🌟04🌟

3.9K 238 5
                                    

#Gradean Maxiliam Gradana

#Gradean Maxiliam Gradana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Happy reading 😊

#Part sebelumnya...

"Kenapa kembali lagi?" Tanya Lesyara.

"Aku akan melihat Sam memeriksa mu, aku juga ingin tahu keadaan mu" jawabnya dengan bola mata yang terus bergulir kemana saja asalkan tidak menatap lawan bicara nya.

"Padahal aku bisa memberitahu kamu nanti secara pribadi Yan" Samuel menjelaskan.

Bukannya jawaban melainkan tatapan tajam yang Samuel dapatkan.

"Sudahlah, periksa cepat!"

"Iya -iya, ampun ndoro"

Samuel segera melanjutkan pemeriksaan nya. Takutnya lama-lama disini harus sungkem sama tuan rumah, begitu pikir nya.

"Dasar tsundere" gumam Lesyara dengan senyuman tipis nya.

_

Samuel merapihkan alat-alatnya ke dalam tas yang ia bawa. Ditatapnya sahabatnya dan juga istri sahabatnya itu dengan senyuman dibibirnya menandakan suasana hatinya sedang baik.

"Saya tidak percaya sebelumnya, tapi setelah memastikannya akhirnya saya percaya jika keajaiban itu ada. Beberapa waktu terakhir, kondisi Lisya dinyatakan sangat jauh dari kata baik, namun setelah sadar tadi pagi dan saya periksa, ternyata semuanya sudah baik-baik saja. Maka dari itu cukup menunggu untuk menghabiskan cairan infus ini saja ya, selebihnya Lisya boleh kembali beraktivitas seperti biasa namun hanya yang ringan saja".

Penjelasan yang diucapkan Samuel ditangkap dan di cerna dengan baik oleh keduanya. Gradean yang ikut senang dengan kondisi istrinya yang sudah pulih, dan begitu juga Lesyara sendiri yang senang akhirnya bisa kembali beraktivitas.

Walaupun hidup di raga orang lain, tapi Lesyara masih bersyukur bisa diberi kesempatan untuk merasakan kehidupan. Dengan rumah tangganya yang sekarang, Lesyara janji akan merubah kehidupannya yang dulu . Meskipun pernah gagal dalam membina rumah tangga bersama Daren, tapi Lesyara pastikan rumah tangganya bersama Gradean kali ini akan mencapai kebahagiaan.

"Terimakasih dokter Sam". Ucapnya tersenyum pada Samuel.

"Sama-sama, ini juga berkat dirimu sendiri yang mempunyai keinginan untuk bertahan Lisya".

"Khem! Baiklah kalau begitu kau boleh pergi"

Suara yang dingin dan datar itu sudah Samuel mengerti. Sahabatnya itu sungguh sangat posesif, andai saja bukan sahabatnya, Samuel akan menyumpal mulut sahabatnya itu dan meneriaki nya dengan kata-kata pedas untuk mengingatkan kembali jika dulu dirinyalah yang anti dengan istrinya sendiri.

"Dasar kau ini, baiklah aku pergi. Cepat sembuh ya nona cantik". Kata nya dengan kedipan mata yang menggoda.

"Kau mau ku pukul?"

Transmigrasi LesyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang