Kebahagiaan [Amanda x Indira]

1.5K 93 31
                                    

"Manda... Stop... Aku udah ga kuat."

Napas wanita itu terengah-engah, terdengar kelelahan sambil mendorong kepala seorang wanita lain yang masih asyik bermain di antara dua pahanya.

"Manda..." lirihnya lagi, dan kali ini wanita yang ia panggil 'Manda' barusan menurut. Ia bangkit, dan menatap wajah sang wanita dengan mata sayunya.

"Kenapa, Dira?" tanyanya. Dira memejamkan mata, berusaha menahan diri untuk tidak terjebak pada suara husky wanita itu yang sangat menggoda di telinganya.

"Aku capek, Manda. Udahan, ya?"

Manda menggeleng, ia dengan tubuh polosnya itu mendekati Indira dan menggenggam tangan sang wanita dengan lembut. Napasnya menyapu bagian kiri wajah Indira dan membuat wanita itu kembali bergidik.

"Sekali lagi, ya? Aku masih mau main sama kamu," bisik Manda tepat di samping telinga Indira. Mata wanita itu membulat, menatap Manda dengan tatapan tidak percaya padanya.

"Astaga, Manda. Aku aja ga tau udah berapa kali aku keluar. Kamu kenapa masih minta terus, ahh..."

Amanda terkekeh melihat reaksi wanita yang menjadi jantung hatinya itu. Ia kemudian mendekap Indira dan memeluknya erat, mengiyakan permintaannya untuk berhenti dan mengakhiri permainan mereka malam ini.

"Iya, iya. Kalo gitu tidur, gih. Udah jam 3 pagi."

.
.
.
.
.
.
.

Jam setengah 7 pagi, cahaya mentari dengan hangatnya menyapu setengah permukaan bumi hari Jum'at itu. Meski mulai menerangi kamar mereka, tapi nyatanya sang mentari masih belum bisa membangunkan dua wanita yang tertidur di kasur king size dengan tanpa busana tersebut.

Dengkuran halus keluar dari mulut Indira, sementara Amanda masih asyik tidur dengan mulutnya yang terbuka.

Dor! Dor! Dor!

Pintu kamar mereka tiba-tiba berbunyi keras karena ada seseorang yang menggedornya dari luar.

Dor! Dor! Dor!

Amanda yang mendengar suara berisik itu langsung membuka mata. Ia berusaha memulihkan kesadarannya sebelum akhirnya suara pintu itu kembali terdengar.

Dor! Dor! Dor!

"Mama! Mama!"

Mendengar suara seorang gadis memanggil, Amanda langsung tersenyum kecil dan membangunkan Indira perlahan.

"Dir, bangun. Itu Icel manggilin." Indira tetap tidak bergeming, "Sayang bangun, Sayang. Icel manggil kamu itu."

"Mama!"

Baru setelah gadis bernama Icel itu memanggilnya lagi, Indira bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menarik selimut hingga menutupi bagian depan dadanya sambil menunggu nyawanya kembali masuk ke dalam raga.

"Ma!"

"Iya, Sayang! Kenapa?" Akhirnya Indira menyahuti si gadis.

"Ma! Jeane nompol, Ma!" Indira langsung menatap Amanda dengan wajah kesal, wanita itu lantas paham dengan situasinya dan segera beranjak memunguti pakaiannya satu-persatu. Ia memilih untuk mengalah daripada harus berhadapan dengan Indira mode singa bangun tidur.

Tidak berapa lama kemudian, pintu kamar itu terbuka. Amanda tersenyum pada dua anak kecil berumur 5 tahun di depannya sekarang. Satunya panik, satunya lagi hampir menangis dengan celana yang basah.

"Mami! Liat, Mi! Jeane nompol!" Gadis bernama asli Greesel itu mengadu pada sang mami. Sementara Jeane yang merasa dikhianati itu ketakutan hingga hampir menangis, ia takut Amanda akan memarahinya.

oneshoot and incorrect jkt48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang