Pagi ini, Gita terbangun dengan tubuh yang tidak enak. Ia menempelkan punggung tangannya ke kening untuk mengecek suhu tubuhnya, dan benar saja ia terkena demam
Hahhh... Gita menghela nafasnya
"kayaknya aku gabisa latihan hari ini" gumam Gita sembari menaikkan selimutnya karena rasa dingin mulai menyapa kulitnya. Ia mengambil handphone yang tergeletak di sampingnya untuk menelpon seseorang
*tut..tut..tut*
belum ada tanda bahwa orang di seberang sana mengangkat panggilannya. Satu kali, dua kali, hingga di percobaan ketiga akhirnya terdengar suaraHalo? Maaf Git baru bisa angkat, abis selesai mandi. Ada apa?
Gapapa, gue cuma mau nitip bilang maaf gabisa ikut latihan
Loh, kenapa lo?
Demam gue. Lemes banget lagi
Waduh keterusan ya gegara kemaren?
Iya kayaknya. Gue udah chat sensei juga sih tapi belum dibaca
Yaudah lo istirahat lagi, ntar deh pas berangkat gue mampir bawa makan sama obat
Sorry selalu ngerepotin lo
Gapapa kali, lo udah kayak adek gue sendiri. Dah ya, gue mau siap siap dulu
Oke
*tut* Panggilan pun dimatikan
Begitulah percakapan singkat antara Gita dan Eli. Mereka jarang sekali mengungkapkan perasaan lewat kata kata manis, tapi dengan sikap saja mereka sudah bisa saling mengerti dan memahami keadaan dan perasaan masing masing
Eli's pov
Setelah menutup panggilan dari Gita, aku langsung buru buru menggunakan pakaian dan mengeringkan rambut. Tak lupa juga untuk memakai make up tipis agar terlihat lebih fresh
"udah cantik" ucapku sambil tersenyum melihat pantulan diriku di cermin
Sambil menunggu ojol yang telah ku pesan, aku mengambil satu slice roti tawar dan mengoleskan selai coklat di atasnya, lumayan untuk mengganjal perut. Lalu aku memakai sepatu dan keluar kosan, pas sekali ojol yang aku pesan sudah sampai
Butuh waktu sekitar 20 menit dari kos ku ke kos Gita, tidak terlalu jauh memang. Saat sampai, aku langsung membeli bubur ayam yang biasa mangkal depan kos Gita
"mang, bubur ayam satu ga pedes ya" pesanku
"siap neng" sahut penjualnya
Aku menunggu sekitar 5 menit, karena ada beberapa orang yang mengantre. Setelah pesananku selesai dibuat, aku berjalan dan masuk ke kos Gita. Ternyata ada ibu kos yang sedang menyiram tanamannya
"eh neng Eli apa kabar?" sapa ibu kos dengan ramah
"alhamdulillah baik bu, ibu gimana kabarnya?"
"alhamdulillah neng, mau ke Gita ya?" tanya nya lagi
"iya bu, mau nganter obat sama bubur. Lagi kurang enak badan dia" jelasku
"ya ampun, yaudah sok neng. Bilangin ke Gita semoga cepet sembuh"
"iya bu makasih, mari" pamitku sambil berjalan menaiki tangga ke lantai 2
Gita's pov
*tok tok tok*
Mataku terbuka saat mendengar ketukan itu. Mau tak mau aku harus bangkit dari tempat tidur untuk membukanya

KAMU SEDANG MEMBACA
Denial
Fiksyen PeminatTentang Gita, yang merasakan perasaan aneh setiap berada di dekat Kathrina. Akankah mereka menyadari perasaan berbeda itu?