Ada seorang gadis yang sedang berjuang untuk sembuh dari penyakitnya gadis tersebut bernama Ziva, Disaat Ziva berjuang untuk sembuh dari penyakitnya Ziva harus menghadapi yang namanya jatuh cinta disaat kondisi yg tidak memungkinkan, ia bingung haru...
Fandy dan Ziva telah tiba di pintu belakang sekolah
Fandy "Nah ini dia pintunya"
Ziva meragukan omongan Fandy bahwa pintu itu bisa dibuka
Ziva "Gw ragu deh Fan sama omongan Lu, Nih pintu keliatan berkarat banget, Kaga ada tampak bisa dibuka nih pintunya kalau udah berkarat-an kayak gini"
Fandy "Ah elu Ziva ngeraguin omongan gw, Yaudah ni gw buka sendiri ya"
Fandy membuka pintunya, Tapi yg lebih anehnya lagi pintu itu tidak bisa dibuka, Padahal kemarin ke luar sekolahan bisa lewat pintu itu namun sekarang sudah ga bisa terbuka lagi
Fandy "Duh kok ga bisa dibuka lagi sih, Perasaan kemarin kebuka deh"
Ziva "Ah lu mah ngaco, Lu bukan pake pintu ini kali, Kan ada pintu samping yg deket rumah pak murdick itu loh, Samping perpus"
Fandy "Dih halah lewat situ lagi, Lu ga inget jalan menuju pintu itu uda kepantek sama sekolahan sebelah? "
Ziva "Lah emang udah ditutup ya? Perasaan waktu kelas 10 masih bisa jalan deh"
Lalu Fandy memulai manjat ke pintu belakang sekolahan meskipun besi yg ada di pintu itu sudah berkarat-an, Jika Fandy terkena besi karatan itu maka tangan atau badan Fandy akan terluka
Ziva "Hatihati Fan, Tuh pintu udah berkarat-an jadi gampang kena luka di tangan atau di kaki"
Fandy "Iya Ziv, Santai aja gw bakalan hatihati kok"
Fandy berhasil manjat dari pintu belakang sekolah tanpa ada lecet sedikitpun
Fandy "Nah gaada luka kan Ziv? Nah sekarang Giliran lu, Hatihati ya Ziva jangan sampe terluka, Ntar gw yg repot"
Ziva "Iya iya, Sans aja, Kalau soal manjat gw jagonya"
Sebelum memanjat Ziva baca doa terlebih dahulu supaya dirinya tidak terluka saat memanjat pintu karatan itu
Ziva "Bismillahirrahmanirrahim, Semoga saya ga kena besi karatan itu, Aminn"
Fandy khawatir saat Ziva melakukan panjatan pertama
Fandy (Dalam hati) "Duh dag dig dug duer nih hati gw, Takut banget pas si Ziva melakukan panjatan ke empat ada besi karatan yg sangat tajem banget kalau kena paku"
Tak Berselang lama kemudian Ziva terkena paku karatan yg ada di Pintu tersebut, Fandy Panik saat melihat telapak tangan dekat jari Ziva berdarah karena paku itu sudah berkaratan
Ziva "Aduh Sakit banget"
Fandy "Tuhkan kena, Lu sih ga hati-hati banget"
Ziva "Ya maaf"
Meskipun tangan sebelah kirinya terluka tak berarti Ziva menyerah begitu saja, Justru Ziva melanjutkan Panjatan nya supaya ia bisa masuk kedalam sekolahannya
Ziva berhasil turun dari panjatan pintu dengan satu luka di tangannya
Fandy "Coba Ziv gw liat lukanya, Parah engga? "
Ziva terpaksa boong dengan Fandy supaya Fandy tidak ngasih tau ke orangtuanya
Ziva "Tidak kok, Cuma kecil lukanya, Pake ludah sendiri juga langsung sembuh ini"
Fandy tidak percaya dengan omongan Ziva
Fandy "Ga percaya gw, Coba sini liat Lukanya"
Lalu Fandy melihat Lukanya Ziva di tangannya, Fandy syok saat melihat lukanya karena darahnya terus mengalir keluar, Fandy tidak mau orang yg ia cintai itu masuk ke rumah sakit
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sumber dari Google
Fandy "Buset lukanya Parah banget Ziva, Ini sih harus bawa ke Rumah sakit"
Ziva sangat tidak mau merepotkan Fandy, Fandy sudah banyak menolong dirinya jadi ia tidak perlu minta bantuan dari Fandy karena takut merepotkan Fandy Padahal aslinya Fandy tulus menolongnya
Ziva "Gausah Repot-repot Fandy, Biarin aja ntar sembuh sendiri kok"
(Didalam hatinya Ziva : Sembuh di Akhirat nanti)
Fandy "Sembuh sendiri bagaimana, Lukanya aja separah itu, Kalau kamu ga mau yaudah aku bawa kamu ke ruang Uks aja ya"
Akhirnya Ziva mau menyembuhkan lukanya di ruangan Uks
Ziva "Hmm yaudah deh aku mau sembuhin luka aku di UKS"
Fandy "Nah gitu dong, Kan enak di denger"
Saat mereka berdua berjalan menuju ke ruangan UKS tiba-tiba muncul Bu Guru keluar dari Ruangan Kelas mereka
"Fajar, Ziva, Kenapa kalian Telat lagi?" Ucap Bu Guru Matematika bernama Bu Fatimah
Fandy "Hah Fajar? Fandy Kali Bu"
Bu Fatimah "Eh, Iya kah? Tak dikira Namanya Fajar, Namamu sudah Diganti? "
Ziva "Engga Bu, Nama dia tetap Fandy mana ada Fajar, Dikirain Fajar Sadbor"
Fandy "Bukannya Sadboy ya? "
Ziva "Lah udah ganti ya Namanya? "
Bu Fatimah "Hey Hey Hey, Kok kalian ngaco gini sih ngomongnya, Bukannya dengerin omongan ibu malah kalian sibuk berduaan"
Ziva "Hehe, Sorry Bu, Lagian ibu yg mulai"
Bu Fatimah "Itu tangan kamu kenapa Ziva berdarah? Terluka? "
Fandy "Iya Bu, Tadi Ziva kena paku di pintu onoh, Kayaknya Ziva kena tetanus deh"
Bu Fatimah Syok saat melihat Tangan Ziva terluka, Seketika Bu Fatimah langsung mengajak Ziva ke ruang Uks
Bu Fatimah "Yaudah Mari ibu bawa kamu ke ruangan UKS supaya lukanya ga menyebar kemana-mana"