13.🔞

235 39 28
                                    

                Seungmin membolak-balikan amplop biru di tangannya, ada sebuah surat yang ditulis oleh Mark untuk Y/n.

Niat hati kemarin ingin bolos sekolah secara aman dan menjadikan rumah Mark sebagai camp agar tidak kepergok orangtuanya. Pulangnya malah dititipi amanat untuk memberikan surat ini kepada Y/n.

Pesan Mark. jangan sampai ketahuan Haechan.

Wajar, sih. Haechan pasti cemburu lha jika kekasihnya mendapatkan surat dari lelaki lain, apa lagi notabenenya lelaki itu adalah kakak tirinya sendiri. Walaupun hubungan Y/n dan Mark memang sudah terjalin dekat, sebelum Y/n bertemu dengan Haechan.

Yang jadi pertanyaan di sini, kenapa harus Seungmin yang memberikan surat ini ke Y/n?! Padahal hari sebelumnya Hyunjin juga datang ke rumah Mark.

Sebenarnya sejak kapan Mark lebih percaya Seungmin dari pada Hyunjin? Merepotkan dirinya saja.

"Ada gilanya juga dia masih mengincar kekasih adiknya sendiri," gumam Seungmin. Lelaki itu berniat membuka amplop untuk membaca isi surat tersebut.

Nyatanya amplop tersebut sudah di lem dengan rapat, sehingga butuh merobek untuk membukanya.

Seungmin mendengus kasar. Dia menyimpan amplop tersebut pada saku celana sekolahnya. Bermaksud mengambil ponselnya, menghubungi Y/n jika dirinya sudah sampai di tempat yang dijanjikan.

Ponsel tersebut malah terjatuh ke tanah merah yang dia pijak, begitu langkahnya tertahan-

"Kkhh!"

-karena ada sebuah dasi yang menjerat lehernya. Napasnya tercekat. Bisa mati kalau ini berlangsung lama.

Seungmin meraih jeratan dari pada lehernya itu, dia mencengkram guna melonggarkan agar bisa bernapas.

Jangankan untuk menghirup udara, berbicara pun sulit sehingga pikirannya masih bertanya-tanya orang gila mana yang punya niat membunuh di lingkungan sekolah tengah hari bolong begini?!

Jawaban itu baru terjawab saat sang pelaku bertanya,

"Mark memberikan surat untuk Y/n padamu 'kan?"

Si gila Haechan.

Wajah Seungmin benar-benar memerah. Melihat kemungkinan kecil Seungmin akan menyerang karena kesulitan bernapas.

Haechan baru melepaskan cekikannya itu.

"Uhuk... huh..."

Seungmin terjerembab dengan posisi bersimpuh. Tangannya yang gemetar itu mengusap lehernya yang terdapat bekas memerah akibat lilitan dasi.

"Hei! Apa masalahmu, si-"

Makian itu tak terselesaikan oleh Seungmin.

Haechan lebih dulu menendangnya sampai dirinya telungkup. Dan menginjakan kaki cukup kuat pada punggung Seungmin sampai teriakan kesakitan terdengar.

Menjadikan punggung Seungmin sebagai sebuah alas pijakan untuk berjalan hingga berhenti di depan Seungmin.

Seungmin mendongak. Melihat Haechan yang menunjukan tatapan dingin padanya. Tak ada sisi konyolnya sama sekali seperti yang lelaki itu tunjukan di depan banyak orang.

"Mark memberikan surat untuk Y/n padamu 'kan?"

Haechan mengulang lagi pertanyaannya kali ini, dengan suara yang jauh lebih rendah. Terdengar mencekam bagi Seungmin. Atmosfer yang mengerikan.

Seungmin mengangguk cepat. Tidak perlu sampai Haechan yang meminta terlebih dulu surat itu. Seungmin langsung merogoh kantung celananya dan menunjukan amplop tersebut pada Haechan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sadism » Dark Side SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang