Mohon memberikan dukungannya.....
Nyonya Alisa terus menangis karena puterinya sudah satu minggu tak juga pulang ke rumah dan memberinya kabar. Tania hilang seperti ditelan bumi dan hal itu membuat Nyonya Alisa cemas bukan main. Dia takut sesuatu terjadi kepada anak gadis semata wayangnya itu. Bahkan wanita tua itu sudah berjalan sejauh 12 km demi mencari puterinya yang hilang begitu saja. Sungguh malang sekali Nyonya Alisa....
Nomer ponsel Tania tidak juga dapat dihubungi hingga dengan tangisan yang memilukan Nyonya Alisa bersimpuh di jalan. Wanita tua itu tidak tahu harus bagaimana, belum lagi kepalanya pusing dan hampir pingsan namun seseorang menolongnya.
Seorang pria misterius membawa Nyonya Alisa masuk rumah sakit. Ternyata dia adalah Noah yang merupakan salah satu anak buah Julian. Dia sendiri mendapatkan tugas dari Julian untuk memberi Nyonya Alisa uang yang banyak. Meskipun Noah merupakan anak buah Julian yang kejam, anehnya dia merasa sedikit simpati kepada ibunya Tania.
"Bagaimana keadaan pasien dok?"
Setelah dokter memeriksa keadaan Nyonya Alisa, Noah segera bertanya. Kondisi Nyonya Alisa yang sudah tua dan sakit jelas bukan hal yang sepele. Terlebih Noah sendiri mempunyai ibu yang juga sakit-sakitan di rumah.
"Nyonya Alisa hanya stres dan kelelahan tolong jaga kondisinya ya.." ucap dokter singkat
Tanpa mengatakan apapun, Noah menunggu Nyonya Alisa yang tertidur. Dia menunggu wanita tua itu sampai bangun karena harus memberikan uang satu koper atas bayaran Tania telah memuaskan Julian. Sedangkan gadis muda itu jelas tidak bisa pergi kemana-mana dari kediaman Julian. Dia sudah resmi menjadi pelacur Julian meskipun Tania tak mau.
"Maaf anda siapa?" Nyonya Alisa bangun dalam keadaan bingung.
"Saya kenalan Tania dan disini saya mau menyerahkan uang untuk anda nyonya, ini titipan dari Tania dan saya berharap anda menggunakan uangnya sebaik mungkin" ucap Noah panjang lebar.
Nyonya Alisa terkejut dan berusaha duduk meski Noah mencegahnya. Wanita tua itu sedang sakit dan lebih baik tetap dalam kondisi berbaring.
"Dimana anakku? Dimana Tania?"
"Dia baik-baik saja nyonya... Tania berpesan supaya uang ini dipakai untuk membayar hutang dari para rentenir dan sisanya boleh digunakan untuk biaya hidup anda sehar-hari"
"Apakah Tania dalam kondisi sehat?" Tanya Nyonya Alisa masih penasaran.
"Tentu saja... Tania sudah sukses dan mempunya uang yang banyak"
***********
Tania hanya melamun seharian di kamar dan dia tidak memakan apapun dari pagi. Wanita itu sangat pucat dan air matanya sudah habis. Dia sungguh tidak sudi harus tinggal disini bersama pria gila psikopat. Dia ingin pulang ke rumah dan tinggal bersama ibunya lagi. Tak lama Julian pulang dari kantor tepat pukul 6 sore dan mendatangi Tania di kamar sambil menatap wajah Tania dengan angkuh. Sedangkan Tania terlihat mengepalkan tangannya karena begitu membenci Julian.
"Turunlah kita makan bersama!" Ucap Julian memerintah.
"Aku gak lapar, kamu makan aja sendiri!!" Ucap Tania ketus.
Julian memangku tangan dan menatap wajah Tania dengan tatapan yang mengerikan. Ditatap seperti itu jelas saja dia takut, belum lagi Julian memegang kedua pipi Tania dengan kasar.
"Kamu menantangku gadis kecil??" Tanya Julian mengerikan.
"Lepasin sakit!!"
"Turun ke bawah sekarang juga kita makan bersama!!"
"Aku gak mau makan bersama orang jahat sepertimu brengsek!!" Ucap Tania melontarkan kata-kata kasar.
