In Relationship

191 9 0
                                    

"Apakah kamu ada waktu hari ini dan bisakah kamu datang menemuiku hari ini? Sebentar lagi aku akan perform di café tempat aku bermain saxophone waktu itu." ujar Jeremy saat menelpon Felice.

"Iya. Aku rasa aku bisa menemui hari ini, aku sedang tidak ada pekerjaan hari ini." jawab Felice.

'Lee Won tadi pagi mengatakan bahwa dia tidak akan datang hari ini. jadi aku tidak perlu menyiapkan makanan untuknya hari ini. jadi aku bisa pergi kencan dengan Jeremy hari ini.' ujar Felice dalam hati.

"Baiklah kalau begitu datanglah kesini jam 2 siang." Ujar Jeremy.

"Iya. Baiklah." Jawab Felice lagi lalu menutup telponnya.

Setelah Felice menutup telponnya Felice segera bergegas ke kamarnya dan memilih pakaian yang akan dia kenakan.

'Aish... Kenapa aku seperti ini? Bukankah aku sering pergi kencan dengan Jeremy Oppa? Kenapa aku selalu memilih pakaianku saat aku sedang akan keluar dengannya? Aku bersikap seperti anak sekolahan yang baru pertama kali berkencan saja.' gumam Felice saat dia memilih-milih pakaian yang cocok dengannya. Dan pada akhirnya Felice memutuskan untuk mengenakan t-shirt polos dan jeans panjang ditambah dengan ikat pinggang yang membuatnya terlihat casual dan santai.

Setelah selesai bersiap-siap Felice pergi ke café, tempat Jeremy perform. Saat Felice datang, Jeremy sedang menyanyi akustikan dan menyanyi dengan sepenuh hatinya. Walaupun Jeremy tidak dipenuhi sinar lampu panggung, tapi Jeremy terlihat sangat terang benderang dan memberikan aura yang sangat bersinar. Sehingga orang-orang yang tadinya tidak memperhatikannya akan mengalihkan pandangannya pada Jeremy.

'Aku sangat beruntung karena aku memiliki kekasih yang sangat hebat seperti dia.' gumam Felice. Felice betepuk tangan saat Jeremy selesai perform. Jeremy menghampiri Felice yang sedang duduk di bangku penonton dan sudah ditemani dengan segelas ice lemon tea.

"Penampilanmu sangat mengagumkan." Puji Felice saat Jeremy sudah duduk berhadapan dengannya.

"Terima kasih." Jawab Jeremy dengan wajah memerah karena mendapat pujian dari wanita yang dicintainya itu.

"Ah... Ternyata kau juga bisa tersipu malu. Hahahaha..." goda Felice saat melihat muka Jeremy yang bersemu merah.

"Ya... Tentu saja wajahku bisa bersemu merah karena dipuji olehmu." Ujar Jeremy dengan kesal karena mendengar perkataan kekasihnya itu.

"Bagaimana bisa aku tidak tersipu malu kalau aku disanjung oleh orang yang aku sukai?" ujar Jeremy lagi. Kali ini giliran Felice yang tersipu malu mendengar ucapan Jeremy itu.

"Oh... Apa oppa memiliki rencana hari ini?" tanya Felice.

"Tidak ada. Aku ingin mengajakmu kencan. Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Jeremy sambil tersenyum.

"Aku tidak tahu. Aku tidak memiliki rencana untuk pergi ke suatu tempat."

"Baiklah. Bagaimana kalau kita ke apartemenku?" tanya Jeremy.

"Ke... Ke apartemenmu?" tanya Felice dengan terbata-bata.

"Iya... Ke rumahku! Ah... Aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh padamu. Aku hanya ingin kamu memasakan makanan untukku. Kamu seorang chef kan?" ujar Jeremy memberi saran.

"Aku memang seorang chef tapi aku di bidang pastry! Jadi aku tidak terlalu jago kalau harus memasak main menu." Jawab Felice merendah.

"Kalau begitu, kita masak yang bisa kamu masak saja dan aku akan membantumu."

"Baiklah. Lalu apa yang akan kita masak?" tanya Felice.

"Terserah..." jawab Jeremy.

"Emm.. Kamu ingin makan apa?" tanya Felice.

Who is My Boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang