The Hero

265 11 0
                                    

'Kemana dia? Apakah dia sedang tidak ada? Bukankah aku sudah mengatakan akan datang kesini jam 7.' Gumam Lee Won dengan kesal saat masuk kedalam apartementnya. Karena Lee Won tidak menemukan Felice di Ruang tamu maka Lee Won mencarinya di dapur.

"Huwah..." teriak Felice saat Felice sedang membalikkan badannya dan mendapati ada orang.

"Ya... Kenapa kau berteriak seperti itu?" bentak Lee Won karena kaget dengan teriakan Felice itu.

"Itu semua gara-gara kau... Tiba-tiba kau muncul begitu saja seperti hantu yang tak di undang! Lagipula apakah kau tidak di ajar sopan santun hah? Bukankah saat masuk ke rumah kau harus mengucapkan Danyeo wasemnida*!?"

"Dengar ini adalah rumahku. Aku tidak perlu mengucapkan salam saat memasuki rumahku sendiri." Jawab Lee Won dengan sinis.

"Aish... Kau... Ah... terserah kau sajalah!"

"Ini" ucap Lee Won sambil menyodorkan barang ke depan muka Felice.

"Kau... kau benar-benar keterlaluan! Apakah kau tidak bisa memberikannya seperti orang normal saja hah? Kenapa kau harus langsung menyodorkannya tepat di depan mukaku." Protes Felice yang tidak senang di perlakukan seperti itu. Lalu Felice merebut barang yang di berikan Lee Won dengan kasar.

"Apa ini?" tanya Felice lagi.

"Tsk... Kau bilang aku tidak sopan? Lalu tadi saat kau mengambil bungkusan itu apa itu bisa di katakan sopan hah?"

Felice langsung membuka bungkusan yang sudah di berikan oleh Lee Won dan tidak menghiraukan ocehan Lee Won lagi. Setelah melihat isi bungkusan itu Felice sangat terkejut, karena isi bungkusan itu adalah handphone terbaru, yang sekarang lagi tenar di kalangan anak muda di Korea.

"Huwah... Bagus sekali!!! Apakah ini untukku?" tanya Felice dengan mata berbinar-binar seperti anak kecil yang diberikan sebuah lolipop yang sangat disukainya.

"Iya itu untukmu. Agar aku bisa menghubungimu dengan mudah." Ujar Lee Won sambil menyunggingkan senyum saat melihat reaksi Felice. Tapi Felice tidak melihat senyuman Lee Won, karena dia lebih tertarik dengan handphone baru yang diberikan oleh Lee Won padanya.

"Ah... Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Kamu pasti sudah lapar! Ayo... Ayo makan." Ujar Felice dengan bersemangat dan juga sangat ramah.

"Hmm... Tidak buruk! Aku harap penampilan dan rasanya tidak jauh berbeda!" ujar Lee Won saat duduk di kursi sambil melihat makanan yang sudah di hidangkan oleh Felice.

"Aish... aku memang Chef de Partie bagian pastry. Tapi tetap saja aku bisa memasak makanan atau hidangan yang di kerjakan oleh para chef bagian hot kitchen*. Jangan memandang rendah diriku!" sahut Felice panjang lebar lalu memanyunkan bibirnya.

"Masitge deuseyo*!" ujar Felice sambil menaruh piring yang berisi spaghetti bolognaise dan tersenyum manis.

Muka Lee Won langsung bersemu merah, saat Lee Won melihat Felice seperti itu. Lalu Lee Won langsung memalingkan mukanya agar tidak di ketahui oleh Felice dan berpura-pura sedang terbatuk. 'Kenapa aku seperti ini? Apa yang salah denganku saat melihatnya tersenyum manis seperti itu? Kenapa jantungku berdegup tidak karuan?' tanya Lee Won dalam hati sambil mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Felice saat melihat Lee Won terbatuk.

"Aku tidak apa-apa." Jawab Lee Won masih berpura-pura batuk.

"Ini... Minumlah air!" ujar Felice sambil menyodorkan minum kepada Lee Won. Lalu Lee Won mengambil air yang di berikan kepadanya.

"Jal meokgesseumnida*." ujar Lee Won menjawab perkataan Felice yang mengucapkan 'Masitge deuseyo' tadi.

Who is My Boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang