written by; Sha
*
*
*
Fuck Buddies!
*
*
*
Disclaimer!
Tidak untuk pembaca dibawah umur!
Typo everywhere!
Abaikan time stamps!
*
*
*
⚠️WARNING HARSH CONTENT
PLEASE BE A WISE!⚠️
*
*
ChanBaek!
*Ribby tertegun menatap wajah angkuh Asher. Barusan itu bukan tawaran yang bisa Ribby tolak begitu saja. Apalagi Ia juga sedang kehausan ingin melakukan hardcore sex. Tapi untungnya Ribby masih ingat pada tujuannya datang kesana dan akal sehatnya masih berfungsi. .
"Ayana bukan cewek yang bisa sembarangan lo pake. Orangtua Zidan sama orangtuanya Ayana udah ketemu dan mereka juga udah ngobrolin soal pertunangan." ucap Ribby dengan nada lembut.
Asher mengernyit. "So?"
"Jadi mending lo nyerah aja, Ayana gak boleh."
"Lo datang buat ngerusak mood gue ya?"
"Asher! Gue serius.. kali ini aja, maklumin Zidan. Dia kayanya lagi sinting waktu ngajak lo taruhan."
"Jadi Zidan yang nyuruh lo kesini? Dia ngadu sama lo? Pfftt.. ternyata dia pinter juga." Asher tahu Zidan dan Ribby saudara sepupu, tapi Asher tidak tahu mereka berhubungan dekat sampai Zidan berani meminta tolong pada Ribby.
Asher tersenyum miring seraya melangkah untuk mengurangi jarak mereka.
"Okay, gue gak akan pake si Ayana. Tapi sebagai gantinya, lo harus disini gantiin dia." ucap Asher.
"Gue gak bisa, Sean di rumah nungguin." ucap Ribby sambil mundur beberapa langkah.
"Lo buru-buru kesini dan ninggalin Sean? Apa yang bikin lo mikir kalo gue bakal nurut sama lo?"
Ribby tersentak mendengar pertanyaan itu. Iya ya, kenapa dia merasa yakin Asher akan menuruti ucapannya?
"Gak mungkin kan lo berpikir kalau gue bakal nurut gitu aja sama omongan lo. Iya kan?" Asher semakin mendekat hingga tak berjarak, Ribby sudah tersudut pada dinding.
"Asher!"
"Say please.."
Ribby langsung merapatkan giginya, enggan menuruti permintaan lelaki di hadapannya.
"Gue bisa aja nurut sama lo." Asher mulai membelai pipi Ribby dengan lembut. "Kalau lo yang gantiin Ayana disini."
"Gak bisa, Asher."
"Daritadi lo bilang gak bisa, berarti lo mau kan?" Asher mengangkat dagu Ribby, berbicara tepat dia atas belah bibir lelaki cantik itu.
"Just say it."
Suara berat Asher membuatnya merinding, Ribby meneguk ludah, matanya bergerak gelisah. Jujur saja Ia mulai tergoda. Terlebih Ia mencium aroma dari napas Asher yang sangat menyegarkan, membuatnya ingin mencium lelaki itu, sepertinya Asher baru saja selesai mandi.
"Asher, gue—"
Ting
TongAsher tersenyum, tamu yang memang Ia tunggu itu akhirnya datang.