Playboy and Karma

381 32 5
                                    

"Wih, bunga buat siapa, tu?"

Seorang lelaki dengan seragam OSIS yang dikeluarkan dari celana mendekati temannya. Wajahnya terlihat penasaran dengan sebuket bunga hias yang temannya bawa.

"Liat dong, Ndo," pinta Fano. Ando yang membeli bunga itu saat berangkat ke sekolah tidak sempat melarang Fano, sahabatnya itu justru langsung merebut buket bunga dari tangannya. Tapi Fano juga kalah cepat, dari samping tangan seorang lelaki jangkung mencomot secarik kertas yang berada diantara bunga-bunga.

"Dear Kak Flora. Maaf aku pengecut, hanya bisa memberi bunga. Tapi ketahuilah, keindahan bunga ini hanyalah simbol dari cantiknya dirimu yang sudah membawaku ke dalam dunia yang penuh warna." Jerry yang tadi mengambil kertas catatan di bunga itu terkekeh setelah membaca isinya dengan lantang. Seluruh murid yang baru saja masuk setelah upacara bendera langsung tertawa kecil karena kalimat-kalimat gombal yang Ando tulis di surat tersebut.

"Ih, apaan sih lu berdua?! Siniin!" Ando kesal, ia langsung mengambil bunganya lagi sekaligus surat yang dipegang Jerry.

"Hadeh, Ndo... Ndo. Mau berapa lagi cewek yang mau lu mainin, hah?" tanya Jerry.

"Ga ada ya gue mainin cewek. Ini tuh serius gue suka sama Kak Flora." Ando bersungut-sungut, air mukanya masih terlihat kesal dengan dua sahabatnya itu.

"Lah? Engga gimana maksud lu? Kemarin gue liat lu makan di Gacoan sama Ella." Fano menatap penuh telisik pada Ando, ia berani sumpah kemarin ia melihat lelaki ini bersama Ella tengah makan berdua.

"Minggu kemarin juga lu bawa Dira ke markas, Ndo. Udah sayang-sayangan aja lu manggil dia. Jadi sebenernya pacar lu yang mana, hah?" Jerry ikut menimpali. Ia benar-benar bingung dengan Ando, diantara mereka hanya satu orang ini yang bajingan minta ampun.

Memang ketiganya terkenal sebagai "anak nakal" di sekolah. Jerry suka balapan, Fano suka bolos dan sering bermasalah dengan siswa lain bahkan guru, tapi Ando yang paling nakal, dia suka main wanita. Walau tidak sampai melakukan hubungan badan, tapi Jerry dan Fano berpikir kalau menyakiti hati perempuan itu tidak baik.

"Gue sama Dira kagak ada apa-apa. Dia emang perhatian banget sama gue, tapi kita udah sepakat buat ga pake perasaan, apalagi sampe ada hubungan resmi."

"HTS? Idih, najis lo, Ndo."

"Lah? Gue salah apa, Fan? Dira-nya juga setuju-setuju aja, kok." Ando mengangkat kedua bahu, pertanda ia tidak peduli.

Jerry yang kesal langsung menoyor kepala Ando dari posisinya berdiri di samping Fano, "heh, lu bego apa gimana sih, Ndo? Mana ada cewek kagak baper kalo tiap hari lu ajak main mulu. Sampe dibawa ke markas lagi, baru Dira loh cewek yang lo berani bawa dan kenalin ke kita."

"Ya gue bodo amat, pokoknya kita ada kesepakatan begitu. Dan gue sukanya cuma sama Kak Flora. Titik. Gue kalo bisa dapetin dia, ga bakal main-main lagi."

Ando lantas pergi dari kelas, meninggalkan dua sahabatnya yang menatapnya heran.

"Semoga lu ga sampe mati kena karma deh, Ndo."

"Orgil kaya dia biarin mati karena karma, Fan. Dia bisa berhenti mainin cewek kalo udah bener-bener sakit hati atau mati doang."

* * *

Permen Milkita rasa lemon di dalam mulut seorang gadis sudah semakin kecil ketika ia sampai di kelas. Sesekali ia memutar-mutar tangkai permen itu dan menghisapnya sekilas.

Flora melewati beberapa meja dan kursi yang masih kosong, anak-anak di kelasnya masih ingin menghabiskan waktu di kantin atau sekedar duduk nongkrong di luar kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

oneshoot and incorrect jkt48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang