•••
Suara ayam berbunyi nyaring seperti nyanyian negeri dongeng. ENGGAK YA! SUARA AYAM NYARING PAKE BANGET!
Nadlyne yang masih terpejam, menikmati mimpi-mimpi masa depan dengan Edgar. Mimpi ini harus berakhir dengan cepat, dikira dia pengangguran apa?
Nadlyne menggeliat tertahan dan terbangun. Awalnya dia diam, merenung, melamun, ngelag. Lalu..
"BANGSAT CUMA MIMPI ANJING." teriaknya sembari merusak jejak air liur yang menggenang.
"HUEEE KA EDGAR."
•••
"Napa beb diem aja?" Reyna pun mencoba menghibur Nadlyne yang tak sekalipun beranjak dari bangku kelas. Padahal kelas sudah berakhir dari pukul 10 tadi. Setengah jam untuk melamun? Mending makan mie ayam lah.
"Anu, nt banget."
"Apaan?" Janice ikut nimbrung.
"Oh si cowok kemarin kayaknya." Janice terkekeh.
"Ha? Disakitin cowok kah? Mana cowoknya? Fakultas apa? Angkatan berapa? Berani banget! Minta digibeng. Udah dibilang cowok tuh ga bisa dipercaya. Sebelum disakiti, mending menyakiti dulu. Cowokkan ga cuma satu Lyn. Lain banyak, yang ganteng paras menawan juga banyak. Mau dikenalin fakultas apa? Pilih aja." cerocos Yiska mulai bersabda.
"Hueee anak its-"
"IH NADLYNE BODOH, ANAK ITS RATA-RATA NYAKITIN TAUU." selat Reyna dan Janice bersamaan.
"Lyn lupa ya hubunganku yang rancu sama Carvin?" peringat Janice.
Nadlyne teriak tak terima,"ENAK AJA GA GITU YA, DIA ITU POKOKNYA GA GITU. DIA ITU LELAKI BAIK, SHOLEH, IDAMAN MAMA. DAN YANG PENTING GA KAYAK CARVIN!"
"Ah masak iya?" Yiska berucap dengan raut menyebalkan.
"Ih iya."
Nadlyne pun menceritakan mimpi indah paginya kepada temannya.
•••
"Apa-apaan, ganteng doang ga bisa dimilikin." gumam Nadlyne yang terlihat sangat fokus akan foto yearbook angkatan 21, tepatnya kelas 12 IPA 1, lebih tepatnya lagi salah satu potret siswa dikelas ini. Netranya bergeser melihat quotes 'selesai'. Diatasnya terdapat identitas umum sipemilik quotes, Edgar Fragesta Haryasena.
Nadlyne memilih meningkatkan kegalauannya, daripada mengerjakan tugas matkul siang tadi. Berbagai quotes masa depan, galau, masa lalu, pencapaian, perjuangan lewat fyp tiktoknya, makin membuat Nadlyne terpuruk.
Safa mengechatnya ternyata.
Mama suka Papa
|kaa, mama sama papa gajadi main ke kosan kaka
|sekarang kami di Semarang
|maaf ya sayangoh yaudah|
mama papa hati-hati|
kaka sayang kalian|
Bulat sudah, mood Nadlyne menurun drastis. "Hueee kangen mama, uang papa juga." ringis Nadlyne.Nadlyne memang sekarang menjelma lebih anak kos pada umumnya. Mengatur keuangan agar mencapai masa tenggat, ya seperti biasanya tanggal muda uang menggunung, tanggal tua uang sepeserpun tak nampak. Super irit!
"Mo nurut papa di Depok, tapi sayang. Surabaya seganteng ini, apalagi penghuninya." cengir Nadlyne.
Nadlyne mendengar suara kamar kosnya diketuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaan Renung
Teen FictionTerpaan Renung Renung kendala? Renung dahulu? Renung segalanya? Atas kendali yang tak diberi Dijalani ditelusuri Mama, harusnya aku lewat jalur kiri! ••• ISENG! -GA JELAS -FIKSI (TIDAK ADA UNSUR MENYINGGUNG) -ga suka? jgn hujat pliss, mental miri...