PART 1

29 1 0
                                    

Pesawat baru saja mendarat dengan sempurna di landasan. Burung besi itu perlahan memelankan kecepatannya seiring dengan ucapan terimakasih dari Flight Attendant yang disampaikan melalui speaker pesawat. Para penumpang di dalamnya nampak tidak sabar untuk turun dan bertemu dengan keluarga, kekasih, atau sahabat yang sudah menunggu atau bahkan sudah berada di bandara untuk menyambut kedatangan mereka.

Tak terkecuali gadis berkerudung hazel yang sedari tadi tidak bisa membendung lengkungan dibibir mungilnya sambil menatap antusias ke arah jendela pesawat. Rindu Adhara Ghaiza, tujuh tahun sudah gadis ini meninggalkan negeri tercintanya untuk menuntut ilmu ke negeri Kanguru. Tentu saja ia sempat beberapa kali pulang untuk melepas rindu dengan keluarganya, tetapi waktu liburan yang singkat membuatnya selalu tidak puas untuk bermanja-manja di rumah. Namun kali ini, ia kembali setelah menyelesaikan tugas belajarnya yang artinya ia tidak perlu kembali lagi dan meninggalkan tanah air nan subur ini.

Pesawat akhirnya berhenti dengan sempurna, para penumpang melepaskan sabuk pengaman dan mulai berdiri untuk mengambil barang-barang mereka di kabin pesawat. Rindu berjinjit untuk mengambil tasnya di kabin. Namun apalah daya tinggi badannya tidak mendukung untuk itu, ia menggerutu pelan sambil terus mencoba meraih tasnya. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan kokoh yang menarik tas gadis itu dan memberikannya kepada pemiliknya kemudian berlalu pergi tanpa sepatah katapun.

"Terima... Baru aja mau ngucapin terimakasih" Baru saja Rindu membuka mulutnya, pria dengan tangan kokoh tadi sudah berlalu dan tergesa gesa turun dari pesawat. Ia pun ikut turun dari pesawat mengekori orang-orang yang satu tujuan dengannya, yaitu menuju tempat pengambilan bagasi. Ingin mengejar lelaki dengan hoodie hitam tadi, tetapi langkah panjangnya sungguh bukan tandingan.

Terlihat ada banyak koper dan tas yang berjalan keluar membentuk huruf U di mesin BHS (Baggage Handling System) Bandara. Rindu menunggu dengan sabar koper navy nya. Ia tersenyum lega saat matanya menangkap benda yang ia tunggu. Dengan berhitung dalam hati, ia menarik koper seberat 10 Kg lebih itu dengan sekuat tenaga. Kopernya terasa lebih ringan berkat ancang-ancangnya tadi. Ia pun berjalan dengan cepat menuju area penjemputan, tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Abi, Umi, dan Abangnya yang sudah sangat ia rindukan.

"Hey you!!" Suara itu membuat Rindu berhenti melangkah dan memalingkan kepalanya ke belakang, entah mengapa ia merasa panggilan itu untuknya. Rindu tersenyum tipis melihat siapa yang memanggilnya, ya, pria yang mengambilkan tasnya tadi.

"That's mine!" Ucap pria itu tak bersahabat. Membuat Rindu seketika merubah raut wajahnya.

"HA?!" Rindu tampak bingung tidak mengerti maksud pria ini.

"HA HO HA HO! Itu koper saya!!" Pria dengan hoodie hitam itu masih saja berbicara dengan nada sinis.

Rindu memeriksa kembali koper yang ia pegang. Disitu memang tertempel inisial R.A.G sama seperti inisial namanya. Namun, warna stickernya memang berbeda. Rindu kemudian memalingkan pandangannya ke koper yang dibawa oleh pria itu, itu kopernya.

"Saya gak punya waktu lama untuk nungguin kamu mikir di sini" Kata pria itu ketus, ia menyedekapkan kedua tangannya menatap malas ke arah gadis berkerudung di hadapannya.

"Okay, fine. Maaf. Tapi bisa tidak bicaranya yang sopan dikit" Rindu yang sedari diam menjadi tersulut emosi karena nada bicara pria itu yang sangat tidak bersahabat kepadanya.

Tetapi orang yang diajak bicara itu hanya menampilkan smirk diwajahnya dan berlalu pergi tidak lupa menarik kopernya yang sudah terlepas dari genggaman Rindu.

Rindu hanya bisa menghela napasnya melihat perilaku pria itu. Kesal, belum juga sampai ke rumah, mood nya sudah hancur lebur. Namun ia buru-buru merapal Istighfar untuk meredam emosinya dan meneruskan langkahnya bertemu dengan orang-orang tercintanya.

Rindu untuk AdnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang