawa mu."
Siwon menghela nafas kasar, "Kau mengancam ku sekarang?"
"Tentu, kau pikir kau siapa? kau hanya beruntung karena putra ku mengikuti kemauan mu, dan keberuntungan mu akan ku ambil jika putra ku terluka."
"Kau menarik putra ku dalam lingkar keluarga mu yang menjijikkan, lihatlah betapa tak tau malu nya diri mu, tidak kah kau akan mati dengan rasa malu mu itu?"
Pria yang di tatap tajam itu menghela nafas kasar, memasukkan hp nya ke saku jas sebelum mendekati sang istri, "Aku akan berusaha melindungi Jemian sebaik mungkin, apa itu cukup?"
Yoona berdecih sinis, "aku akan memegang ucapan mu, pengecut."
_________________________
Jemian menggeleng, menolak rokok yang di sodorkan Herzy, "gue gak ngerokok."
Ricky terkekeh mengejek, "lo yakin? tampang lo gak kayak anak baik."
Kekehan Jemian mengudara, "ini point lain untuk naklukin cewek."
Herzy spontan tergelak, "sial, udah gue duga lo gini."
"Gini? emang awal nya lo ngeliat gue gimana?" tanya Jemian malas, fokus menatap hp, membalas pesan pesan dari sang ibu.
"Yang jelas bukan anak baik baik."
Jemian mendongak, menatap tak setuju pada Herzy, "gue bukan anak nakal, singkirin pikiran jelek lo soal gue."
"Emang jelek hati nya tuh dari dulu, kaga bisa mikir baik," celetuk Jay yang duduk di pembatas rooftop.
"Lo diem sebelum gue dorong ke bawah sampe media heboh," sahut Herzy kesal.
Jemian berdehem, merasa pangkal hidung dan tenggorokannya terasa perih karena terlalu banyak menghirup asap rokok, lelaki itu memilih beranjak dari duduk nya, "gue ke toilet."
Tanpa mendengar jawaban mereka, Jemian segera berlalu keluar dari sana, bersiul pelan seraya menuruni tangga yang amat banyak itu dengan langkah ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEIRS
Ficção AdolescenteDunia yang tak pernah Jemian bayangkan, perlakuan yang tak pernah Jemian terima, tugas dan kewajiban yang tak pernah Jemian pikirkan. Semua itu--kini terpampang jelas di hadapannya, menyerang nya tanpa memberi celah sedikitpun.. Dan itu--hanya kare...