Julian kesal dengan Tania yang mulai lagi memberontak. Dia pikir setelah berhasil menjebol keperawanan gadis itu, Tania akan sedikit melunak. Namun ternyata Julian salah... dia memang harus bersikap lebih tegas lagi agar Tania jadi gadis penurut. Tak lama Julian menarik tangan Tania kasar hingga mereka mulai menuruni tangga dan tiba di ruang makan. Para maid sudah menunggu dengan sopan disana dan Julian mendorong Tania supaya segera duduk. Pria itu sangat tidak suka dibantah namun Tania tidak juga menyerah. Wanita itu melempar piring berisi nasi dengan kasar yang sudah disiapkan maid sampai pecah. Tak lupa dia juga melempar gelas kaca yang berisi jus jambu hingga jatuh berceceran. Makanan itu terlihat berserakan hingga para maid segera membersihkannya. Sungguh Tania sangat membenci Julian dan tidak sudi makan bersama dengan pria itu.
"Wanita sialan!! Beraninya kamu membuatku marah!!" Ucap Julian murka.
Julian segera menyeret rambut Tania kasar sampai wanita itu berteriak histeris. Dia membawa Tania ke kamar mandi dan berniat untuk menghukum wanita itu. Julian akan mengunci Tania semalaman dan berpikir Tania memang harus didisiplinkan. Julian tak menyangka jika Tania sekeras kepala itu.
"Belajarlah jadi gadis yang baik dan penurut atau aku akan membiarkanmu mati kedinginan di kamar mandi!!"
"Kalau begitu aku lebih suka mati disini daripada jadi jalangmu sialan!!"
Tania meludah tepat di wajah tampan Julian dengan sangat berani. Lalu pria itu mulai emosi lagi dan dengan gilanya mulai mencekik leher Tania sampai wajah Tania membiru. Namun wanita itu tidak melawan sama sekali karena memang memilih mati daripada harus hidup bagai di neraka bersama Julian.
Julian melepaskan cekikannya dan meninggalkan Tania seorang diri di kamar mandi yang dingin. Tak lupa pria itu mengunci kamar mandi tersebut dan tak peduli kalau Tania harus sakit karena kedinginan. Gadis itu harus dihukum karena berani bersikap kurang ajar padanya.
Tania merasa lehernya sangat sakit dan dia bersimpuh di kamar mandi. Sejak pagi Tania belum makan dan malam ini dia harus mendekam di kamar mandi. Sepertinya gadis itu sebentar lagi akan sakit kalau begini terus.
***********
"Kau memutuskan tinggal di Indonesia setelah sekian lama betah di Norwegia?"
Hans mendatangi kediaman ketua dan meminta izin supaya bisa kembali ke Indonesia. Meski sudah tinggal selama bertahun-tahun lamanya di luar negeri namun Hans merindukan kampung halamannya. Dia merasa sudah cukup menjalankan perinta ketua dengan tinggal di Norwegia selama 5 tahun lamanya.
"Betul ketua... saya ingin di Indonesia saja dan membantu ketua.." jawab Hans dengan penuh kesopanan.
"Hahaha... kau memang sangat handal dalam bermain kata, sejak dulu kau sudah menjadi anak buah kesayanganku jelas aku tak bisa menolak permintaanmu itu" ucap ketua sambil meminta rokoknya agar dinyalakan.
Hans senang akhirnya dia bisa tinggal lagi di Indonesia. Meski hidup makmur di Norwegia namun tetap saja Hans beranggapan tinggal di Indonesia adalah yang terbaik. Seperti kata pepatah lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang.
"Terimakasih ketua... "
"Akan sangat membuatku senang kalau kau mau membantu Julian agar memata-matai istana... kau tahu kan presiden sebentar lagi akan kehilangan tahtanya dan inilah saat yang tepat untuk masuk ke pemerintahan yang baru dan menguasai negara ini"
"Tapi saya rasa Julian tak mau mendapatkan bantuan dari saya ketua... seperti yang anda lihat dia menganggap saya musuhnya"
"Kalau begitu mudah saja, tinggal mengadakan sebuah kompetesi pada kalian berdua dan kalian bisa membuktikan seberapa besar kemampuan kalian dalam menghadapi istana" ucap ketua santai.
"Apa anda sudah mengatakan hal ini pada Julian?" Tanya Hans ingin tahu.
"Tentu saja belum, tapi aku akan segera bertemu Julian"
Hans mematikan rokoknya dan mulai mengganti dengan yang baru. Ini adalah persaingan yang sangat menarik dan Hans tidak sabar melihat wajah Julian yang tampak kesal karena tugasnya ada yang menyabotase.
Meski terlihat bodoh presiden saat ini memang sangat licik dan tidak bisa tunduk pada ketua......
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/360422865-288-k494568.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Mr. Sagara
RomanceTania Margareth harus terjebak bersama seorang lelaki dingin setengah psikopat. Baginya Tania hanyalah sebuah barang yang dia beli dengan uang. Ironisnya Tania hanyalah seorang gadis polos yang jatuh cinta dengan pesona Julian Sagara