Dark Side Series
WARNING! Rating 24+
Rape, Mature, Angst
🚫Not Children
***
"Kau mau bawa dia kabur ke mana, hah?!" Sorot tatapan tajam Haechan tertuju pada pria yang berstatus sebagai kakak tirinya.
"Yang jelas bukan ke Brisbane," Mark mengedikan...
"Melakukan kekerasan di sekolah? Apa selama ini aku menyekolahkanmu untuk menjadi pecundang yang ditakuti di sekolah, Mark?!"
Mark memejamkan matanya sesaat kala teriakan ayahnya menggema di ruang keluarga.
Brengsek sekali para adik tingkatnya yang mengadu ke guru mengenai apa yang telah Mark lakukan pada mereka. Padahal selama ini mereka bungkam karena tau hal parah apa yang bisa Mark lakukan untuk menghabisi mereka.
Apa yang para manusia bodoh itu pikirkan sampai berani membawa kasus ini hingga komite sekolah?
Dan kenapa sih sampai ada bukti video saat dirinya tengah melakukan kekerasan itu?
Dia bisa gila karena ini.
Mark tidak peduli terhadap omelan ayahnya, atau masa skorsing yang diberikan oleh pihak sekolah sebagai hukuman. Yang dipikirkannya saat ini adalah, bagaimana dia menemui Y/n dan menjelaskan segala hal yang selama ini dia sembunyikan dari gadis itu?
Karena kasus bodoh ini. Mark jadi tidak bisa berkomunikasi dengan Y/n karena ponselnya yang ditahan oleh ayahnya.
"Tidak, abeoji. Maafkan aku."
Mark menunduk pura-pura menyesali kesalahannya.
"Masuk ke kamarmu. Jangan sekali-kalinya kau keluar dari rumah ini sampai masa skorsingmu selesai. Atau hak asuhmu, ku serahkan pada ibumu!"
"Baik, abeoji."
Mark tidak bisa melawan ayahnya.
Dia juga tidak sudi angkat kaki dari rumah ini, membiarkan Haechan dan ibu dari lelaki itu menikmati seluruh kekayaan ayahnya yang seharusnya dinikmati oleh Mark dan ibunya.
Saat dia beranjak dari sofa dan berjalan menaiki tangga, hendak memasuki kamarnya yang berada di dekat kamar saudara tirinya itu.
Dia berpapasan dengan Haechan yang baru keluar dari kamar.
Sok akrab sekali lelaki yang satu tahun lebih muda darinya itu, menepuk pelan bahunya dan berbicara padanya.
"Aku pergi dulu. Aku mau memberikan hadiah untukmu. Supaya kau tidak bosan saat masa skorsing mu."
Mark menepis kasar tangan Haechan yang berada di bahunya. "Jangan bicara padaku. Enyah sana."
"Padahal aku sudah berbaik hati padamu."
Haechan tersenyum miring padanya.
Mark tidak berpikiran jauh sama sekali. Dia hanya menganggap bahwa lelaki itu hanya meledeknya atas apa yang terjadi padanya.
Pikirannya yang tengah kalut itu. Mana bisa berpikir untuk menjurus kalau omongan Haechan memiliki arti besar.
Yang seharusnya membuat Mark menahan Haechan agar tidak keluar rumah hari itu.
|||
Sadism
Venuskinsa Fanfiction 2024
| Mark x Y/n x Haechan |
Genre : Romance, Angst, Tragedy.
MATURE CONTENT—YOU HAVE BEEN WARNED!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.