"Hah? Bagaimana bisa?"
Wajah Bumi merah padam, matanya tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, bukankah baru pagi tadi dia berbicara dengan dokter Faisal membahas tentang kondisi Galaksi yang masih berjuang dalam koma-nya. Bagaimana mungkin dokter kepercayaan nya itu bisa terlibat dalam kecelakaan mobil dan bahkan tubuhnya sekarang menghilang.
"Siapa yang berani melakukan ini pada saya? Apa ada yang mengetahui tentang dokter Faisal dan Gala yang kita sembunyikan di rumah sakit polisi?" tanya Bumi dengan kasar pada salah satu ajudan yang ia tugaskan menjaga ruang perawatan Gala.
"Siap tidak ada Jenderal, kami terus berjaga duapuluh empat jam, dan tidak ada yang masuk keruang perawatan Sersan Galaksi sejak pagi selain dokter Faisal, bahkan tidak ada satu perawat pun." jawab ajudan itu dengan seluruh tubuh yang bergetar.
"Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi? Ini pasti perbuatan pihak yang berkepentingan menjatuhkan saya, salah satu dari komplotan si Peter itu." ujar Bumi sambil menatap tajam keluar jendela.
"Siapkan mobil, saya harus pulang dan bertemu menantu keparat itu sekarang juga, berani dia bermain-main dengan orang seperti saya. Dan kau jangan lupa untuk terus cari tahu dimana orang-orang itu membawa dokter Faisal. Dan satu lagi, perintahkan untuk pemindahan Gala ke Vila saya di puncak malam ini juga, dini hari agar mengurangi saksi, dan manipulasi semua cctv, saya akan berbicara dengan kepala rumah sakit soal ini." titah Bumi panjang lebar, sebelum melangkah lebar meninggalkan ruang kerjanya di ikuti dua orang ajudan kepercayaannya.
***
Gala buru-buru naik keatas ranjang dan membenarkan selimutnya lalu berbaring seolah dia masih tak sadarkan diri, polisi muda itu mengatur nafasnya agar permainan peran itu terlihat lebih natural.
"Izin Letnan, kami harus periksa dulu kondisi tubuh Sersan Galaksi agar saat pemindahan nanti tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan mengingat kondisi Sersan Galaksi yang sangat lemah saat ini."
Galaksi menajamkan pendengarannya, dia kenal betul suara itu, perawat wanita yang selalu bersama dokter Faisal saat memeriksa kondisinya selama ini.
"Baiklah lakukan." jawab seorang laki-laki yang Gala yakini sebagai orang suruhan ayahnya.
"Silahkan Letnan keluar dulu, ini prosedur."
"Jangan berani macam-macam kamu."
"Saya tangan kanan dokter Faisal, Letnan." ucap perawat itu mencoba meyakinkan.
Gala menunggu dengan was-was, sebelum akhirnya tengannya terasa di sentuh oleh seseorang. "Sersan, ini Gendis. Mereka sudah keluar." perawat itu mengguncang sedikit bahu Galaksi agar orang itu segera membuka matanya.
Perlahan Gala membuka matanya dan langsung memperhatikan sekeliling, hanya dia dan Gendis.
"Ada apa Gendis?" tanya Gala mencari tahu maksud obrolan Gendis dengan pria tadi.
"Mereka mau memindahkan Sersan ketempat lain, saya tidak tahu kemana. Dokter Faisal menghilang, Sersan. Saya yakin ini kerjaan dari orang-orang yang berseberangan dengan dokter Faisal dan Anda." Gendis berbicara setengah berbisik.
"Terus saya harus apa?" tanya Gala sambil menatap Gendis, pria itu mencoba mencari dukungan dari rencana kabur yang sebelumnya sudah dia rencanakan.
"Sersan harus keluar dari sini. Saya dengar mereka berencana mematikan CCTV depan, itu memudahkan Sersan. " Gendis memberi saran, sorot mata Gadis itu terlihat yakin.
Gala mengangguk. "Saya sudah berfikir demikian, saya juga sudah menemukan caranya. Bisa kau bantu saya?" tanya Gala seketika berapi-api.
Gendis mengangguk. "Cepat Sersan waktu kita tidak banyak, apa yang harus saya lakukan?"
YOU ARE READING
A SECRET [POOHPAVEL] ✅
Fanfiction"Berlututlah sebelum timah panas ini menembus kepalamu" ~Peter Jayden