Ruang tamu nan mewah itu kini menampilkan pemandangan yang tidak biasanya. Ada banyak jamuan di atas meja untuk menyambut tamu istimewa. Terlihat para tetua keluarga sedang bercakap cakap sederhana di ruangan itu. Bu Firda dan Pak Surya rupanya serius dengan rencana mereka. Hari ini adalah hari yang di tentukan untuk mempertemukan kedua calon pengantin.
Rindu berjalan pelan dari arah dapur membawa tujuh gelas minuman untuk disuguhkan pada tamu yang datang, ah lebih tepatnya calon mertua dan calon suaminya. Rindu merendahkan tubuhnya sejajar dengan meja lalu mengatur gelas berisi minuman tadi dengan sopan.
"Masya Allah, cantik banget yaa calon menantu mama ini..." Ceplos Bu Firda sambil memperhatikan Rindu.
Rindu yang mendengar itu tersenyum sopan lalu mempersilahkan Bu Firda dan Pak Surya untuk mencicipi suguhan mereka, Ia pun kemudian mengambil tempat di samping Uminya. Namun sedari tadi ada yang mengganjal hati Rindu. Ia sudah menyiapkan tujuh gelas teh tetapi jumlah orang diruangan itu hanya 6. Dia sendiri, Umi, Abi, Aidil, dan kedua calon mertunya. Lalu kemana orang yang katanya akan dikenalkan dengannya hari ini? Batin Rindu.
"Oh iya ini maaf sekali ya Pak Furqon, Bu Lyla. Adnan katanya nanti nyusul masih ada urusan di kantor" Ucap Pak Surya setelah menyesap tehnya.
"Oh iya pak ndak papa bisa dimaklumi. Wong nak Adnan memang telaten sama kerjanya" Pak Furqon menanggapi permintaan maaf itu. Ia bisa mengerti bagaimana kesibukan Adnan yang notabene nya adalah CEO sama seperti dirinya. Bedanya karena umurnya yang sudah tidak muda lagi Pak Furqon sering meminta bantuan kepada keponakannya untuk mengurus urusan perusahaan ketika ia tidak bisa.
"Ohya, Rindu sekarang berarti sudah mulai mengajar di kampus ya?" Tanya Bu Firda kemudian.
"Iya tante, baru semingguan ini mulainya" Jawab gadis dengan hijab baby blue itu.
"Eh... gak usah manggil tante. Panggil mama ya?" Pinta Bu Firda.
"Ha.. Oh i.. iya ma" Rindu sedikit canggung dengan panggilan itu, tapi Ia tetap menuruti permintaan calon mertuanya.
"Memang Rindu ini anaknya sedikit pemalu bu" Kata Bu Lyla
"Malah bagus kan Bu, saya juga gak suka sama anak perempuan yang terlalu frontal. Jaman sekarang memang, uh udah banyak yang gak punya malu" Cerocos Bu Firda ala emak-emak.
"Kalo Aidil kesibukannya apa sekarang?" Sambung Bu Firda.
"Aidil sekarang dokter di At-Thoha Hospital tante" Ucap Aidil sopan.
"Wah, masya Allah ya Bu Lyla sama Pak Furqon berhasil mendidik dua anak yang hebat" Bu Firda memang sangat kagum dengan keluarga Pak Furqon. Pasalnya bukan hanya sukses dalam karir, keluarganya juga sangat islami.
"Alhamdulillah bu, semua berkat gusti Allah" Pak Furqon menanggapi dengan logat jawanya.
'Ini Adnan kok gak dateng-dateng sih mah' Bisik pak Surya.
Sudah hampir satu jam mereka menunggu kedatangan Adnan sambil bercengkrama. Tadinya Pak Surya menyuruh Adnan untuk berangkat bersama mereka. Namun Adnan menolak, Ia beralasan harus mampir ke kantor dulu untuk menandatangani dokumen penting.
Bu Firda kemudian berdiri dan meminta izin untuk keluar sebentar menelepon. Rupanya orang yang Ia hubungi adalah anak semata wayangnya, Adnan.
"Halo, Adnan. Kok lama banget sih?" Cecar Bu Firda ketika panggilannya diangkat. Tentu saja Ia berbicara dengan suara yang sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh keluarga Rindu.
'Adnan masih sibuk nih mah' Jawab Adnan diseberang telepon.
"Duh, kan bisa suruh siapa dulu gitu. Ini penting loh, mama juga udah bawa baju pengantinnya nih untuk fitting sama Rindu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu untuk Adnan
RomancePerjodohan, sebuah cerita klise yang mungkin dialami banyak orang termasuk Adnan dan Rindu. Kedua insan yang sama sekali tidak saling mengenal harus terikat dalam ikatan suci pernikahan berlandaskan janji dari kedua kakek mereka. Bukan hal yang muda...