Terbaca

74 9 0
                                    

"Saya harap bukan Papi pelakunya dok."

Faisal menggenggam erat kemudi mobilnya, perasaannya terasa berkecamuk, langit yang mulai menguning serta lampu merah yang terus menjebaknya hampir di setiap ruas jalan membuat fikiran dokter polisi itu menjadi kacau.

Sejak meninggalkan rumah sakit selepas obrolannya dengan Galaksi, rangakaian peristiwa di kepala Faisal seperti kembali di satukan ibarat puzzel yang menemukan bagian satu dengan yang lainnya.

Mulai dari semakin yakinnya dia tentang campur tangan Jenderal Bumi, dan kejadian sekitar tiga bulan lalu, saat dia menghajar tanpa ampun seseorang yang dengan berani mengendap-endap masuk ke tempat persembunyiannya hingga memaksa ia harus pindah. Faisal baru memyadarinya hari ini, polisi muda yang dia kenali sebagai Putra pertama Jenderal Bumi yang berani menginjakkan kaki di tempatnya itu sedang mengulik kebenaran di balik tabir serupa, dahulu Faisal sempat berfikir bahwa Gala yang malam itu menampakkan diri disana adalah komplotan Bumi yang sedang berusaha memusnahkan barang bukti.

Namun perasaan senang karena bertemu dengan kawan rasanya ibarat angin yang berhembus sesaat, semakin banyak dia berbicara dengan Galaksi, semakin dia menyadari betapa naif dan tidak berpengalamannya polisi muda itu.

"Dia tidak mengenali aku sepertinya." monolog Faisal. Faisal terus melamun di balik kursi kemudi sampai suara klakson dari kendaraan di belakangnya menarik kembali kesadarannya, Faisal melirik sepintas lampu lalu lintas yang ternyata sudah berubah hijau lalu kembali menginjak pedas gas.

***

Rey terus menekan tombol panggil untuk kesekian kali dari telepon genggamnya, namun sekali lagi hasilnya nihil. Peter sama sekali tak menjawab satupun panggilannya.

"Dimana sih Pete?" monolog Rey sambil menggaruk belakang kepalanya frustasi.

"Jangan sampai ni anak berbuat nekat." Rey kenal betul bagaimana Peter bertindak, Peter adalah polisi yang selalu berdiri di pihak para korban, lalu bagaimana dengan situasi sekarang saat dirinya lah yang menjadi korban. Rey tahu pasti kalau Peter tidak akan segan berbuat nekat.

"Gia jaga kantor ya. Telepon kalau ada hal mendesak." ujar Rey dengan nada perintah, Gia yang sedari tadi sibuk dengan komputernya sontak menatap heran kearah sang atasan. "Abang mau kemana lagi?" tanyanya.

"Saya ada urusan." jawab Rey seadanya sementara tangannya sibuk memasukkan barang-barangnya kedalam tas.

"Abang udah terlalu sering bolos bang, takutnya abang malah di skors juga, nggak bisa di tunda sampai jam pulang kantor aja?" Gia memperingatkan dengan nada memelas, gadis itu cukup khawatir melihat Rey yang akhir-akhir ini seperti tak pernah menyempatkan diri untuk beristirahat atau sekedar berdiam diri di kantor seperti biasanya.

Rey sesaat mengentikan aktivitasnya dan menatap Gia dengan tatapan lembut, sebelum kembali bersuara. "Saya sudah banyak membuat keputusan yang salah Gi, kali ini saya tidak akan membiarkan ada hal yang lebih buruk terjadi karena keputusan salah saya lagi." ujar Rey dengan nada yang serius. Gia yang semula berniat menahan Rey pun langsung mengurungkan niatnya, ekspresi penuh tekad Rey membuatnya ciut.

"Saya doakan yang terbaik kalau begitu bang."

Rey tersenyum tipis. "Kalau komandan tanya, bilang aja kamu nggak tahu ya." pinta Rey dan langsung di jawab anggukan siap oleh Gia.

Rey melajukan motornya, meliuk-liuk di atara kendaraan roda empat yang tampak melaju dengan kecepatan sedang karena kondisi jalanan yang cukup padat, polisi itu begitu fokus menatap jalanan di depannya dari balik kaca helm full face yang ia kenakan.

Berkendara dengan kecepatan tinggi bukan sesuatu yang bisa di benarkan, apalagi jika dilakukan oleh penegak hukum sepertinya, namun Rey tak bisa menahan adrenalin yang berpacu di dalam dirinya. Keputusannya sudah bulat, dia akan mengikuti instruksi dari surat kaleng yang ia terima dua hari sebelumnya,  namun sebelum itu dia harus memastikan keadaan Peter dan harus membuat beberapa strategi dan rencana untuk berbagai kemungkinan.

A SECRET [POOHPAVEL] ✅Where stories live. Discover now