Dulu...
Kau yang paling semangat membicarakan tentang "kita"
Lalu bagaimana sekarang?
Apa rasamu mulai sirna?
Apa tak ada rasa sesak setitik pun yang melanda?Dulu...
Kau yang memberikan ku rasa suka cita
Lalu kemana perginya?
Mengapa rasanya seperti tak tentu arah?
Haruskah ku akhiri saja?Namun, pernahkah kau mengira?
Rasa yang kau ciptakan begitu nyata
Kini tinggallah kerikil tajam yang melukai raga
Yang mungkin saja bisa ku sapu secara cuma-cuma
Namun nyatanya kerikil tajam itu sudah terlalu dalam tertancap
Hingga tak mampu aku lenyapkan
Juga aku sembuhkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Luka
Poesiahanya berisi sebuah untaian aksara yang hanya mampu ku tulis tanpa pernah berani ku ungkapkan secara lantang