EPISODE 9

80 12 7
                                    

Pandawa serta ibunya kunti pun segera masuk ke desa raksasa itu untuk menemui dan melawan raja para raksasa yaitu hidimba,  "hidup rekodara", teriak raja raksasa lalu diikuti sahutan pengikutnya, "kak bhima mereka menyorakkan nama mu", kata arjuna berbisik.

Disisi lain durdara kini sedang memikirkan drupadi karna swayemwara akan dilakukan beberapa tahun lagi, "aku tidak bisa membayangkan drupadi di permalukan nanti", monolognya, "ah, aku akan meminta kepada ayah agar aku akan selalu menemaninya hingga peperangan itu tiba" wajah nya kian serius, lalu durdara pun segera pergi dari kamarnya menuju aula istana. Saat sampai disana ia melihat khrisna, "aku rasa dia juga sedang membicarakan pernikahan kakak nanti", ucapnya dalam hati.

"salam ayah", "ada apa durdara kau kemari", jawab drupada, "ayah, mengingat kakak akan segera menikah, dan aku juga tidak ingin meninggalkannya, aku ingin ikut dengan kakak saat kakak nanti menikah aku akan menjaganya", mohon durdara, mendengar itu drupada terkejut dan segera berdiri, " tidak bisa nak, kakak mu itu akan menjadi istri seseorang, dan kau tidak bisa ikut dengannya" nasihat drupada, "ayah aku mohon, aku akan belajar perang dengan kakak srikandi juga destradyumna agar aku bisa menjaga kakak, aku mohon", mohon durdara kali ini sambil melirik kepada khrisna, dan meminta bantuan agar ayahnya ini mau mengijinkannya. 

Khrisna yang melihat itu menggeleng pasrah, "biarkan dia menjaga tuan putri drupadi, raja drupada, karena nanti aku tidak akan bisa menjaga putrimu dari dekat dalam waktu cukup lama, jadi biarkan putri bungsu mu ini menjaga kakaknya, dan aku akan menjaganya dari jauh" ucap khrisna, durdara yang mendengar itu pun tersenyum senang, karena pasti ayahnya akan mendengarkan nasihat si khrisna itu daripada putrinya ini.

"baiklah, baiklah, tapi mulai besok kau harus belajar perang dengan kedua kakakmu itu, mengerti" ucap drupada, "baiklah ayah, terimakasih, aku akan memberitahu kakak kabar yang membuatku bahagia ini" ucapnya lalu pergi dari aula istana menuju kamar drupadi. "KAKAK!" teriak durdara, "ada apa durdara mengapa kau berteriak seperti itu, itu tidak sopan bagaimana kau nanti menikah" ucap drupadi, "maaf kakak, namun aku ingin memberitahu kabar bahagia yang aku dapatkan, dan juga kakak aku tidak akan menikah selama kau belum mendapat kan kebahagiaan mu" ucap durdara sambil merengut.

Drupadi yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "baiklah, kabar baik apa yang kau bawa hm, sehingga adikku ini sangat bergembira" ucap drupadi sambil tersenyum dan mengajak durdara duduk di kasurnya. "Kakak kau tau, aku senang sekali, ayah mengijinkan ku untuk ikut dengan mu meski kau sudah menikah nanti, walaupun untuk itu aku harus belajar perang dengan kakak srikandi dan kakak destradyumna mulai besok, tapi tidak papa aku sangat bergembira", ucap durdara dengan menggebu-gebu.

"kau seharusnya tidak boleh seperti itu durdara, kau juga harus bahagia disini, nanti kau juga harus menikah" kata drupadi sambil mengusap kepala durdara, "tidak bisa kakak, kau tau aku mengetahui yang akan terjadi kedepannya, aku harus melindungimu dari orang orang itu" kata durdara sambil menatap lurus dengan tatapan serius, "memang apa yang akan terjadi hm?" tanya drupadi, durdara yang mendengar pertanyaan itupun hanya diam enggan menjawab, "kau nanti akan mengetahuinya kakak, namun apapun itu aku akan selalu bersamamu" jawab durdara lalu memeluk drupadi, drupadi yang mendapat pelukan dari adiknya hanya bisa membalasnya saja tanpa mempertanyakan apapun lagi.

Srikandi yang masuk kedalam kamar drupadi dan melihat kedua adiknya yang sedang saling memeluk hanya tersenyum dan berjalan, "ada apa ini? apa aku sudah tertinggal sesuatu?" ucap srikandi lalu duduk di kasur menyusul mereka berdua, "ah durdara, ayah berkata kau ingin belajar berperang denganku juga destradyumna bukan?", tanya srikandi kepada durdara, "ah iya kakak, ayah sudah memberitahumu ternyata" jawab durdara, "ya tadi ayah memanggilku dan memberitahuku, kau akan latihan esok hari, jadi kau tidak boleh bangung siang mengerti?" ucap srikandi sambil mengelus rambut durdara, "iya, baiklah kakak", setelah itupun mereka masing masing menuju kamarnya dan segera beristirahat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSMIGRASI THE MAHABHARATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang