"Silahkan masuk."
Y/n berjalan memunggunginya setelah membukakan pintu untuk Haechan. Dia duduk di salah satu sofa ruang tamu.
"Kau di rumah sendirian ya?" tanya Haechan.
"Iya."
Haechan mengikutinya perlahan. Dia mengingat kembali view CCTV dari kamera tersebunyi yang terpasang di ruang tamu. Matanya menelusur mencari titik di mana sekiranya letak kamera yang dipasang oleh Mark.
Tepat sekali menyorot ke sofa yang di duduki gadis itu.
Ah, akan jadi pemandangan yang bagus nantinya.
Haechan mengambil posisi duduk di samping Y/n. Jarak terlampau dekat walau masih banyak space yang kosong di sofa ini.
Mark sedang ada di luar rumah saat ini. Kalau monitor pengawas itu hanya berada di kamar dan tidak terpasang pada ponsel Mark. Lelaki itu pasti tidak akan datang ke sini setelah melihat apa yang akan terjadi nantinya.
Jadi, mari buktikan sedetail apa saudara tirinya itu mengawasi setiap pergerakan Y/n.
"Weekend nanti temani aku ke rumah sakit." Tidak ada tawaran atau ajakan, omongan Haechan adalah perintah mutlak yang tak bisa di bantahkan.
Tapi Y/n yang belum lama mengenal Haechan, tetap keras kepala meski tau Haechan mungkin tipikal yang tak suka menerima penolakan. "Aku sudah ada janji dengan Mark."
Dia mengabaikan sisi buruk Haechan itu, menganggap bukan suatu hal besar.
Haechan menghela napas panjang. Sepertinya taraf kesabarannya ini mulai naik satu tingkat menghadapi kekasih pura-puranya ini.
Sabar sedikit.
Jangan gegabah dan membuat kesalahan yang menjadikan dirinya jatuh terjebak dalam kesialan yang seharusnya menjadi tempat Mark.
"Kau tau tidak kenapa Mark terus tarik ulur padamu?"
Ketika Y/n menggeser tubuhnya mundur, memberikan jarak yang lebih luas antara mereka. Haechan menahan belakang kepalanya, mencengkram rambut panjangnya yang tengah terkuncir satu dengan asal. Menahan Y/n agar berada di posisi yang sama.
"Karena kau selalu memprioritaskan dia dalam hal apa pun, termasuk saat kau sedang berada di suatu hubungan. Makanya walaupun kau sudah lama menjadi kekasih Felix, Mark tetap biasa saja. Coba kau lebih tidak mempedulikannya."
Y/n terlihat tidak mendengarkan perkataan Haechan. Dia fokus pada posisi mereka yang agak ambigu ini.
"Menjauh sedikit!" geramnya tak tertahankan, "aku ini bukan kekasihmu sungguhan."
"Ikuti saja ucapanku. Akan kubuktikan kalau omonganku ini benar. Kau lihat sendiri seberapa Mark bergerak lebih cepat saat kau benar-benar jatuh ke pelukan lelaki lain."
Y/n tersudut pada lengan sofa sedangkan Haechan ada di depannya.
Tidak ada lagi bibir Y/n yang disambar lelaki itu. Melainkan kini ke tengkuk gadis itu yang terekspos bebas.
Bohong kalau dirinya yang termasuk nakal ini tak pernah tidur dengan gadis lain. Haechan lihai dalam hal ini, tau beberapa titik sensitive pada tubuh wanita. Menilai respon Y/n akan sentuhan yang dia berikan, di mana gadis itu menanggapi dengan respon yang berlebihan terlepas dari penolakan yang diberikan.
Haechan cepat tanggap jika gadis dalam rengkuhannya ini belum pernah tersentuh siapa pun.
Lebih tepatnya, gadis itu hanya menyentuh dirinya sendiri. Seperti yang Haechan dapatkan dari beberapa rekaman yang Mark simpan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sadism » Dark Side Series
FanficDark Side Series WARNING! Rating 24+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Kau mau bawa dia kabur ke mana, hah?!" Sorot tatapan tajam Haechan tertuju pada pria yang berstatus sebagai kakak tirinya. "Yang jelas bukan ke Brisbane," Mark mengedikan...