Beberapa bulan kemudian.
Di bandara Incheon ada seorang gadis yang berpostur tubuh lumayan tinggi di banding dengan gadis Asia lainnya dan berwajah manis, sedang menarik koper hitamnya yang agak besar dan berjalan ke luar bandara untuk menyetop Taksi.
'Akhirnya aku bisa kembali kesini lagi.' ucapnya berbisik sambil membuka kacamata hitamnya dan menatap langit.
'Semoga takdir mempertemukan kita lagi. Jeremy Lee...' ucapnya lagi.
Lalu Felice berjalan ke dalam Taksi "Tolong antarkan saya ke Apgujeong-dong*. " ujar Felice pada sopir taksi. Setelah membayar taksi Felice langsung menuju ke sebuah apartement dan masuk ke dalam apartement. Felice langsung melihat-lihat setiap ruangan yang ada di apartment itu di temani oleh seorang agen real estate wanita.
Apartment itu sangat mewah dengan interior dan design apartement itu sangat elegant dan modern. Saat agen real estate itu memberikan price list apartement itu kepada Felice, Felice langsung melihat dan membelalakan matanya tidak percaya. Bagaimana tidak, satu apartement itu memajang harga 4.500.000 Won per bulan.
Felice yang terkejut dengan harga apartement itu berusaha bersikap tenang dan tidak menunjukkan keterkejutannya. Felice memajang senyum manisnya pada kontraktor itu dan berkata "Aku akan memikirkannya kembali."
"Kansahamnida*." Ujarnya lagi pada agen real estate itu lalu beranjak pergi dari tempat itu.
'Pekerjaan apa yang bisa memberikanku gaji sebesar 4.500.000 Won perbulan? Belum lagi biaya hidupku di sini? Bisa-bisa gajiku selama aku bekerja di kapal pesiar malah habis dalam waktu kurang satu tahun kalau aku tinggal dan mengikuti kehidupan mewah di sini.' Ujar Felice dalam hati.
'Aish... Bagaimana ini? Aku tidak memiliki tempat tinggal dan Eonni Yoon Ah sedang tidak ada di Korea. Dimana aku harus tinggal sekarang? Mana aku tidak memiliki kenalan di sini lagi. Seharusnya aku menerima ajakan Eonni untuk berlibur bersamanya terlebih dahulu baru pergi ke Korea.' Sesal Felice dengan keputusan yang di ambilnya.
Tiba-tiba seorang pria menarik tangan Felice dan merangkulnya. 'Apa-apaan pria ini? Tiba-tiba menarik tanganku dan merangkulku seperti ini?!' rutuk Felice dalam hati.
"Hei..." ucap Felice. Tapi ucapan Felice itu terpotong oleh perkataan pria itu.
"Pergilah... Kekasihku yang sudah aku tunggu-tunggu sudah datang! Jangan menggangguku lagi." ujar pria itu ketus kepada seorang wanita cantik dengan penampilan sangat modis dan elegant yang menunjukkan bahwa dia dari kalangan chaebol* .
"Si... Siapa wanita ini Oppa*?" tanya wanita itu dengan suara parau dan ekspresi terkejut karena pria itu tiba-tiba mengusirnya pergi.
"Apa kau tidak dengar? Dia kekasihku! Jadi jangan menggangguku lagi dan lebih baik kau pergi dari sini." ujar pria itu dengan ekspresi datar.
"Ah... Akhirnya kamu datang juga sayang. Apakah kamu lelah? Maafkan aku karena aku tidak bisa menjemputmu di bandara. Aku sedang memiliki banyak pekerjaan yang harus aku tangani sehingga aku tidak bisa menjemputmu. Ayo masuk! Kamu pasti sudah lelah setelah perjalanan jauh kemari." ujar pria itu kepada Felice lalu menarik Felice masuk kedalam apartemennya dan membawa koper Felice. Felice hanya bisa mengikuti pria itu karena masih belum menyadari apa yang sedang terjadi.
Ruangan apartement yang sedang di masuki oleh Felice sekarang, sedikit jauh berbeda dengan ruangan apartement yang baru saja dia masuki dengan agen real estate. Design ruangan ini lebih mewah dan interiornya terlihat lebih berkelas dan lebih mahal. Setelah Felice mengedarkan pandangannya pada ruangan apartement itu secara sekilas, Felice langsung tersadar lalu memalingkan mukanya untuk melihat pria yang menariknya masuk tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is My Boy?
Ficção AdolescenteFelice Venecia seorang koki wanita yang bekerja di kapal pesiar tidak sengaja bertemu dengan seorang pria di Korea selatan saat kapalnya menepi di Korea. Pria yang bernama Jeremy Lee menarik perhatian Felice dan memberikan perasaan yang belum pernah...