Household (flashback)

70 9 0
                                    


"GALAAAAA."

"Apa sih kak? Masih pagi udah teriak-teriak?"

Gala yang baru saja meluruskan punggung sambil menyetel siaran berita pagi pada televisi ruang keluarga mereka, terpaksa bangkit ogah-ogahan dan menghampiri Peter yang memanggilnya dengan suara bernada tinggi. Kalau sudah begitu, Gala tak punya pilihan lain selain menghampiri, kalau tidak kepalanya bisa-bisa pecah gara-gara di berondong peluru.

Peter memicingkan mata begitu Gala menjulurkan kepalanya dari balik pintu kamar mereka.

"Berapa kali sih harus di kasih tau? Kalau habis mandi tuh handuk basahnya taruh d tempatnya, dilebarin biar nggak bau. Sini kamu." omel Peter sambil menarik tangan Gala agar mengikutinya.

"Nih, buka mata kamu buka. Liat kan? Ini tuh tempat khusus handuk basah, kamu kalau habis mandi pasti handuknya dilepasin di tempat tidur, sepreinya jadi ikutan basah tau nggak." sebal Peter. Pria itu terus mengomel sambil menata handuk basah milik Gala di tempat seharusnya.

"Iya maaf ya kak, sini biar aku aja."

"Telat. Kamu tuh ngerusak mood libur aku aja." ujarnya lagi, sementara kini tangannya berpindah pada tumpukan pakaian kotor yang hanya Gala sematkan di sandaran kursi kerjanya, Peter memisahkan kain-kain itu sambil membelakangi sang suami.

"Kan udah di jelasin, dimana harus di letakin pakaian kotor kek gini. Aku tuh juga capek ngasih tau kamu mulu. Ntar di bilang istri cerewet lah, nggak paham tugas lah. Aku kan juga kerja tau nggak!"

Tanpa Peter sadari Gala terkekeh kecil sambil memandangi tingkahnya. Sudah hampir setahun dia serumah dengan Peter, dia yang awalnya hanya mengenal Peter sebagai senior yang serius dan tegas agak terkejut mengetahui kepribadian cerewet sang istri.

"Kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu."

Oh Serius Peter masih bertanya kenapa? Gala bahkan hampir berteriak di tempatnya hanya dengan melihat ekspresi cemberut Peter dengan bibir merengutnya itu.

"Hehe kakak cantik kalau lagi ngomel." celutuk Gala sambil menggaruk tengkuknya.

Tentu saja pernyataan itu mengundang reaksi tidak terima dari Peter, pria yang lebih tua itu sontak mencubit lengan Gala kuat-kuat. "Lucu? Lucu kata kamu?" kata Peter sambil memelototi sang suami. Baiklah dia sudah pasrah jika akhir pekan kali ini di habiskan dengan pertengakaran kecil, lagipula yang salah toh memang Gala.

Namun bukannya takut atau membalas perlakuan Peter, Gala malah tersenyum semakin lebar saat di tatap dari jarak sedekat itu. "Tuh beneran lucu, kak. Idungnya sampe merah gara-gara masih pagi udah marah-marah." ujarnya sembari menyentuh ujung hidung Peter tanpa permisi.

"Gala nggak usah gombal ya, aku lagi ngasih tau kamu tentang kebersihan!" Peter berusaha untuk tetap pada tujuan awalnya, pokoknya tidak boleh termakan gombalan buaya jangkung di hadapannya ini.

"Oooo,,, jadi ini kelas kebersihan ya Pak Polici?" Gala mengeluarkan suara imut yang di buat-buat.

"Hih kamu mah, aku capek ngasih tau kamu." Peter menghentak kakinya ke lantai satu kali sebelum berbalik hendak meninggalkan Gala dan bercandaan tak tahu waktunya itu.

Namun baru juga selangkah, Peter merasakan tubuhnya di tarik dan sedetik kemudian dia kembali bisa melihat wajah sang suami dengan jarak yang lebih dekat. Gala bahkan kini sudah memeluknya, menautkan jemarinya di pinggang ramping Peter lalu menarik orang itu agar tubuh mereka saling menempel.

"Apa sih?" tanya Peter sok tegas. Padahal Gala bisa melihat rona merah yang kentara di kedua pipi sang istri.

Gala menggeleng. "Gapapa, cuma pengen bantu kakak ngeredain emosi." jawabnya dengan lembut.

