🌟10🌟

4.3K 231 17
                                    

***

#Happy reading....

.

.

.

.

.

.

Keadaan menjadi canggung seketika. Lesyara yang saling menatap dengan Gradean hanya berdehem canggung. Azraya sendiri menjadi bingung dengan tingkah laku kedua kakaknya.

"Eum, i-ini eum...ya begitulah" jawab Lesyara dengan sedikit terbata.

Gradean sendiri malah tersenyum miring menatap istrinya yang gugup. Semalam adalah hal yang paling berkesan bagi keduanya. Kenapa? Karena semalam adalah hal yang pertama kali dirasakan kedua insan itu.

"Kenapa kak Dean senyum-senyum sendiri?" Tanya Azra.

"Kepo!"

Lesyara syok! Ia baru tahu kalau suaminya bisa berbicara seperti itu pada adiknya. Ia sedikit syok karena yang dia tahu, Gradean itu adalah kulkas berjalan yang jarang sekali mengeluarkan kata.

"Kenapa?" Tanya Gradean melihat Lesyara yang termenung menatapnya.

"Gakpapa"

"Yaudah, aku ke kamar dulu ya kak. Bye!"

Azra kembali meninggalkan kedua insan yang belum menghabiskan makanan nya itu.

"Makan! Saya tahu kamu butuh asupan kan?" Lesyara menatap tajam suaminya itu.

"Ini juga salah kamu ya mas!"

"Terserah"

_

_

_

Hari ini Gradean akan berangkat ke kantor. Pukul dua belas siang Gradean baru akan berangkat, karena ya kalian tahu kan....

Setelah rapih dengan jas nya juga dasi yang sudah tersimpul rapih di lehernya, Gradean bersiap berangkat. Gradean berjalan menuju pintu kamar, namun belum sampai ia membuka pintu itu, suara sang istri menginterupsi.

"Mas!"

Gradean melihat istrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa?"

"Aku ikut kamu ya!?"

Tumben sekali istrinya itu ingin ikut dengan nya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Gradean memperhatikan istrinya yang berjalan menuju meja rias.

"Ya...setelah aku kecelakaan, aku jarang banget keluar mas. Lagian aku juga mau beli ponsel baru, boleh ya mas?" Jawab Lesyara sambil mengoleskan sedikit bedak pada wajahnya agar tidak terlalu pucat.

Benar juga. Sejak kecelakaan itu, Gradean jadi susah untuk menghubungi Lesyara. Juga mungkin istrinya itu sedikit kebosanan karena tidak ada ponsel.

"Baiklah, saya tunggu di bawah"

Gradean berjalan meninggalkan Lesyara terlebih dahulu. Lesyara sendiri akhirnya bisa tersenyum saat dirinya bisa keluar dari sagkar.

Akhirnya Lesyara bisa sedikit demi sedikit menyelidiki permasalahan yang terjadi di keluarga nya. Bukan! Tapi dalam hidup Lisya Lesyara.

Transmigrasi LesyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang