Haloo! gimana kabarnya? semoga kebahagiaan selalu menyertai setiap langkah kalian!!
Utamakan vote terlebih dahulu sebelum membaca untuk menghargai penulis‼️
•••
Langkah kaki tegap memasuki indra pendengaran. "Saya sudah menemukan ciri-ciri pelakunya," ujar Zayyaf. Ya, suara langkah tegap itu milik Zayyaf yang memasuki ruang kerjanya.
"Apa gimana?" tanya Eza-rekan kerja Zayyaf.
"Dia lelaki, pakai baju serba hitam, pakai topeng kelinci, dan selalu membawa pisau kecil, tapi dia pendek," ucap Zayyaf menjelaskan ciri-ciri pelaku penculikan yang terjadi beberapa tahun lalu yang kini diusut kembali.
Semua yang berada di sana-kecuali Zayyaf-tertawa mendengar pernyataan terakhir yang Zayyaf lontarkan.
"Serius dia pendek?" Tanya Dion sembari tak bisa menahan tawanya.
"Iya. Ya tapi nggak pendek-pendek banget. Katanya mungkin pas waktu itu sekitar masih remaja mungkin?" ujar Zayyaf.
"Tau darimana, gus?" tanya Eza penasaran darimana Zayyaf mengetahui itu semua.
"Dari istri saya, dia juga korban dari kejadian itu. Untungnya, dia masih selamat," balas Zayyaf. Ia sangat bersyukur saat ini.
"SERIUS?!" pekik Dion. Eza yang berada di samping Dion lantas menutup telinganya akibat suara Dion yang menggelegar.
"Brisik, Yon!" ujar Eza dengan tatapan tajamnya yang juga dibalas lirikan sinis dari Dion.
"Berarti dalam kasus ini, istri gus juga bakal terlibat dong? lewat istri gus, kita bisa dapat informasi lebih dalam lagi," ujar Dion.
"Iya, tapi pastiin istri saya nggak luka sedikit pun. Wallahi, saya nggak rela jika istri terluka sedikit pun," ujar Zayyaf dengan menatap satu persatu teman-temannya.
"Tenang aja gus, paling cuma dimintai keterangan dan informasi tentang kejadian itu. Nggak bakal saya suruh buat cari pelakunya kok, tenang aja," ucap Eza kepada Zayyaf.
"Ya tetap saja!" ujar Zayyaf.
"Iyadah, iya terserah. Dasar bucin," ucap Dion yang sepertinya sudah lelah dengan keposesifan Zayyaf.
"Kalau iya pelakunya masih remaja, gila sih. Pasti ada orang dewasa yang ikut andil juga." ujar Zayyaf memikirkan pelaku itu tak mungkin jika seorang remaja sendiri saja.
"WEH!" Teriak Dion sembari terus menatap layar monitor yang menampilkan data-data.
"Kenapa? teriak-teriak mulu, lo," ujar Eza.
"Gue udah nemu data salah satu pelakunya," ucap Dion serius. Eza dan Zayyaf melangkah mendekat ke arah Dion.
"Zayyan Adyaksa?" gumam Zayyaf.
"Seorang dokter di Rumah sakit Permata. Kok bisa dia jadi dokter?" monolog Eza.
"Ya bisalah!" ujar Dion heran dengan pertanyaan Eza.
"Jadi, rencana kita apa?" tanya Dion.
"Kita selidiki dulu, kumpulkan semua bukti, baru kita tangkap," ujar Eza.
"Ya kalo itu gua juga tau, maksudnya rencana buat dapetin semua bukti itu gimana?" ungkap Dion. Ia mencoba menahan emosinya.
"Sabar, sabar," monolog Dion.
"Kalian sehari nggak ribut meriang kayaknya," ucap Zayyaf yang heran dengan dua temannya yang tiada hari dengan pertengkaran kecil seperti ini.
"Saya ada rencana," lanjut Zayyaf. Ia langsung membicarakan rencananya kepada teman-temannya untuk meminta pendapat.
"Setuju," ujar Eza dan Dion bersamaan.
"Bener? nggak ada paksaan?" tanya Zayyaf memastikan.
"Bener, komandan," ujar Eza yang kemudian diangguki oleh Dion.
"Oke, kita mulai besok," final Zayyaf. Ia berharap semoga rencana mereka bisa berjalan dengan mulus.
•••
haloo! aku double up nii hari inii.
penasaran ga sii sama rencana mereka apa? ikuti terus kisahnya yaa
jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen!
see youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gus
Teen FictionZayyaf El-hemaza. Seorang gus yang dijodohkan dengan bad girl, Elodie Haveelaz. Zayyaf adalah sarjana kriminologi yang memilih profesi sebagai polisi reserse. Bukan karena apa, Zayyaf memilih menjadi polisi reserse karena ia ingin mengusut suatu kas...