written by; Sha * * * Fuck Buddies! * * * Disclaimer! Tidak untuk pembaca dibawah umur! Typo everywhere! Abaikan time stamps! * * * ChanBaek! *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Asher membuang napasnya kasar sesaat setelah Ia selesai merapihkan barang-barangnya. Ia lalu duduk di tepi kasur, mengedarkan pandangan untuk memeriksa ulang tatanan barangnya. Kemudian sorotnya terhenti pada meja belajar milik Ribby.
"Sejak kapan dia suka bunga?" selesai bergumam Ia langsung menggelengkan kepala.
Merasa berkeringat, Asher pun membersihkan diri, Ia mengerjap melihat peralatan mandi milik Ribby yang berantakan di atas westafel. Lantainya juga masih sedikit basah. Asher tebak Ribby pasti baru selesai mandi tadi.
"Kebiasaan!"
Lagi, Ia menggelengkan kepala. Hendak merapihkan semua itu namun urung saat sadar. "Ngapain gue rapihin, dih.."
Melengos ke bilik shower, mulai membersihkan dirinya di bawah guyuran air dingin.
Selang beberapa menit, Ia-pun selesai, menatap wajah nya di pantulan cermin sebentar, kemudian keluar dari kamar mandi.
Bahunya tersentak saat melihat sosok yang paling tidak ingin Ia temui sudah kembali dan duduk di tepi kasur.
Ini akan sedikit canggung, Asher tahu.
Menghindari kontak mata, Asher memilih duduk di kursi menghadap komputer. Tadi Ia sengaja tidak memasang seluruh kabel untuk disituasi seperti ini, agar sekarang Ia punya sesuatu untuk dikerjakan.
Sementara Ribby memainkan ponselnya, bersandar pada sandaran kasur. Ia sedang bertukar pesan dengan Sean. Tentu saja membicarakan Asher dan meluapkan unek-uneknya.
"Ahk!" Asher memekik tiba-tiba, merasakan sakit di jarinya yang terjepit laci. Sial sekali, memalukan.
Pekikan Asher tadi sempat membuat Ribby meliriknya, tapi hanya beberapa detik Ribby kembali fokus pada ponsel.
Berkat kegiatan yang Asher lakukan, ruangan itu jadi tidak terlalu sunyi. Sebab Asher juga menyalakan musik yang tidak terlalu kencang tapi cukup nyaman di dengar.
Tok Tok
Keduanya tersentak bahu, kemudian saling tatap dengan kernyitan dahi.