Semenjak hari itu, Felice menghilang dan sama sekali tidak bisa di hubungi. Felice mematikan ponselnya dan dia hanya meninggalkan secarik kertas untuk Lee Won yang berisi,
Aku akan berlibur sebentar untuk menenangkan pikiranku. Jadi jangan cari aku. Aku akan kembali saat aku merasa baikkan.
Felice.
Selama beberapa hari Felice menghilang, dia pergi ke tempat-tempat wisata yang tidak pernah di kunjunginya. Seperti Chongga Kimchi World yang berada di Insadong, Changdeokgung, Myeong-dong Cathedral, Seoul Central Mosque yang berada di Itaewon, Jogyesa Temple di Insa-dong dan tempat-tempat lainnya. Saat berlibur ke tempat-tempat itu Felice juga memikirkan keputusan apa yang harus diambilnya.
"Hallo..." sapa Felice membuka pembicaraan pada orang yang ditelponnya.
"Hallo... Dengan siapa saya bicara?" tanya orang di seberang telpon.
"Ma... Ini Felice..."
"Felice?! Oh Sayang... Kenapa kamu jarang banget telpon kesini?"
"Maaf deh Ma... Beberapa hari terakhir ini Felice sibuk banget! Jadi Felice gak sempet buat telpon mama di Indonesia. Apa kabar Ma?"
"Mama baik-baik aja... Kamu sendiri gimana?"
"Aku juga baik-baik aja ma... Gimana kabar yang lain?"
"Semua disini baik-baik aja kok! Tapi papa kamu lagi kurang sehat."
"Oh Iya... Papa sakit apa Ma?"
"Gak usah khawatir! Papa kamu cuman lagi demam doang kok. Oh... Iya... Kapan kamu pulang ke Indonesia? Semua udah kangen banget tuh sama kamu!"
"Felice masih gak tahu Ma... Mungkin Felice bakal pulang beberapa hari lagi Ma."
"Oh... Mendadak banget kamu pulangnya?"
"Gak kok Ma... Aku udah rencanain dari sebulan yang lalu buat pulang ke Indonesia. Cuman aku baru ngasih kabarnya sekarang aja ke Mama soalnya aku takut kalau aku bilang ke Mama dulu, aku malah gak jadi pulang lagi."
"Oh... Gitu toh... Bagus deh kalo gitu... Papa kamu pasti seneng banget deh denger kamu bakal pulang!"
"Mmm... Iya..."
"Ya udah... Jaga diri kamu baik-baik ya disana! Jangan lupa makan dan jangan sampe kamu kecapekan disana! Mama gak mau kamu jadi jatuh sakit gara-gara gak ngejaga kesehatan kamu."
"Mmm... Iya... Mama juga... Jaga kesehatan mama... Titip salam buat Papa yah... Love You Mom..." ucap Felice mengakhiri sambungan telponnya.
'Baiklah. Aku harus menyelesaikan semua masalah ini terlebih dahulu agar aku bisa pulang ke Indonesia dengan tenang dan bisa melupakan semua yang terjadi selama aku berada di Negara Ginseng ini.' Gumam Felice sambil menitikan air matanya.
Felice mengambil handphonenya lagi dan menelpon seseorang.
"Yeoboseyo Oppa..." sapa Felice saat orang itu mengangkat telponnya.
"Yeoboseyo... Felice-yah... Kemana saja kamu selama ini? Aku selalu menelponmu dan meninggalkan pesan untukmu di kotak suara. Tapi kamu tidak pernah membalasnya sama sekali. Apa kamu tahu bahwa aku sangat mencemaskanmu?" Tanya Jeremy bertubi-tubi.
"Mmm... Maafkan aku Oppa. Hanya saja... Aku ingin pergi berlibur dan tidak ingin di ganggu."
"Kenapa kamu tidak mengajakku, kalau kamu memang mau berlibur? Lagipula apa enakknya pergi berlibur sendirian? Aku bisa menjadi Tour Guide-mu!"
"Oppa... Sudahlah... Lagipula aku sudah menghubungi oppa sekarang!"
"Tapi tetap saja... Kamu harus tahu bawa keadaanku beberapa hari ini benar-benar sangat menyedihkan! Dan beberapa hari terakhir ini aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena selalu memikirkanmu. Kamu menghilang begitu saja tanpa memberikan kabar apapun padaku. Apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is My Boy?
Teen FictionFelice Venecia seorang koki wanita yang bekerja di kapal pesiar tidak sengaja bertemu dengan seorang pria di Korea selatan saat kapalnya menepi di Korea. Pria yang bernama Jeremy Lee menarik perhatian Felice dan memberikan perasaan yang belum pernah...