Setelah malam itu, hubungan Felice dan Jeremy semakin dekat. Mereka sering bertukar pesan, entah hanya meananyakan kabar masing-masing, atau menanyakan apa yang sedang mereka kerjakan, dan mereka juga sering bertemu dan jalan-jalan bersama. Mereka sudah seperti sepasang kekasih, hanya saja mereka belum menyatakan perasaan mereka masing-masing.
Walaupun Jeremy sering mengatakan bahwa dia menyukai Felice tapi Jeremy mengatakan hal itu dengan sambil lalu. Jadi Felice tidak pernah menganggap bahwa Jeremy benar-benar menyukainya. Karena Felice takut bahwa apa yang dikatakn Jeremy hanya candaan saja.
'Hmph... Apa yang harus aku kerjakan sekarang? Lee Won sedang memiliki perjalanan bisnis selama 1 minggu ini. Jadi aku tidak perlu cemas bahwa dia akan menyuruhku untuk menyiapkan makanan untuknya. Dan Eonni Yoon Ah akan kembali ke Korea 2 hari setelah Lee Won pulang.'pikir Felice sambil mebolak-balik majalah tanpa membacanya.
Tiba-tiba handphone Felice berdering menghentikan lamunan Felice.
"Yeoboseyo..." Sapa Felice.
"Anyeonghaseo Felice-yah." Sapa Jeremy saat mendengar jawaban Felice saat ia mengangkat telponnya.
"Anyeonghaseo Jeremy-ssi... Ada apa kamu menelponku pagi-pagi begini?" tanya Felice dengan suara ceria.
"Apakah aku tidak boleh menelponmu pagi-pagi begini?" tanya Jeremy dengan suara merajuk.
"Bukan begitu... Hanya saja ini tidak seperti biasanya! Kamu selalu menelponku di siang hari. Dan ini baru jam 6 pagi, tapi kamu sudah menelponku." Jawab Felice dengan gugup.
"Mungkin... Karena aku merindukanmu... Saat aku terbangun dari tidurku, tiba-tiba aku langsung merindukanmu. Mungkin itu adalah penyebab, aku bisa menelponmu pagi-pagi begini..." goda Jeremy di seberang telpon.
"Jangan menggodaku seperti itu... Godaanmu itu tidak mempan terhadapku!" ujar Felice. Walaupun pada kenyataannya saat dia mendengar perkataan Jeremy itu mukanya langsung memerah dan hatinya langsung berbunga-bunga. Senyumnya saat menerima telpon Jeremy itu bertambah lebar dan kalau ada yang melihat senyuman Felice itu, pasti akan mengira kalau seluruh muka Felice hanya dipenuhi oleh sebuah senyuman yang lebar.
"Aku benar-benar tidak menggodamu... Kamu harus percaya bahwa aku memang benar-benar merindukanmu!" Ucap Jeremy bersungguh-sungguh. Felice hanya diam saja, dia tidak berani mengatakan pada Jeremy bahwa dia juga sangat merindukan Jeremy. Karena Jeremy sama sekali belum menyatakan perasaanya pada Felice.
"Oh... Iya. Kita sudah 2 hari tidak bertemu... Bagaimana kalau kita bertemu di Lotte World besok? Waktu itu saat aku mengajakmu ke Lotte World tapi kamu sama sekali tidak memberikan jawaban apa kamu menerima tawaranku atau tidak!" ajak Jeremy.
"Mmm... Baiklah. Aku mengerti sekarang aku akan bilang bahwa aku akan menerima tawaranmu untuk pergi ke Lotte World bersama. Kebetulan aku juga sedang tidak memiliki kegiatan apa-apa besok." Jawab Felice menyanggupi ajakan Jeremy.
"Baiklah kalau begitu. Sampai bertemu lagi di Lotte World jam 11 siang. Love you." Ujar Jeremy lagi lalu menutup telponnya.
'A... Apa... Apa aku tidak salah dengar? Dia mengatakan love you padaku?!' tanya Felice tidak percaya sambil terpaku melihat handphonenya dan mengedipkan matanya beberapa kali, tanda ia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya tadi.
***
Keesokan harinya Felice sudah bersiap-siap untuk pergi ke Lotte World. Karena Lotte World tidak jauh dari apartement Lee Won, jadi Felice hanya pergi kesana dengan berjalan kaki. Saat Felice sampai di Lotte World ternyata Jeremy sudah menunggunya disana.
"Apakah kamu sudah menunggu lama?" tanya Felice.
"Mmm... Tidak! Aku juga baru sampai. Ini untukmu." Jawab Jeremy sambil memberikan sebuah buket bunga mawar pink pada Felice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is My Boy?
Teen FictionFelice Venecia seorang koki wanita yang bekerja di kapal pesiar tidak sengaja bertemu dengan seorang pria di Korea selatan saat kapalnya menepi di Korea. Pria yang bernama Jeremy Lee menarik perhatian Felice dan memberikan perasaan yang belum pernah...