Force memainkan musik didalam mobilnya, memecah kesunyian yang di ciptakan boom semenjak pertanyaan tentang aou ia utarakan
Sudah dua tahun ia mengenal boom melalui perantara pond, jadi ia tahu persis bahwa boom bisa untuk ia dekati. Tapi sepertinya boom belum membuka diri, seperti ada sesuatu yang ia coba simpan
"Kamu pergi ke tempat pond?"
tatapan boom masih lurus kedepan, semenjak pond melarikan diri bersama pacarnya ke thailand ia menjadi dekat dengan force, seperti mendapatkan pengganti yang mengenal dirinya
"Iya kak, aku udah pesan tiket! Gak mungkin aku gak datang ke pernikahan nya!"
Senyuman yang jarang ia perlihatkan muncul, mengingat kedekatannya dengan pond, bukan hal yang mudah buat pond untuk menjadi temannya
"Gak pesanin kakak juga? Tanggal 2 kan?"
"Emang kakak pergi?"
Melihat tatapan lembut yang boom berikan, membuat degupan di jantung force, sejak pertama kali ia melihat boom ia sudah jatuh cinta pada lelaki itu. Tapi sepertinya boom membuat pembatas
"Iya, kamu udah pesan hotel untuk nginap disana? Atau mau kakak pesanin? Atau mau satu kamar?"
"Udah kak, aku udah nyiapin semuanya! Tinggal pergi aja"
Masih sama seperti dulu, ia sama sekali tidak menyadari bahwa seseorang menaruh hati padanya. Force yang kehilangan kesempatan hanya menarik nafas panjang
"Okelah!!!"
Force membelai rambut boom lembut, boom yang disamping nya ini sangat manis dan menawan.
Mobil mereka berhenti di sebuah rumah makan sederhana, boom segera turun meninggalkan force yang tersenyum melihat tingkah lakunya
"BUNDA!!!!!"
senyuman dan tatapan lembut bunda masih sama
"Den....."
Tatapan tidak suka yang sengaja boom buat kepada bunda, ia sudah mengatakan kepada bunda untuk tidak memanggil nya dengan sebutan itu
"Boom bunda, bukan den....!"
"Aduh, bunda lupa! Sama siapa kesini? Oh ... "
Force yang mengikuti dari belakang memamerkan senyum menawan nya
"Den ganteng rupanya! Mau pesan apa?"
Dipuji ganteng membuat wajah force bersemu dan boom melihat geli ke arah force
"Pesan mie aja bun, kamu apa boom!"
"Seperti biasa bun!"
"Gak bosan itu terus?"
Force terlihat bingung, semenjak ia dibawa boom dan pond pertama kali ke tempat bunda, boom selalu memesan hal yang sama
"Gak bosan kak! Gak akan!"
Mendengar itu bunda tersenyum, sepertinya ia mengerti dan bergegas ke dapur
"Tunggu sebentar ya, bunda buatin pesanan khusus untuk dua pangeran tampan di warung sederhana bunda"
Sambil menunggu pesanan, force mencoba lagi mendekati boom. Ia memperbaiki rambut boom yang terlihat berantakan
"Berantakan ya kak?"
"Iya!"
"Mau jadi stylish aku gak? Penulis terkenal nih!!!"
Darimana boom belajar menjadi jumawa, ia jauh lebih terbuka dari dirinya yang dahulu
"Boleh? Tapi aku gak Mau digaji uang ya!!"
"Terus maunya?"
"Mau kamu boleh?"
satu ketukan lembut menggunakan sumpit mendarat di kepala force
"Lah, nih anak kurang ajar sama orang tua!"
"Udah tua ya kak?? Ya maaf!! Gak doyan orang tua soalnya!"
Boom tertawa menampilkan gigi rapinya, itu menawan di mata force
"Terus tipe kamu yang gimana?"
Tatapan serius force dianggap biasa oleh boom
"Aku suka yang punya senyum cerah, suka seenaknya, lebih pintar dari aku, suka pakai.... "
Tiba tiba boom menghentikan perkataan yang ia ucapkan, seperti mengorek kenangan lama matanya berkaca
"Boom?!"
Force melihat itu, dan hampir duduk disamping boom
"Aku oke kak! Gak papa"
Pesanan telah datang dan mereka menghabiskan makanan dalam diam, force ingin bertanya tapi ia takut ini akan menggangu boom. Jadi ia menyimpan pertanyaan nya untuk nanti
"Habis makan, enak nya nonton nih!"
"Kak, bisa antar aku pulang aja gak?"
Ia memaksa senyumnya
"Aku kayanya gak enak badan?"
Force khawatir dan mencoba memeriksa dahi boom yang segera ditepis
"Maaf boom!"
"Gak papa kak!"
Sebenarnya boom takut ketahuan.
Perjalanan ke rumah boom terasa lama. Baik force dan boom tenggelam di pikiran yang berbeda, force masih mempertanyakan kejadian tadi.
"Aku boleh tanya gak boom? Kamu bilang aku seperti kakak bagimu kan?"
Yang diberikan pertanyaan tak menjawab, ia hanya mengangguk
"Kalau aku bilang aku Mau lebih dari sekedar kakak. Boleh?"
Force menepikan mobilnya, ia menunggu jawaban dari boom. Pertanyaan ini tidak pernah di prediksi oleh boom, ia bingung.
"Kak??"
Tatapan force dalam meminta jawaban
"Aku suka sama kamu boom! Dari awal kita ketemu!"
Jantung boom berdegup, ia sudah lama tidak mendengar pengakuan dari seseorang. Selama ini ia hanya sibuk didunia menulis nya.
"Aku.....???"
"Kalau kamu masih bingung, aku bisa nunggu!"
Belaian lembut force dikepala boom lumayan menenangkan nya. Ia selalu suka saat force membelai kepalanya, seperti Ia dilindungi
Senyuman tenang terpancar dari wajah force, setidaknya setelah pengakuan ini boom akan menganggap nya berbeda
"Udah nyampe!! Hati hati dijalan kak"
Boom keluar dan langsung meninggalkan force yang masih melihatnya memasuki tempat yang Ia sebut rumah itu.
Entah mengapa boom tidak pindah dari bangunan itu, Ia punya banyak uang untuk membeli sebuah apartemen mewah, tapi Ia lebih memilih membeli bangunan tua yang ia tinggali dari dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR AOU
FanfictionDear Aou aku ingin menyelam menyelamatkan diriku yang tenggelam dalam memori mu, tapi jika ia hilang, haruskah aku ikhlas?