"Mama," Jemian memeluk singkat sang ibu dan mengecup pipi wanita itu sekilas.
Yoona terkekeh, mengusap rambut sang putra lembut, "Gimana sekolahnya? Seru?"
"Seru, aman pokoknya," jawab Jemian santai.
"Yaudah, aku ke kamar dulu ya," Jemian segera melangkah menuju lantai 2 setelah Yoona mengangguk. Masuk ke kamar dan kembali mengunci pintu, Jemian dengan kasar merebahkan tubuhnya ke kasur.
"Harvey sampah, bye bye hidup tenang," gumam Jemian datar.
Ia kembali memikirkan hal apa yang akan ia lewati dan hal apa yang akan ia lakukan ke depannya, pasti merepotkan..
Ting!
xxxx
|Jem, entar malam keluar ga?"Siapa?" gumam Jemian bingung, mengetik untuk menyuarakan kebingungannya.
Ting!
xxxx
|Herzy tampann"Ah, Herzy ternyata."
Ting!
xxxx
|keluar ga? club? balapan?Jemian mengetik balasan dengan cepat setelah menyimpan kontak Herzy.
no, itu kenakalan remaja|
H
erzy
|ohhh anak teladan lo, cupu ah
|ayo ikut kita malam ini, gue kasih liat
surga dunia ke lo"Surga dunia? Neraka dunia sih percaya gue, hidup kan nyebelin," Jemian tetap pada pendiriannya, menolak.
Ting!
Tidak, hp nya yang kembali berdenting tak ia hiraukan, Jemian memilih segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ting!
xxxx
|mau taruhan sama gue malam ini?________________________
Jay tergelak, berhasil menarik atensi Ning ning yang duduk di sofa apartemennya.
Keduanya cukup dekat dari dulu, sahabat? Jadi Ning ning habiskan nyaris setengah harinya di apartemen Jay jika ia tak berkencan dengan lelaki lain.
"Kenapa sih lo? Sinting ya?" tanya Ning ning malas.
Jay berusaha meredakan tawa nya, "No, cuma gue lagi kasian aja. Jemian pasti jadi mangsa semua orang, dia baru gabung sama kita."
Ning ning sontak melotot, "What?! Lo punya nomornya? Ya ampun Jemian gue!"
"Jemian lo? Dia punya Tuhan ya! punya nyokapnya!" sahut Jay tak terima.
"Ah bodo amat, dia bakal ke arena malam ini? siapa yang mancing dia ke sana?!" Ning ning tampak heboh, fokus pada hp di tangannya.
Jay berdecih, "Semua, lagian siapa yang mau lewatin orang bego baru?"
"Bego? Jemian pinter! Lo gak liat dia jawab banyak pertanyaan guru di setiap mapel tadi?" gadis cantik yang mengenakan piyama biru tersebut tampak tak terima.
"Haah, di bawah yang lain dia cuma anak bego, polos, goblok, bersih, gak tau apa apa--"
"Shut up! Kalau Jemian datang ke arena, gue juga bakal datang. Apa apaan lo pada ngeroyok cowo gue."
"Cowo? Itu sepupu lo ya bego!"
Tawa Ning ning mengudara, "Gue bilang cowo, kan? emang gue bilang pacar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEIRS
Fiksi RemajaDunia yang tak pernah Jemian bayangkan, perlakuan yang tak pernah Jemian terima, tugas dan kewajiban yang tak pernah Jemian pikirkan. Semua itu--kini terpampang jelas di hadapannya, menyerang nya tanpa memberi celah sedikitpun.. Dan itu--hanya kare...