"Nggak boleh marah-marah terus, ntar cantiknya berkurang loh." goda Gala, sambil menoel pinggang Peter dengan telunjuknya.

"Ih gimana nggak marah-marah kalau kamunya kayak begitu." jawab Peter tak mau kalah.

"Ya kasih tau akunya baik-baik dong, dengan lembut, dengan penuh kasih sayang, biar aku kerjain. Atau gapapa deh kakak sambil marah, tapi biarin aja aku yang ngerjain. Kan kasian kalo kakak marah-marah tapi tetep kakak juga yang beresin."

Peter menatap lurus ke sepasang bola bening di hadapannya, bagaimana ia bisa marah-marah lama kalau diperlakukan selembut ini. "Kamu triknya nggak adil banget, sengaja kan kayak gini, supaya kamu nggak kena semprot, padahal mah aslinya gedeg kan, kamu cuma mau aku luluh biar nggak marahin kamu lagi, trus aku juga ngerasa bersalah karena udah marahin kamu, trus aku juga yang bakal beresin semuanya trus kamu cuman...."

CUP

Peter membulatkan matanya, tidak siap dengan aksi tiba-tiba Gala. "Kamu be...."

CUP

"Ih Gala kam...."

CUP

"Gala!"

"Hehe aku nggak kuat kakak terlalu lucu kalo lagi ngomel gini, sumpah."

"Kamu nyuri ciuman aku."

Baiklah, persetan dengan masalah handuk basah dan pakaian kotor tadi karena Peter sudah melupakannya. Pria itu kini sibuk tersipu malu sambil menenggelamkan wajahnya di dada Gala. Mirip seperti gadis muda yang baru saja berciuman untuk pertama kali.

"Hehe, aku bakal berusaha lebih baik lagi ya kak." ucap Gala sambil menangkup wajah Peter dengan tangannya. Memandangi indahnya ciptaan Tuhan yang sudah menjadi miliknya itu dengan lembut.

"Mau jalan-jalan nggak?" tanya Gala.

Peter memainkan matanya, berfikir apakah ada tempat yang ingin ia kunjungi di hari libur ini. "Emm... Rumah Om Onal." putusnya kemudian.

"Oke, mampir dulu beli bahan makanan tapi, ayok masak-masak di sana." ucap Gala sambil memainkan pipi Peter mirip seperti memainkan squisy.

"Heh berani ya, aku ini Letnan. Berani sama Letnan?"

"Mana? Tuh pundaknya kosong nggak ada apa-apanya." Gala tertawa mendengar kata-katanya sendiri. "Kalo dirumah kakak bukan senior aku."

"Tapi?"

"Ratunya aku."

"Aku cowok ya." protes Peter.

"Ya gimana, kan aku raja. Masa ada dua raja di satu kerjaan." Gala tak mau kalah.

Peter mencibir sang suami. "Ada aja jawabannya."

"Kak." panggil Gala.

"Hm?"

"Aku bahagia."

"Aku juga." jawab Peter, kali ini ia ikut melingkarkan tangannya di pinggang Gala. Rasanya bermesraan sebentar sambil berdiri di pagi hari bukan hal yang buruk.

"Jangan biarkan apapun rebut kebahagiaan ini ya."

"Saya Peter Jayden, siap menerima Galaksi Armawan, sebagai suami saya, dalam setiap keadaan, dan berjanji setia mendampingi nya dalam susah maupun senang, setia padanya selamanya." Peter mengulang janji pernikahan yang ia ucapkan setahun lalu di depan Gala.

"Sejak februari tahun lalu. Aku nggak melangkah dengan namaku lagi, Gal. Dan aku juga nggak membiarkan kamu melangkah sebagai kamu lagi. Tapi sejak itu, semua yang terjadi akan kita lewati bersama sebagai 'kita' "

Gala tersenyum mendengar ucapan Peter.

"Jadi jangan ragukan aku. Aku ada disini, disamping kamu dalam keadaan apapun."

Gala mengeratkan pelukannya pada Peter, sebelum perlahan mengikis jarak di antara mereka, menempelkan bibirnya pada sepasang benda ranum lembut milik Peter. Petwr yang menerima itu hanya diam dan memejamkan matanya. Cukup lama, Gala hanya membiarkan bibur mereka saling menempel, seolah ingin mengalirkan cintanya pada orang di hadapannya itu.

"I love you kak."

A SECRET [POOHPAVEL] ✅Where stories live. Discover now