Saat reuni sekolah, Zee dan Shani tiba bersama, disambut hangat oleh teman-teman lama mereka. Suasana penuh nostalgia dan canda tawa mengalir sepanjang pertemuan. Mereka duduk melingkar di kafe, membicarakan masa-masa sekolah yang penuh kenangan."Zee, masih ingat nggak waktu kita bolos pelajaran Biologi buat main basket di lapangan belakang?" tanya Olla sambil tertawa lepas.
Zee mengangguk sambil tersenyum malu, "Inget lah karna, gara-gara itu kita jadi dipanggil ke ruang guru!"
Kathrina menyahut sambil tertawa, "Iya! Terus lo yang pura-pura sakit biar nggak ketahuan. Tapi malah kepergok sama Bu Shanju."
Mereka semua tertawa, dan Shani menikmati momen itu. Dia sadar, berkat Zee, dia bisa mengenal teman-teman yang menyenangkan ini. Di tengah canda tawa, Marsha tiba-tiba menoleh ke Shani.
"Shani, kamu tuh beruntung banget, lho, punya sahabat kaya Zee." kata Marsha sambil tersenyum hangat.
"Iya, Zee emang sahabat yang luar biasa. Berkat dia, aku bisa punya banyak teman kaya kalian." Shani tersenyum sambil melirik Zee
Zee hanya tersenyum kecil, tapi matanya sedikit melamun saat melihat Marsha. Ada kenangan masa sekolah yang tiba-tiba muncul di benaknya perasaan lama yang pernah dia simpan jauh di dalam hatinya. Saat itu, dia memang sempat menyukai Marsha, tapi dia memilih menepis perasaan itu, tahu bahwa mereka lebih baik berteman.
Ada seseorang yang membuatku jatuh cinta sejatuh jatuhnya, kemudian dia mengajarkan aku ke titik tertinggi mencintai, yaitu mengikhlaskan.
Oniel tiba-tiba menepuk pundak Zee, membuyarkan lamunannya.
"Ngomong-ngomong, Zee, masih inget gak waktu kamu sering nganterin Marsha pulang? Kita sampe mikir kalian itu bakal jadian!" godanya sambil tertawa.
Marsha tertawa kecil, pipinya bersemu merah.
"Oniel! Itu kan dulu, waktu masih konyol-konyolnya"
Zee tersenyum canggung, mencoba mengalihkan topik. "Itukan dulu. Sekarang semuanya udah berubah, kita malah ketemu di reuni kayak gini."
Adel kemudian menatap Shani dan Zee sambil tersenyum iseng.
"Tapi kok sekarang malah lo deketnya sama Shani, ya, Zee? Jangan-jangan...?"
Shani dan Zee langsung saling berpandangan dengan wajah merah, lalu Shani cepat-cepat menjawab. "Eh, enggak, enggak! Kita ini cuma sahabatan, kok."
"Iya tuh si Adel kalo ngomong ngadi-ngadi" balas Zee
Di tengah obrolan, Fiony dan Freya ikut bergabung.
"Eh, tapi kalau kalian jadian beneran, aku nggak bakalan kaget, sih. Soalnya kalian cocok banget." ucap Fiony
Freya mengangguk sambil tersenyum nakal, "Iya tuh bener, dari dulu udah kayak pasangan, kok. Tinggal nunggu momen aja hehe."
Candaan teman-teman terus berlanjut, membuat suasana reuni semakin hangat dan penuh canda. Di balik semua tawa itu, Zee merasa bahagia bisa berkumpul dengan orang-orang yang mengisi masa mudanya. Meskipun ada rasa yang pernah dia simpan untuk Marsha, dia menyadari bahwa Shani kini punya tempat istimewa di hatinya, dan baginya, perasaan itu sudah cukup untuk membuatnya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zean Pradana Abimanyu
Fanfiction"Shani kamu itu unik dan istimewa." Zean Pradana Abimanyu "Tuhan mengirimkan Zean untuk Shani, Ma!" Shani Davina Prameswara