بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.🪷🪷
"Sabar baru kemarin kan berangkatnya sabar ya cantik haya satu Minggu. Kamu harus membiasakan diri. Lama-lama Arsen itu akan 1 bulan 1 tahun bahkan tidak pulang kamu harus menunggu dan tetap setia ya" ucap Radha Aira menganggukkan kepalanya.
"Gimana sama ibu mertua kamu, sudah ada kemajuan kamu ambil hati ibu kamu?" Tanya Radha, membuat Aira terdiam sejenak.
"Sama sekali belum umi, Aku bingung harus gimana umi. Apa memang aku nggak akan pernah dianggap menantu ya sama ibu mertua aku, umi?" Tanya Aira kepada sang ibu.
"Kamu pasti dianggap menantu. Nanti pulang dari rumah umi kamu beliin makanan kesukaan ibu mertua kamu mungkin dia akan luluh sedikit hatinya sama kamu" Ucap Radha.
"Iya umi, akan Aira coba" ucap Aira tersenyum.
"Kamu harus bisa mengambil hati ibu mertua kamu ya, Lettu Arsen begitu mencintai kamu. Kamu tidak boleh kehilangan suami kamu karena kamu belum dianggap menantu sama ibunya" ucap Radha, Aira tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Umi" panggil Gus Ghani membuat Radha dan Aira menoleh, "Abi ingin bicara berdua dengan umi di kamar" lanjutnya. Radha menganggukkan kepalanya.
"Sebentar ya sayang" ucap Radha pada Aira, yang diangguki Aira. Lalu Radha dan Gus Ghani masuk kedalam kamar.
Sesampainya di dalam kamar, Radha dan Gus Ghani berdiri saling berhadapan. "Kamu bicara apa dengan ratu tadi, sayang?" Tanya Gus Ghani.
"Soal pangeran, ratu bilang pangeran memiliki anak seumuran dengan Aira, dan ratu belum menjelaskannya. Nanti kami akan bertemu lagi" ucap Radha Gus Ghani menganggukkan kepalanya.
"Udah yuk kita temui lagi Aira" ajak radha pada Gus Ghani mereka pun kembali menemui Aira yang sedang menatap layar ponselnya.
"Mas Arsen kok nggak ada kabar" Gumamnya sedih, "rindu mas" lanjutnya memandangi foto Lettu Arsen di galerinya.
"Sabar ya cantik" ucap Radha, Aira hanya menganggukkan kepalanya.
"Umi Abi Aira pulang dulu ya takut keburu hujan" ucap Aira bangkit dari duduknya. Radha dan Aira menganggukkan kepalanya.
"Di antar supir ya" titah Gus Ghani, Aira menganggukkan kepalanya.
Akhirnya Aira pulang diantar supir dari pondok pesantren, sebelum pulang Aira pergi ke toko kue untuk membeli kue lapis kesukaan ibu mertuanya.
Setelah sampai di rumah Aira turun dari mobil, Aira masuk kedalam rumah mobil itu pun pergi di dalam rumah sudah ada keluarga yang sedang berkumpul.
Namun, saat Aira mendekati ruang keluarga Livia sedang duduk dekat Bu pari dengan membawakan kue kering, "assalamu'alaikum" ucap Aira.
"Wa'alaikumussalam" jawab semua yang ada di ruang keluarga.
"Mentang-mentang suami nggak ada di rumah keluyuran" Ucap Bu pari, Aira duduk di dekat Caca yang sedang memakai ice cream.
"Mbak, sudah sita bilang dari tadi Aira itu ketemu dengan kedua orangtuanya." Ucap Tante sita. Vano melihat kearah Aira yang hanya diam menunduk sedih.
"Halah kamu sama aja, kamu malah belain Aira" ucap Bu pari pada Tante sita.
"Sakarepmu toh mbak mau percaya mau tidak yang penting sita jujur" ucap Tante sita.
Pak Qayis melihat Aira, "Aira bawa apa nak?" Tanya pak Qayis pada menantunya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/379384058-288-k110994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir {On Going}
Jugendliteratur"Aku memang menikah dengan anaknya, tapi Aku bukan menantu yang diinginkan oleh ibunya." Ucap Aira. Aira Zahra Nadira Al-Fatih, anak dari Ghani Hanan Al-Fatih dan Radha Rahmah Admaja itu berusia 19 tahun, baru lulus SMA dan lanjut kuliah, Sedang kul...