15 - Plot twist

41 6 0
                                    

Mohon memberikan dukungannya....







Esoknya seperti yang Hans jadwalkan tiba-tiba Tristan mengadakan konferensi pers dan membuat semua pihak terkejut bukan main. Padahal pria itu harusnya sudah mendekam di penjara lalu kenapa tiba-tiba malah mengadakan konferensi pers? Tentu saja publik merasa muak dan emosi karena nyatanya dia belum dijebloskan ke jeruji besi. Menjadi tersangka kasus pelecehan membuat Tristan sangat dibenci oleh semua orang. Bahkan banyak orang yang menginginkan Tristan cepat mati.

"Saya tidak akan membuang banyak waktu dan akan langsung to the point saja..."

Salah satu stasiun TV menyiarkan Tristan dan tentu saja stasiun TV tersebut dibayar dengan mahal oleh Hans. Sedangkan pria itu hanya akan duduk dan menyimak saja jalannya konferens pers di rumah mewahnya dan dia pastikan jika hari ini Julian akan hancur di tangannya. Hans tersenyum miring sambil menyesap alkohol dan kondisi hidungnya yang patah sudah jauh lebih membaik.

"Saya memang merupakan tersangka kasus pelecehan seksual tapi seseorang malah menculik saya sehingga saya tidak jadi dijebloskan ke dalam penjara..."

Hans mulai menyeringai dan dia tidak sabar agar Tristan segera mengatakan semuanya. Dia ingin Julian segera bangkrut dan agensinya itu hancur berantakan. Kalau sudah hancur kan akan sangat mudah Hans mengakuisisi agensi Julian. Sepertinya kedengkian Hans semakin merajalela karena dia mengingikan semua hal yang dimiliki Julian, termasuk Tania.

"Saya diculik oleh tuan Hans Howard dan dipaksa mengadakan konferensi pers ini supaya Pak Julian Sagara di fitnah hingga dia hancur" ucap Tristan menambahkan.

Senyum Hans yang lebar hilang begitu saja saat Tristan mengatakan hal yang tidak sesuai yang disuruh. Kenapa dia malah jadi seperti ini dan mengacaukan rencana yang sudah disusun dengan apik oleh Hans? Dengan emosi yang besar Hans memecahkan gelas wine sampai hancur dan tangannya berdarah sangat banyak.

"Bangsat kenapa dia malah bilang begini? Kenapa dia tidak mengatakan apa yang sudah direncanakan hahh???" Ucap Hans marah besar.

"Kami tidak tahu tuan... kami akan segera menghentikan konferensi pers ini sebelum dia mengatakan sesuatu yang aneh..."

Anak buah Hans dengan buru-buru menghubungi stasiun TV dan menyuruh siaran segera diputus. Sedangkan di ruang konferensi pers tiba-tiba saja anak buah Julian mendobrak pintu siaran dan menghajar anak buah Hans secara membabi buta. Situasi ini sungguh membuat kaget dan tidak bisa diprediksi.

"Anj*ng kenapa jadi berantakan begini!!"

Salah satu anak buah Hans mengumpat saat anak buah Julian kian merajalela menyerang. Tak lama Tristan segera meninggalkan ruang siaran sambil menyeringai menakutkan. Ketika sampai di mobil, pria itu segera membuka topengnya. Ternyata dia adalah Reynand yang telah menyamar menjadi Tristan dan mengacaukan rencana apik Hans dengan sangat mulus. Sungguh licik sekali namun lihai seperti belut!

Di satu sisi, Julian dengan santai tetap bekerja di kantor. Tak lama ponselnya berdering ternyata itu merupakan panggilan dari Hans. Dengan wajah yang angkuh pria itu segera mengangkat telepon dari rival abadinya yang saat ini pasti sedang marah besar. Sudah Julian bilang kan kalau dirinya bukan lawan yang mudah dan bisa dihancurkan dengan mudah oleh Hans.

"Ketololan lo kayaknya gak ada habisnya ya Hans" ucap Julian menghina.

"Bangsat lo ya!!! Dimana lo bawa Tristan, brengsek!!!" Hans marah-marah di seberang sana.

"Kenapa lo obsesi banget sama Tristan? Apa segitu pengennya lo hancurin gue? Oh tapi sorry gue gak semudah itu buat dihancurin sama lo!" Ucap Julian semakin membuat darah Hans mendidih.

"Anj*ng!!"

Umpatan Hans membuat Julian tertawa terbahak-bahak lalu dia menutup teleponnya begitu saja dengan puas. Tak lama Reynand sampai di ruangan Julian untuk melaporkan situasi apa yang terjadi saat ini. Tentu saja Julian merasa bangga karena Reynand kembali bisa diandalkan dengan baik.

"Dimana bedebah gila itu sekarang?" Tanya Julian tanpa basa-basi.

"Kami sudah membunuhnya tuan... saat dia berangkat menuju ruang siaran anak buah kami menyeretnya paksa, dia sudah mati dan jasadnya sudah bersatu dengan abu saat ini" ucap Reynand dengan wajah bengisnya.

"Ha ha kau memang bisa diandalkan Rey! Inilah performamu yang ku harapkan selama ini, tolong atur pula pertemuan rahasiaku dengan Mahadewa dan pastikan Hans tidak tahu soal ini!"

Reynand membungkuk dengan sopan dan siap menjalankan rencana selanjutnya. Satu hal yang pihak Hans tak tahu, kalau Reynand menempelkan alat perekam di saku salah satu anak buah Hans. Salah satu anggotanya memasukan alat perekam yang sangat kecil saat anak buah Hans berada di Bali kala itu. Semua percakapan mereka didengar Reynand sehingga dia dan timnya bisa melakukan sebuah rencana yang mulus tanpa hambatan.

Reynand tidak mau lagi membuat Julian kecewa dan dia pun merasa malu karena sudah dua kali membuat kekacauan. Dengan wajah datarnya Reynand memberikan arahan pada anggotanya lagi....





**********






Beberapa hari kemudian ketua ingin bertemu dengan Hans dan Julian di kediamannya. Tentu saja Julian mau tak mau harus hadir meskipun setibanya disana Hans menatap Julian seperti seorang pembunuh. Dia emosi bukan main karena gagal dalam menghancurkan Julian, apalagi Julian menatapnya dengan tatapan penuh ejekan.

"Aku tak mau berbasa-basi apa hasil yang sudah kalian dapatkan selama ini?" Tanya Ketua tampak tidak sabar.

"Saya sudah mendapatkan informasi kalau presiden yang dilantik saat ini mempunyai hubungan yang kurang baik dengan wakil presiden...." ucap Julian penuh percaya diri.

"Hm... lalu apa yang sudah kamu dapatkan sejauh ini Hans?"

"Keretakan hubungan antara presiden terpilih dan wakilnya disinyalir hanya gimmick ketua..."

Julian menaikkan alisnya saat Hans berkata seperti itu. Tidak mungkin anak buahnya salah informasi tapi kenapa hasil penyelidikannya berbeda dengan yang Hans dapatkan? Ini membuatnya bingung hingga Julian mengepalkan tangannya diam-diam.

"Apa ini? Kalian mendapatkan hasil penyelidikan yang berbeda?" Ucap Ketua heran.

"Saya akan menyelidikinya lebih lanjut ketua..." Julian menimpali.

"Makanya kalau punya anak buah yang pinter dikit jangan bego!!" Ucap Hans membuat Julian kesal.

"Apa lo bilang? Minimal lo yang berkaca diri ya sialan!!" Julian mulai tidak bisa menahan emosinya.

"Ya kita buktiin aja nanti siapa yang kerjanya bener!!"

Hans mulai berwajah petantang-petenteng lagi padahal informasi yang dia dapatkan pun belum tentu benar. Julian hendak menarik kerah Hans namun Ketua menghentikan keributan ini.

"Kalau kalian masih ribut seperti ini mungkin lebih baik kalian mati saja!!" Ucapnya dengan suara dingin.

Julian menghela nafas panjang dan mencoba bersabar. Sedangkan Hans hanya tersenyum miring sangat menyebalkan. Sebenarnya Hans sendiri tidak yakin informasi yang di dapat anak buahnya benar tapi dia sedang memainkan trik psikologis agar Julian meragukan kinerja anak buahnya. Kalau sudah ragu tentu saja akan lebih mudah membuat segalanya menjadi kacau.

"Maafkan kami ketua... " ucap Julian mengalah.

"Kau juga Hans... jangan membiasakan diri memancing amarah Julian di hadapanku" Ketua menegur Hans.

"Baik ketua saya minta maaf..."

Julian tersenyum miring saat Ketua menegur Hans, entah kenapa dia merasa puas saat melihat Hans yang dimarahi. Sepertinya situasi antar keduanya makin memanas hingga dengan sopan baik Julian maupun Hans undur diri dari kediaman Ketua.

"Bekerjalah yang baik dan jangan sampai aku mendengar kabar kalau kalian satu sama lain ingin menjatuhkan pihak lawan dengan licik, ingat aku mendidik kalian bukan untuk menjadi sosok yang culas!!" Ucap ketua menutup pertemuan ini dengan dingin.




Bersambung......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sugar Baby Mr. SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang