13 - Meet the new guy

219 12 4
                                    

Mohon memberikan vote nya kalau gak mau kasih vote menyingkir dulu yaa...





Hans dengan sengaja menabrak bahu anak buah Julian sampai ponsel pemuda itu terjatuh hebat. Alhasil ponselnya rusak bahkan tak bisa digunakan lagi, jelas Hans melakukan hal ini agar anak buah Julian tidak melaporkan pertemuan dia dan Tania pada hari ini. Dia akan mengorek banyak informasi dari Tania atau lebih baik lagi kalau Tania jatuh pada pesonanya. Hans sangat percaya diri karena dia merasa dirinya tampan dan bermulut manis tidak seperti Julian yang kasar. Hans tidak sabar membuat Julian desperate karena sebagian dirinya merasa puas kalau Julian kalah.

Dengan senyuman semanis mungkin Hans menghampiri Tania yang sedang bermain air di pantai. Pria itu akan melakukan sebuah pendekatan yang dibuat-buat dan tidak alami. Hans sudah menyiapkan banyak hal termasuk bersikap dengan baik pada seorang wanita.

"Maaf mengganggu nona sejak tadi saya memperhatikan anda bolehkah saya berkenalan? Apakah anda sedang melakukan solo traveling? Karena saya pun saat ini sedang berlibur sendiri dan kesepian..." ucap Hans selembut mungkin.

Tania sedikit kaget karena ada seorang pria tinggi dan tampan tiba-tiba mengajaknya bicara. Raut wajah Hans terlihat ramah tapi di balik itu semua dia adalah sosok yang manipulatif. Tania sedikit bingung karena mengingat Julian. Sugar daddy nya itu pasti tak suka Tania berdekatan dengan pria lain, tapi berhubung Julian tak ada mungkin tak ada salahnya juga Tania sedikit mengobrol.

"Ya.. saat ini saya sedang berlibur sendirian, ah ya nama saya Tania.." ucapnya sangat polos dan bodoh.

"Saya Hans... senang berkenalan dengan anda... oh ya saya tahu tempat-tempat berkesan di pulau Bali, mau ikut bersama?"

Tania ragu dan dia menatap sekelilingnya namun ternyata anak buah Julian sudah tidak ada. Pria di depannya ini jelas orang asing tapi Tania merasa pemuda tersebut cukup ramah dan mungkin saja Hans bisa membantunya pulang ke Jakarta. Sementara itu Bara yang ponselnya rusak sedang pergi sejenak ke tempat service center karena harus segera menghubungi Julian. Ini adalah hal yang genting karena musuhnya itu sudah mulai mendekati Tania.

"Memangnya ada tempat lain yang bisa dikunjungi?" Tanyanya antusias.

"Ha ha tentu saja... kita bisa pergi ke Uluwatu atau Jimbaran bahkan sejenak kita bisa pergi ke pusat oleh-oleh Krishna untuk berbelanja.." Hans tersenyum sambil memamerkan lesung pipinya.

"Uhm... baiklah sepertinya tidak buruk juga jika aku sedikit jalan-jalan..."

Bingo! Hans sudah merasa kalau Tania itu hanya gadis yang polos dan mudah didekati. Tentu saja pertemuannya dengan Tania pada hari ini harus memberikan kesan yang baik. Untuk sementara Tania harus merasa nyaman dulu dan menganggapnya seorang teman. Kalau sudah nyaman kan bisa saja Tania dibuatnya jatuh cinta.

"Kamu gak akan menyesal Tania... bolehkan aku memanggil namamu?"

"Dengan senang hati Hans..."

"Yes call me Hans..."



**********



Selama dua jam lamanya Bara memperbaiki ponsel tapi tak kunjung membuahkan hasil. Karena sudah tak ada waktu akhirnya dia memutuskan untuk membeli ponsel baru dan mentransfer datanya dari ponsel lama. Dia harus segera menghubungi Julian dan meminta supaya ada tambahan bodyguard di Bali karena rival tuannya itu sudah terjun langsung untuk mendapatkan perhatian Tania. Bara takut Hans melakukan hal yang tidak-tidak pada Tania.

"Tuan saya punya kabar yang buruk..." ucapnya langsung mengabari Julian setelah membeli ponsel.

"Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi? Dimana Tania sekarang?"

"Nona Tania tadi mengobrol bersama Tuan Hans.. saya baru bisa mengabari anda karena ponsel saya rusak.."

Julian di seberang sana hanya diam namun menghela nafas panjang. Baru saja masalah datang tadi malam kini masalah lain kembali hadir hingga membuat otaknya pusing bukan main.

