Kangen Rambut Panjang [ChikAra 21+]

5.2K 137 1
                                    

P.s : ingat The Golden Rules, ygy. Yang di wattpad, biarlah di wattpad.

Enjoy!

Chika membuka pintu rumahnya dengan terburu-buru karena sejak tadi belnya terus berbunyi. Dan saat ia membuka pintu itu, wajahnya bertambah kesal ketika mengetahui siapa yang ada di baliknya.

Mendapati si empunya rumah kesal, si tamu langsung tersenyum lebar sambil mengangkat plastik yang ada di tangan kanannya, "hehe, aku bawa martabak, Chik."

Chika memutar bola matanya malas, ia lantas menarik tangan gadis itu dan membawanya masuk ke dalam rumah dan naik ke lantai atas.

"Siapa yang dateng, Chika?" tanya Mama Chika dari dapur.

"Ada Ara, Ma."

"Eh, Ara? Nanti makan malem bareng ya?"

"Gausah, Ma. Ara bawa martabak. Kita ngobrol di kamar aja ya, Ma. Selamat malam!"

Begitulah Mama Chika terheran-heran mendapati dua gadis muda itu menghilang di koridor lantai dua rumah mereka.

Chika langsung menutup pintu kamar dan menguncinya ketika keduanya sudah sampai di dalam. Ara meletakkan martabak itu diatas meja belajar Chika dan dengan santai melepas jaket kulit hitam yang sejak tadi membalut tubuhnya.

"Ra, kan aku udah bilang, kalau kangen tuh dateng aja ke rumah. Atau ga kita meet up dimana gitu, jangan kode-kodean di sosmed." Chika duduk di tepi ranjang sambil memangku gulingnya, tatapannya mendongak dan melihat Ara dari posisi itu. Kaos putih polos yang Ara pakai nampak sangat nyaman dipakai Chika lihat. Karena itu kaosnya yang dipinjam Ara tapi belum dikembalikan.

Gadis yang satunya lantas duduk dan meletakkan dagunya di sandaran kursi. Tatapannya teduh menatap Chika.

"Kan gapapa juga, Chik? 'Mereka' juga ngebolehin, kan? Yang penting rating naik." Ara masih terlihat sangat santai, padahal Chika tengah dilanda ragu dalam dirinya.

"Iya sih, Ra. Tapi tetep aja aku masih ga enak. Ga semua orang suka sama kita, Ra. Apalagi dengan masalah yang dulu kita buat, mereka pasti masih marah dan ngebully kamu."

Ara diam, ia terus menatap Chika dengan senyum yang tulus dan tatap teduhnya berusaha menenangkan gadis di depannya ini. Tangan kirinya terulur, menggenggam lengan Chika yang hanya mengenakan kaos pendek berwarna biru muda.

"Araaaa ih.."

"Kenapa?"

Chika cemberut, ia mempoutkan bibirnya dan tentu itu membuat Ara gemas.

"Ih, bisa tuh bibir aku kuncir." Chika langsung melepas pegangan Ara pada dirinya dengan bergeser tempat duduk ke samping. Matanya tak mau lagi melihat Ara.

Beruntung si gadis yang lebih muda peka terhadap perubahan sikap Chika. Ia ikut berpindah posisi menjadi duduk di samping Chika dan memegang tangannya lagi dengan erat.

"Maaf, ya? Lain kali aku bilang ke kamu aja kalau kangen," ucap Ara.

Chika masih merajuk, tak ingin menjawab maaf dari Ara ataupun menatapnya.

"Sayang? Kok marah, sih? Pacarnya rindu ini."

Geram dirinya tidak di gubris, Ara langsung berpindah posisi lagi menjadi duduk di pangkuan Chika. Badan mereka saling berhadapan dan kini mata Chika hanya bisa melihat leher Ara.

Pipi Chika terasa hangat tiba-tiba saat Ara menangkup wajahnya dan menariknya ke atas agar mata mereka bertemu.

"Kenapa marah, hm? Aku udah minta maaf."

Susah sekali malam ini, Chika benar-benar play hard to get karena ia kembali menghindari Ara dengan menatap ke bawah. Tapi matanya malah melihat belahan dada Ara tanpa sengaja. Dengan susah payah, Chika menelan ludah. Sudah sangat lama sejak ia bertemu Ara karena jadwal mereka yang selalu bertabrakan. Sepertinya Ara terlihat lebih menggoda malam ini daripada martabak yang aromanya tercium harum sejak tadi.

oneshoot and incorrect jkt48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang