5. Polaroid

19 9 22
                                    

Haloo! gimana kabarnya? semoga kebahagiaan selalu menyertai setiap langkah kalian!!

Utamakan vote terlebih dahulu sebelum membaca untuk menghargai penulis‼️

•••

Sinar hangat mentari pagi masuk melalui celah jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar hangat mentari pagi masuk melalui celah jendela. Zayyaf dan Elodie turun dari mobil yang mereka kendarai. Saat ini, mereka sudah berada di depan halaman ndalem. Kedua kaki mereka melangkah masuk. Disana ternyata sudah ada kedua orang tua Zayyaf yang sedang duduk sofa. Juga ada beberapa abdi ndalem yang terlihat sibuk disana.

"Assalamualaikum," ucap Zayyaf dan Elodie bersamaan.

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh," balas semua yang berada disana.

Tangan Zayyaf terulur untuk mencium lengan kedua orang tuanya. Begitu pun dengan Elodie.

"Udah sarapan belum?" tanya Hana.

"Udah, Umi. Tadi pas di jalan kita mampir dulu," ucap Zayyaf membalas perkataan sang ibunda.

"Zayyaf sama Elodie ke kamar dulu ya," ujar Zayyaf dan diangguki oleh kedua orang tuanya.

Kaki mereka melangkah membawanya menuju ke tangga yang menghubungkan dengan kamar Zayyaf berada.

Kamar dengan cat berwarna putih dan barang-barang yang tertata rapi. Dan di sudut kamar terdapat rak buku dengan berbagai macam buku dan kitab-kitab milik Zayyaf, membuat nuansa aesthetic pada kamar milik lelaki itu.

Elodie duduk di tepi ranjang milik suaminya. "Kak, nanti kita tinggal di sini?"

"Iya. Kenapa? kamu nggak nyaman?" ujar Zayyaf khawatir kalau istrinya itu tak nyaman.

"Enggak, bukan gitu. Aku nyaman kok di sini. Rame, jadi nggak sepi lagi. Tapi aku insecure aja sama santri di sini. Mereka pasti pada pinter agama semua," ujar Elodie mengeluarkan isi hatinya.

"Terus juga, aku nggak enak umi. Aku lagi sibuk banget sama kampus, jadi kemungkinan aku bakal sering pulang sore," lanjutnya.

"Hei, inget surat Ali-Imran ayat 139 yang baru kemarin kita bahas. Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman (QS. Ali Imran:139)" perkataan Zayyaf berhasil membuat rasa insecure dalam diri Elodie seketika hilang bagai tertiup angin.

"Dan soal Umi, Umi pasti ngerti. Nanti biar aku yang ngomong sama Umi kalau kamu lagi sibuk-sibuk nya sama kuliah. Apalagi kamu mahasiswa semester akhir. Atau mau pindah rumah aja?" lanjut Zayyaf.

"Engga. Nggak usah pindah segala. Aku cuma nggak enak aja gitu, nggak bisa ikut bantu-bantu di sini selain hari libur, selebihnya aku suka di sini, aku nyaman," ucap Elodie.

Sudut bibir Zayyaf terangkat membentuk seulas senyuman. "Yasudah, kalau merasa nggak nyaman atau apapun, bilang sama mas, ya?"

Zayyaf terkekeh saat melihat raut bingung yang tercetak di wajah Elodie saat dirinya memanggil diri sendiri dengan sebutan 'Mas'.

"Mulai sekarang panggil nya 'Mas' ya?" pinta Zayyaf.

"Bukannya aku nggak suka dipanggil dengan sebutan 'Kakak'. Aku suka kok, tapi teman aku juga kadang panggil aku dengan sebutan 'Kakak'. Jadi aku mau kamu panggil aku 'Mas' biar nggak samaan sama yang lain," ucap Zayyaf menjelaskan.

"Oke siap, Mas." Ujar Elodie sembari tersenyum manis ke arah Zayyaf.

"Mas ke kamar mandi dulu, ya," izin Zayyaf.

"Iya," balas Elodie. Kaki Elodie melangkah menyusuri kamar itu. Kini ia berada di depan meja Zayyaf. Terdapat banyak barang yang tersusun rapi di sana. Netra hitam Elodie tak sengaja menangkap satu polaroid seorang gadis remaja yang usianya sekitar 14 atau 15 tahun, mungkin?

Entahlah. Ada sedikit perasaan tak suka saat ternyata Zayyaf menyimpan foto gadis lain. Meskipun sebenarnya ia tak tahu siapa gadis ini.


•••

haloo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


haloo!

kira-kira siapa yang ada di polaroid itu?

follow akun aku atau masukin ke perpus biar ngga ketinggalan update nyaa

see youu 🌷

My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang