Saat ini aou berbaring gelisah sambil memeluk boom dan membuat nya terjaga dan merasa canggung
"...... "
Wajah gelisah yang terlihat jelas beserta rancuan yang keluar dari mulut aou saat ia menatapnya membuat boom mengulurkan jari telunjuk di glabella yang mengkerut itu
*glabella (bagian dahi yang terletak di antara alis dan bagian jembatan hidung)
"mimpi ya?"
Lalu mengusap punggung pemuda yang saat ini memeluk nya itu
"Kalau lu pergi lagi gua gimana aou?"
Lirihnya pelan masih mengusap punggung aou pelan, Ia terbawa suasana saat menatap wajah aou yang mulai tenang
"Gua gak sanggup! Tapi gua harus apa?"
Ada ketakutan yang memburu nya, apa yang Ia lakukan jika mereka harus berpisah? Ia tak sanggup menahan derita itu lagi
"Gua harus apa aou!"
Tak ada jawaban dari aou, Ia masih terlelap, tidurnya tenang. Hanya senandung pelan boom gaungkan menemani tidur lelap orang ia cintai itu
"Apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
Kau penjaga hatiku 🎶🎶"nyanyian merdu saat boom membalas pelukan nya menyadarkan aou, ia tidak membuka matanya. Menurutnya akan canggung bagi ke duanya jika tau mereka sadar dengan keadaan saling memeluk ini, tapi degupan nya yang sangat cepat itu. Apakah boom tidak mendengar degupan jantung nya? Seperti aou yang mendengar detak itu
"Lu udah bangun?"
Mendengar pertanyaan itu aou langsung bangun lalu mengenakan pakaian yang sudah tak tau dimana tempatnya
"Kenapa?"
Tanya boom kebingungan
"Kita??.... Kita...!! Barusan??"
"Kita udah dewasa, kenapa malu?"
Benar, mengapa aou malu, mereka sudah dewasa, bukan kah ini bukan pertama kali buat nya? Hanya saja boom yang terlihat tenang ini membuat perasaan aou berantakan
"Lu....? Sering?"
pertanyaan pribadi yang aou juruskan padanya dijawab dengan pertanyaan oleh boom
"Lu pertama kali?"
"Udah pernah sih, beberapa kali"
Aou menghitung jarinya lalu menghentikan kegiatan menghitung jarinya
"Gua tanya duluan!"
ia kembali duduk menatap boom yang tetap tersenyum melihatnya. Bagi boom jika bukan bersama aou, maka tidak dengan yang lain
"Pertama! Ini Pertama kali!!"
"Ha?"
Kekhawatiran terlihat jelas di wajah aou
"Lu oke??"
Tanya nya sambil melihat bagian itu, boom mengikuti arah tatapan aou lalu tatapan mereka bertemu
"Gua minta maaf!!"
"Buat apa?"
"Buat semuanya!!"
Tawa boom yang pecah akibat raut bersalah itu. Wajah aou saat ini.... Entah mengapa ia menangis di tengah tawanya
"lu aneh!!"
Melihat boom yang menangis setiap melihat nya sebenarnya menjadi pertanyaan buat aou, terakhir ia meminta agar jangan meninggalkannya
"Sebenarnya lu kenapa boom?"
Tanya aou sambil menghapus tangisan yang keluar dari mata indah itu. Boom masih tertawa di sela tangis nya
"Gua juga gak tau, gua senang banget tapi gua juga sedih! Lu ngerti?"
Jawabnya sambil menatap mata aou dengan mata berkaca itu. Pemuda yang ditanya itu hanya menggeleng kan kepalanya pelan
"Mungkin gua udah gila"
Lirih boom
"Gua memang gak ngerti, tapi gua tau lu gak gila! Kalau lu gila, lu pasti di Rumah sakit jiwa lah, gak disini tidur bareng gua!"
Salahkan ucapan aou yang membuat nya menjadi canggung sendiri
"G.gua keluar dulu, lu p.pakai baju deh!!"
Ucap nya sebelum buru buru keluar meninggal kan boom yang tersenyum geli di kamar
***
"Lu yakin ini bukan pertama kali lu?"
Boom masih menggoda aou yang saat ini tidak berani menatap matanya
"K.kenapa lu tanya? Gua yakin lu boongin gua!! Lu pemain kan ngaku lu!!"
Jawab aou tanpa menatap mata boom
"Ini pertama kali gua!!"
"Boong!! Pemain lu kan?? Lu mainin gua kan?? Kenapa lu biasa aja?"
Tanya aou, ia bingung mengapa boom bersikap biasa saja padahal ia sangat malu bahkan untuk menatap mata boom
"Karna itu lu!"
Jawab boom pelan tapi aou bisa mendengar nya jelas
"Karna gua? Boom kita baru ketemu, baru beberapa hari!! Menurut lu kita kecepatan gak sih?"
aou tidak akan mempertanyakan jika orang yang tidur dengan nya adalah orang yang tidak ia kenal, tapi ini boom. Orang yang menjadi teman pertamanya di Thailand, orang yang bahkan dengan mudah memasuki hatinya
"Lu nyesal?"
Dari perspective aou ini memang sangat cepat, tapi boom? Ia menunggu terlalu lama untuk hari ini
"Bukan, gua gak nyesal sama sekali boom! Cuma gua gak mau dianggap murahan sama lu!"
Ada rasa lega mendengar pengakuan yang keluar dari mulut itu
"Gua gak akan pernah anggap lu murahan aou! Lu terlalu berharga buat gua!"
Mengapa boom selalu mengatakan hal hal yang bunyinya seperti pengakuan itu, aou menatap boom yang masih melihatnya dengan tatapan yang sama sejak pertama mereka bertemu
"Boom!"
"Hmm"
"Lu pernah ke jerman?"
"Gua..? Gua belum pernah kesana! Kenapa?"
"Ohh.. Enggak.."
Pertanyaan yang ingin Ia tanyakan tak jadi di utarakan, mana mungkin boom mengenalnya.
"Oh iya aou! Gua kesini karna teman gua mau nikah! Lu mau temenin gua! Acaranya besok!"
Tentu saja aou mau, sekarang ini Ia bahkan ingin berdekatan dengan boom terus
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR AOU
FanfictionDear Aou aku ingin menyelam menyelamatkan diriku yang tenggelam dalam memori mu, tapi jika ia hilang, haruskah aku ikhlas?