---
Sekolah baru ini, ya ampun, beda banget. Kalau dulu aku selalu merasa sekolah itu tempat untuk hura-hura, kali ini jelas bukan tempat main. Tempat ini penuh dengan siswa-siswa berprestasi, yang bahkan kalau lihat mereka aja, rasanya gua udah kalah duluan. Bukan cuma pintar, mereka juga disiplin banget udah kayak cetakan pabrik yang sama. Setiap orang selalu tepat waktu, rapi, dan penuh semangat. Bahkan ruang kelasnya aja kelihatan seperti tempat nyaman belajar, saking teraturnya.
Pagi pertama di sekolah baru, aku datang dengan muka sok cool, berusaha keliatan gak terintimidasi sama lingkungan baru. Tapi aku yakin tampang aku lebih keliatan Beloon di banding cool Tapi, ya, siapa sih yang gak nervous? Aku pun langsung kebingungannya meningkat karena ternyata sekolah ini punya aturan ketat soal baju. Aku yang biasanya bebas pakai baju yang aku buka kancingnya dan celana ketat pensil, sekarang harus pake seragam lengkap dengan dasi yang kencang banget. Serasa mau jadi anggota band boyband, bukan murid sekolah.
Saat masuk kelas, aku disambut dengan tatapan seolah-olah mereka baru lihat alien dari luar angkasa. Wajar sih, aku emang kayak alien di sini, kan baru pertama kali pake dasi yang rapatnya kayak cincin di jari. Dengan langkah kikuk, aku duduk di bangku yang paling belakang, berharap gak jadi bahan obrolan.
Tiba-tiba, ada seorang cewek yang kelihatan banget 'anak baik' ngadep ke arah aku sambil nyengir. "Kamu baru ya? Gimana bisa masuk sini tanpa sepatunya yang rapi?" tanyanya dengan nada penasaran.
Aku cuma nyengir sambil bawa buku ke atas meja, "Oh iya, gua kan belum sempat beli sepatu rapi, makanya gua pake sepatu tenis, biar bisa lari cepat kalau ada yang mau ngejar."
Siswa-siswa sekitar yang denger langsung melongo, mungkin ngerasa aneh, atau bingung, atau gak ngerti gimana cara nanggapinnya. Aku juga bingung kenapa gua ngomong gitu dan kenapa malah sepatu sepupu aku yang perempuan gua pake warna kuning menyala kalo kecebur kelaut dan kepala dibawah air kalian tau lah jadi apa ini karna sepatu lama aku basah karna hujan kemarin.
Beberapa menit setelah itu, pelajaran dimulai. Guru-guru di sini serius banget! Gak ada tuh yang namanya 'pelajaran kosong' atau 'waktu nganggur'. Satu jam penuh, mereka ngajarin sampe detail. Mata pelajaran pertama adalah Matematika, yang sepertinya buat aku adalah bentuk penyiksaan intelektual yang paling menyakitkan, otak ku berasap bertuliskan help me dalam hanyalanku .
Guru, yang kayaknya tipe orang yang suka nulis rumus di papan hitam sampe lengan gua kramp, nyuruh kita ngerjain soal yang bener-bener bikin otak aku beku. Aku yang biasa melarikan diri dengan ngelakuin hal konyol, kali ini gak bisa lari kemana-mana. Semua orang kelihatan fokus banget, sedangkan aku cuma bisa liatin soal itu kayak orang yang lagi membayangkan berita kematian fungsi otak diri sendiri, Sehingga isi otak gua kosong kadang beberapa kali lewat bayangan gambar muka Jeremy Teti membawakan berita ini.
Tapi, tiba-tiba, aku lihat ada satu cowok di depan, yang kelihatannya super pinter, dia malah nulis jawaban di papan tulis dengan PD. Aku yang bengong, tiba tiba dipanggil guru. " Heh kamu anak baru maju kedepan coba lanjutin jawaban dari laksana" Sontak aku kaget dengan tatapan kosong maju dan menulis secara spontan.
Guru yang liat langsung berhenti di depanku, liatin aku dengan tatapan yang campur aduk antara bingung dan khawatir. "Ryu," katanya, "itu apaan yang kamu tulis di papan tulis?"
Aku pun jawab, "Oh itu, Bu, semangat teman teman. dengan senyum kaku seperti seorang serial killer yang menggunakan sepatu kuning cerah dengan muka idiot. Karna aku pikir kayaknya kalo aku disuruh ngisi jawaban, lebih baik aku siapin 'kata semagat' sebagai jawaban aman karna aku sama sekali gak ngerti pelajaran."
Siswa-siswa lain langsung pada nahan ketawa, dan gua cuma bisa senyum kaku. Aku udah yakin banget, aku bakal jadi bahan pembicaraan di sini. Tapi ya, apa boleh buat, kan? Aku juga belum belajar caranya jadi siswa teladan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMFONI BOCAH LIAR (ON GOING)
Teen FictionJudul: SIMFONI BOCAH LIAR On Going Update tiap hari kamis Genre: - Drama - Komedi - Coming-of-Age Rating: - 15+ Sinopsis: Ryu, seorang siswa yang dikenal karena kenakalannya, harus pindah ke sekolah baru yang sangat disiplin dan penuh...