"Sekarang dimana Tania?" Tanya Julian menahan emosinya.

"Saya telah kehilangan jejaknya tuan... saya rasa Tuan Hans sudah membawanya pergi"

"Bodoh sekali!! Cari sekarang sampai dapat karena aku akan kembali ke Bali!"

Dengan takut pemuda itu segera mencari keberadaan Tania. Meski saat ini dia tak tahu keberadaan wanita itu tapi secepat mungkin dia mencari dengan bantuan GPS dan alat-alat pelacak lainnya. Bara lebih takut mendapatkan hukuman Julian untuk saat ini apalagi bosnya itu manusia setengah iblis.

Sementara itu Julian memijat keningnya karena dia lelah. Sejak semalam dia belum sempat istirahat karena bolak-balik Jakarta Bali dan kini dia harus kembali kesana karena Tania dalam bahaya.

"Tuan biarkan kami saja yang mencari nona Tania dan anda menunggu disini.. anda terlihat pucat dan harus segera beristirahat" ucap salah satu anak buahnya cemas.

"Aku akan pergi ke Bali dua jam lagi dan kerahkan pasukan sekarang juga untuk pergi kesana dan mencari Tania!!"

Anak buah Julian langsung bergerak saat mendapatkan komando. Sedangkan Julian harus mengumpulkan energi dulu, dia butuh tidur walaupun hanya dua jam saja. Julian tidak mau mati muda dan tertidur di kursi kerjanya dalam keadaan duduk. Pria itu mau tak mau untuk saat ini harus percaya pada anak buahnya meski berkali-kali mereka telah membuat suatu kesalahan.



**********




"Ya ampun lucu banget..."

Tania membeli banyak pernak-pernik di pusat oleh-oleh Bali. Dia merasa sangat bersyukur mengenal Hans karena pemuda jangkung itu memberinya banyak pengalaman tak terlupakan. Selama ini Tania tak pernah berlibur apalagi pergi ke Bali karena hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja dan membayar hutang pada rentenir.

"Jangan lupa beli gantungan ini juga katanya bisa menangkal mimpi buruk" ucap Hans memberinya sebuah gantungan estetik.

"Makasih Hans... hari ini sangat menyenangkan..." ucap Tania dengan senyum lebar.

"Sama-sama Tania... syukurlah kalau kamu senang"

Mereka berdua sudah mendatangi tiga tempat sekaligus pada hari ini hingga tak terasa waktu sudah malam. Karena lapar Tania pun memutuskan makan malam di hotel tempat dia menginap dan Hans pun setuju. Keduanya terlihat akrab padahal baru pertama bertemu dan Tania makan dengan lahap karena energinya banyak terkuras habis seharian.

"Tania ayo pulang...."

Tiba-tiba suara dingin menusuk hadir disana dan ternyata Julian sudah sampai Bali. Setelah anak buahnya mengabari dimana Tania berada, Julian tidak mau membuang banyak waktu dan segera berangkat ke Bali dengan jet pribadi. Tentu saja Julian sangat marah saat ini karena musuh bebuyutannya mulai mengusik Tania. Namun Julian sedang lelah karena kurang istirahat sehingga dia berusaha mengendalikan emosinya.

"Hm... aku lapar bolehkah aku habisin dulu makanannya?" Tanya Tania dengan polosnya.

"Aku tunggu..."

Julian segera duduk di sebelah Tania sedangkan Hans duduk di depan Tania. Mereka hanya saling menatap penuh kebencian dan sesekali Hans tersenyum miring menghina.

"Tania siapa dia?" Tanya Hans pura-pura tak kenal.

"Ini...."

"Jangan main-main ya bangsat!!"

Julian berdiri dan meraih kerah Hans dengan kasar, dia tidak mampu lagi membendung amarahnya hingga dengan kekuatan penuh dipukulnya Hans sampai terpental. Tania berteriak karena keributan ini hingga salah satu anak buah Julian membawanya pergi ke mobil.

"Gue gak pernah main-main sama lo!" Ucap Hans berusaha membalas.

"Lo udah ngusik hidup gue berkali-kali dan gue pastiin lo cepet mati ya anjir!"

"Emang lo bisa bunuh gue? Dari dulu lo ngebacot mau bunuh gue tapi kagak ada hasil tuh!!"

Julian memukul kaki Hans namun pria itu berhasil menepisnya. Bahkan Hans berhasil membalas dengan memukul perut Julian kasar. Tak tinggal diam Julian memukul hidung Hans sampai patah dan pihak manajemen hotel pun datang memisahkan mereka berdua.

"Jangan membuat keributan di hotel kami!!"



Bersambung.....

Sugar Baby Mr. SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang