9. Histeris

2 1 0
                                    

Haloo! gimana kabarnya? semoga kebahagiaan selalu menyertai setiap langkah kalian!!

Utamakan vote terlebih dahulu sebelum membaca untuk menghargai penulis‼️

•••

Suara ketukan pintu terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ketukan pintu terdengar. Isabella yang sedang bersantai sembari memainkan ponselnya lantas segera bangkit dan melangkah untuk membuka pintu.

Terdapat sosok lelaki dengan tubuh tegap dan wajah tegasnya yang kini berada di depan Isabella.

"Kak Zayyaf?" tanya Isabella memastikan.

"Iya, ini saya," ujar Zayyaf. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar miliknya.

"Mau pergi sekarang?" tanya Zayyaf kepada Isabella.

"Iya, tapi kakak emangnya nggak capek?" tanya Isabella.

"Enggak," balas Zayyaf lembut.

"Oke ayo!" ujar Isabella sangat antusias.

"Ayo!" tambah Zayyaf tak kalah antusiasnya. Lengan Isabella digenggam oleh Zayyaf.

Zayyaf dan Isabella melangkah menuruni tangga yang menghubungkan lantai bawah dengan lantai atas tempat kamar milik mereka berada.

"Assalamualaikum, gus, ning," ucap Calvin dan Samuel-salah satu santri di sini dan juga sahabat baik Zayyaf.

"Wa'alaikumusalam," jawab Zayyaf dan Isabella bersamaan.

"Mau kemana, gus?" tanya Samuel.

"Mau ada perlu bentar," balas Zayyaf. Sementara disisi lain, tangan Isabella bergetar entah kenapa. Juga detak jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya. Zayyaf yang merasakan tangan Isabella gebetan lantas menoleh.

"Kenapa?" tanya Zayyaf khawatir. Namun hanya dibalas gelengan oleh Isabella.

Isi kepala Isabella tiba-tiba memutar kejadian kelam beberapa tahun lalu.

"AKH!" Teriak Isabella sembari memegang kepalanya yang berisik akan bisikan-bisikan yang dilontarkan oleh sosok itu.

"Kenapa, sayang?" tanya Zayyaf. Kali ini, ia benar-benar khawatir dengan istrinya itu.

"Kenapa, ning?" tanya Calvin panik saat Isabella yang kini berada di diri Elodie tiba-tiba berteriak.

"Jangan dekat-dekat!" ujar Isabella kepada Calvin dan Samuel.

"Jangan! JANGAN LUKAI AKU! PERGI!" Isabella histeris. Zayyaf lantas memeluk tubuh mungil Isabella.

"Tenang. Nggak ada yang mau lukain kamu di sini, oke? kamu aman bersama ku," ucap Zayyaf berusaha menenangkan Isabella yang masih terisak dalam dekapannya.

"Dia mau lukain aku sama kak Zara, kak!" ujar Isabella masih dengan isakannya.

"Enggak. Dia nggak ada di sini. Ada aku, nggak akan aku biarin dia nyentuh kamu sedikit pun," ucap Zayyaf. Jemarinya masih terus mengusap punggung Isabella berharap gadis itu dapat sedikit lebih tenang. Zayyaf tak tahu hal apa yang membuat gadisnya bisa histeris seperti ini.

"Elodie, kenapa?!" tanya Hana yang baru saja tiba. Wanita itu panik saat mendengar bahwa Elodie histeris seperti ini.

"Nggak tau, Umi. Tiba-tiba histeris kayak gini," jelas Samuel menjawab pertanyaan Hana.

Hana mengelus punggung Elodie. Setelah merasa sedikit lebih tenang, Isabella melepaskan dekapan yang Zayyaf berikan.

"Diminum dulu, ning." Ujar salah satu santriwati abdi ndalem sembari memberikan air putih.

Isabella kemudian mengambil minum yang diberikan lalu meminumnya. Zayyaf kemudian membawa Isabella untuk duduk di kursi terlebih dahulu.

"Udah tenang?" tanya Zayyaf yang hanya dibalas anggukan oleh Isabella.

"Kenapa, sayang?" tanya Hana. Ia benar-benar khawatir sekarang.

"Nggak papa," jawab Isabella.

"Ayo kak," ajak Isabella. Ia tak ingin berlama-lama di sini karena satu hal.

"Kamu udah nggak papa?" tanya Zayyaf. Sorit khawatir tercetak jelas pada raut wajah cowok itu.

"Nggak papa, ayo," balas Isabella.

"Oke, tapi bener 'kan?" tanya Zayyaf sekali lagi guna memastikan. Pertanyaan yang Zayyaf lontarkan hanya dibalas anggukan dari Isabella.

"Yaudah, kita pergi dulu, Umi," pamit Zayyaf.

"Mau kemana?" tanya Hana.

"Mau pergi dulu," balas Zayyaf.

"Yasudah, hati-hati," ucap Hana.

"Assalamualaikum, pamit dulu, semua," ujar Zayyaf dan Isabella.

"Wa'alaikumussalam," jawab semua yang berada di sana.

•••

Mobil yang dikendarai Zayyaf kini berhenti tepat di parkiran cafe yang akan Isabella kunjungi. Kaki mereka melangkah masuk ke dalam cafe tersebut. Di sana, sudah ada Xaviera dan Ella yang menunggu di sana.

"KAKAK!" ujar Isabella sangat antusias.

"ISABELLA!" ujar Xaviera dan Ella yang tak kalah antusiasnya dengan Isabella. Mereka berpelukan, lama tak berjumpa dengan Isabella sejak beberapa bulan lalu membuat mereka rindu dengan anak kecil yang berada dalam tubuh sahabatnya, Elodie.

"Maaf ya telat, tadi ada sedikit masalah," ujar Isabella.

"Masalah apa kalau boleh tau?" ujar Xaviera penasaran.

"Serius anak sekecil ini punya masalah?" tanya Ella bergurau.

"Ih punya lah!" ucap Isabella menimpali perkataan Ella. Ella dan Xaviera lantas tertawa kecil.

"Masalah apa, sini cerita nanti aku cuekin," ujar Xaviera dengan kekehan kecil.

"Nggak tau, terserah," balas Isabella.

"Lah, pundung," ungkap Xaviera kepada Ella.

"Hayoloh, Ra. Pundung tuh anaknya," ujar Ella.

"Anak kecil nggak boleh pundung," ucap Xaviera.

"SSI lah," jawab Isabella.

"SSI apaan?" tanya Ella.

"Suka-suka Isabella," balas Isabella masih dengan drama pundung-nya.

Mereka bertiga terus bercanda tawa, membicarakan hal yang penting sampai tidak penting sekalipun. Kebersamaan yang entah kapan bisa diulang. Karena, Isabella tak bisa selalu muncul dalam diri Elodie.

•••

jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa vote dan komen

see youuu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang