Chapter 4

54 48 2
                                    

~Senyuman yang hilang"

"Ternyata,lebih baik dia bersama dengan orang lain,walaupun aku  melihat senyumnya untuk orang lain,tapi aku masih bisa melihat senyumannya"

°
°
°

Sebelum memulai acara,Riko bersama anggota band nya melatih kembali keterampilan mereka dalam bernyanyi.

Walaupun band mereka mempunyai banyak pengembar karena keterampilan vokal mereka yang sangat hebat,namun tetap saja,Riko dan teman temannya tidak ingin ada kesalahan sedikit pun dalam acara penting Athar.

"Kita ulang sekali lagi!"sentak Zean berbalik badan menatap teman temannya,dengan tatapan datar.

"Bentar deh,Arrel baru keluar"sahut Aska sudah siap dengan drum di depannya.

"Arrel!"teriak Riko berkacak pinggang.

Arrel berlari sambil menenteng jas hitam,"Sabar anjir,jas gue ketinggalan!"sentak Arrel menaiki panggung sambil membawa gitar,tidak lupa menyugarkan rambutnya di depan Riko.

"Sok kegantengan lu"cibir Riko.

Athar menggenakan setelan jas putih sambil bercermin,melihat ketampanannya.Ia tersenyum tipis,sebab hari yang ia tunggu akhirnya tiba.

Senyum lebarnya itu memudar seketika,karena teringat perkataan Runa.Antara ingin percaya atau tidak,ia benar benar tidak tahu.

"Buruan Athar,acaranya udah dimulai!"sentak Riko menarik lengan Athar.

Athar menghembuskan napasnya perlahan,dan meyakinkan dirinya sendiri,"Jangan pikirkan ucapan perempuan gila itu"batinnya.

Kemudian,Athar keluar dari kamarnya bersama dengan teman temannya.

Athar pun duduk,dan berjabat tangan dengan penghulu.

"Ananda Athar-!".

DOR DOR DOR

"AAAAA!".

"LARI SEMUA!"

Suara tembakan yang entah darimana datangnya,membuat pernikahan Athar ricuh.

"ATHAR AWAS!".

Sebuah tembakan pistol mengarah tepat di dada Athar, dan menembus hinga belakang dada.

Athar menatap seseorang misterius yang bersembunyi dibalik tembok,sambil memegang dadanya.

"Jadi,ini akhirnya?"celetuk Athar tersenyum.

Darah keluar dari mulutnya,jas yang semula putih berubah warna menjadi merah darah.Athar tergeletak di tanah dan meneteskan air matanya untuk terakhir kali.

"ATHAR!".

"Hiks hiks hiks".

"PANGGIL AMBULAN CEPAT!".

"ATHAR JANGAN TINGGALKAN MAMA NAK!".

"CEPAT BAWA ATHAR KERUMAH SAKIT!".

Riko berdiri dengan percikan darah Athar yang mengenai seluruh wajahnya.Pandangan Riko mulai kabur,ia hanya mendengar suara teriakan dan tangisan mereka memanggil Athar.

*******

"Kenapa Papa tadi nggak cek dulu sih,kan jadinya Vera yang harus antar"dengus Vera menaruh paperbag di atas meja.

Sebelumnya,ibu Vera meminta Vera untuk mengantarkan bekal Papanya kerumah sakit,karena tertinggal.

Papa Vera mengelus pucuk rambut Vera,"Kapan lagi coba mengantar makanan untuk Papa?".

Sweet loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang