176.

227 29 2
                                        


"Yo, semua! Maaf lama!" seru seorang gadis yang berlari kencang menuju arena ujian Chunin. Tangan kanannya melambai penuh semangat. Semua mata langsung tertuju padanya, kecuali Gaara si Pasir, yang tetap tak terpengaruh. Gadis itu berusia sekitar tiga belas tahun, memiliki rambut merah panjang yang menjuntai indah di punggungnya. Mata kanannya ditutupi eyepatch hitam, menyembunyikan sesuatu yang misterius. Ia mengenakan blazer rose gray yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan sepatu ninja berhak tinggi putih setinggi 4 cm yang tampak tak biasa untuk seorang shinobi. Ya, dia adalah Naruko Uzumaki, yang baru-baru ini mengubah penampilannya yang tomboy menjadi lebih feminin. Rambutnya kini dibiarkan tergerai dan-siapa sangka-dia memakai rok! Semua ini akibat kalah taruhan dengan Zabuza. Sampai usianya melewati 14 tahun, Naruko harus mengenakan rok sebagai hukuman.

"...Naruko? Wah, kau... pakai rok?" Shikamaru menatapnya dari ujung kaki hingga kepala, alisnya terangkat keheranan. Dalam hati, ia sedikit terpesona dengan penampilan barunya. 'Rambutnya ternyata panjang sekali. Selama ini, dia selalu mengikatnya rapi. Apa dia tidak kesulitan bertarung dengan rambut sepanjang itu dibiarkan tergerai?' pikirnya, sedikit khawatir.

Naruko menyeringai, memamerkan deretan giginya yang putih. "Iya, sesekali tampil beda itu seru! Lagipula... ini hari istimewa," ujarnya, membusungkan dada sambil mengibaskan rambut merahnya yang panjang. Matahari memantul di helaian rambutnya, membuatnya berkilau di bawah sinar.

"Wah! Nee-chan cantik sekali, ttebayo!" teriak Naruto dengan mata berbinar. Ia memandang kakak kembarnya dengan penuh kekaguman. Meski selama ini ia tahu Naruko itu manis, ia tak pernah menyangka pakaian sederhana bisa membuatnya terlihat begitu anggun. Meski tetap bagi dan dimata Naruto tidak ada yg lebih cantik dan manis dari Haruno sakura-nya yg sempurna.

"Hahaha... Tentu saja! Ini aku, Naruko Uzumaki!" Dengan gaya percaya diri yang khas, Naruko tidak pernah menahan diri ketika dipuji. Ia malah semakin sombong. "Oh ya, chikkibatto mana?" tanyanya sambil memutar leher, matanya menyapu sekeliling.

Shikamaru mengerutkan kening mendengar istilah yang tidak asing itu. "Chikkibatto...? Maksudmu, Sasuke?" tanyanya dengan nada bingung. 'Serius? Dia masih memakai julukan ejekan itu pada Uchiha di acara formal seperti ini?' pikirnya sambil menggeleng pelan. 'Apa dia tidak pernah berubah sejak akademi?'

"Ya, siapa lagi?" balas Naruko, menatap Shikamaru seolah-olah ia baru saja mengatakan sesuatu yang sangat bodoh.

"Oh benar! Di mana Sasuke?" Naruto ikut-ikutan celingak-celinguk, mencari-cari sosok rival sekaligus teman setimnya itu. Tapi, tidak ada tanda-tanda kehadirannya di mana pun.

"Entahlah, dia tidak muncul sejak tadi," jawab Shikamaru sambil menguap malas, matanya setengah tertutup karena bosan menunggu.

"Mungkin dia sengaja mau tampil keren dengan muncul di akhir," dengus Naruko sambil melipat tangan di depan dada. Wajahnya tampak kesal, namun matanya mengisyaratkan kekhawatiran yang ia sembunyikan. 'Dasar tukang cari perhatian,' pikirnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ia cemas. 'Apa mungkin terjadi sesuatu? Orochimaru...? Tidak, tidak mungkin. Sasuke kan sedang bersama Kakashi-sensei,' pikirnya.

=====

"Hei, kalian yang di sana!" suara bariton Genma Shiranui memecah percakapan mereka. Sang wasit, dengan sebatang senbon di mulutnya, melirik ke tiga anak 13 yg berbicara dari tadi. "Tegakkan dada kalian dan tunjukkan wajah pada para penonton! Kalian semua adalah bintang di babak final ini," ujarnya tegas.

Naruko mendongak dan memandang sekeliling. Tiba-tiba, ia merasakan chakra yang sangat familiar, namun sengaja disamarkan dengan hati-hati. Chakra itu terasa berbahaya, seperti kabut hitam yang menyelinap tanpa suara. Berkat latihan keras dan ketajaman sensornya yang terasah, Naruko kini mampu mendeteksi chakra dari jarak yang lebih luas dan dalam.

Naruko Uzumaki_ [slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang