Hari semakin larut, boom membuka matanya perlahan
"Mimpi? Apa tadi mimpi?"
Lirihnya pelan, dadanya masih terasa nyeri, apakah benar ia bermimpi?
"Lu udah bangun? Gua panik banget bro, lu kenapa? Oh iya gua aou! Lu sekarang dikamar gua!"
Rentetan ocehan yang keluar dari mulut aou tidak terdengar oleh boom
"Aou? Ini nyata?"
"Hmm gua aou!"
Ucap aou sambil tersenyum, boom segera berdiri dan mendekati aou yang tersenyum ramah lalu berubah bingung karna tiba-tiba di peluk oleh orang yang baru ia kenal
"Aou ini lu!!? Gua kangen!!"
"Heii.... L. Lepasin!!"
Ia mendorong tubuh yang memeluk nya ini, raut wajahnya berubah.
Boom sudah membayangkan apa yang terjadi jika Ia bertemu aou ribuan kali dikepalanya, tapi ini lebih sakit dari yang Ia bayangkan
"Maaf"
Mendengar kata maaf membuat aou melunak ditambah orang yang berada didepan nya ini seperti merasa bersalah
"Iya gak papa, gua kaget tadi! Lu...lu oke? "
Tak ada jawaban, suasana hening terjadi tiba tiba bahkan suara AC terdengar jelas saat boom mengambil 2 langkah mundur dan menunduk. Ia menepuk dadanya karna terlalu sesak
"Hei.. Hei... Lu kenapa?"
Kejadian itu terjadi didepan matanya lagi, tentu saja aou panik
"Sesak!!"
Ucap boom sambil memukul dadanya, Ia harusnya sudah terbiasa, kejadian seperti ini sudah Ia bayangkan tiap malam. Bagaimana jika aou tidak mengenal nya? Tidak, Ia hanya membayangkan saja. Tapi boom, Ia tidak bisa mengatasi nya.
"Gua harus apa? Tunggu gua cari dokter!! Bukan ayo kerumah sakit!!"
Tapi boom menolaknya, rasa sakit yang Ia rasakan saat ini bukan karna penyakit tapi karna aou yang tidak mengingat nya.
"Bentar lagi!!"
Aou terkejut saat boom menatapnya, ada rasa nyeri saat mata berair pemuda itu bertemu dengan matanya. Apa perasaan empati?
Ia mendekati boom dan mengajak pemuda itu duduk di sofa? Lalu dengan perlahan mengelus punggung nya
"Gua gak tau lu ada masalah apa? Tapi kalau lu mau cerita? Gua siap jadi pendengar!"
Kata kata itu? Aou pernah mengucapkan nya waktu boom pertama menyadari perasaan nya. Mendengar nya sekarang terasa seperti menoreh luka baru. Kenangan yang harus nya merupakan kenangan indah menjadi kenangan yang menyakitkan. Boom tidak bisa menghentikan tangisan nya. Ia terisak dan itu membuat aou panik
"Jangan nangis dong!! Gua jadi ikutan"
Entah mengapa mendengar tangisan boom menyakiti hatinya. Ia ikut menangis tapi tak tau apa yang Ia tangisi
Mereka berdua menangis diruangan itu, dan tangisan aou membuat boom menatapnya
"Kenapa lu nangis?"
"Karna lu nangis! Lu kenapa nangis?"
"Karna.... "
Ia tak mungkin mengatakan bahwa Ia menangis karena aou tak mengingat nya. Boom diam dan menghapus air matanya dan aou
"Lu jangan nangis, gua aja!"
Kata boom sambil mengusap pipi aou yang berair
"Gua juga gak tau, ya lu jangan nangis kalau gitu!! Lu kenapa nangis? Kenceng lagi!"
Situasi ini sangat aneh di mata aou, Ia dia memang cepat dekat sama seseorang tapi tidak sedekat ini. Pertemuan nya bisa dibilang belum sehari tapi mereka sudah berpelukan dan menangis bersama. Tepatnya Ia yang di peluk
"Lu kenapa?"
Aou mengulang pertanyaan nya lembut, Ia ingin mengetahui cerita pemuda yang bahkan namanya belum Ia ketahui ini
"Gua... Sebenarnya gua liburan ke thailand karna puppy gua hilang!"
"Puppy?? Anjing??"
"Hmm dia lupa sama gua! Dia gak ingat pulang!... "
Cerita nya memang menyedihkan, tapi terlalu berlebihan gak sih?
"Gua kethailand mau lupain puppy, mau buka lembaran baru!! Tapi gua liat lu!! Lu mirip sama puppy gua"
Tawa aou hampir pecah, tapi mata berkaca boom. Matanya terlihat menyimpan luka karna kehilangan.
"Gua turut prihatin! Maaf karna gua mirip puppy lu! Maaf karna terlahir dengan muka ini"
Aou tak mengerti, Ia hanya meminta maaf agar orang yang duduk disamping nya ini tenang
"Oh iya, nama lu siapa?".
Senyuman cerah yang selalu boom rindukan itu sekarang berada di didepan matanya
"Gua boom!"
"Senang kenal sama lu boom! Lu teman pertama gua disini!! Lu besok ada acara? Ke pantai yuk!! Gua dengar pantai thailand indah. Di Jerman jarang liat pantai. Salju semua"
Ocehan aou terdengar merdu di telinga boom, sekaran Ia bisa memandangi wajah yang Ia rindukan itu secara langsung
"Rencananya mau surfing, gua rasa disana ada tempat penyewaan, gua mau minum air kelapa juga banyak deh, kalau lu?"
Boom sekarang berada didunia lain, seperti melihat keajaiban dunia Ia hanya terpana
"Heii.. Boom!!"
Sebuah jentikan keras di dahi menyadarkan boom
"Ha? Kenapa? Siapa?"
"Lu yang kenapa? Di tanya malah bengong?"
Dahi boom memerah dan itu terlihat oleh aou, ia mengusap kening boom ada rasa bersalah saat melakukannya, tapi boom tak sadar waktu Ia memanggilnya! Ia hanya terpaksa
"Jadi lu mau?"
"Mau apa?"
"Ikut gua?"
Boom tak tau apa yang maksud dari pertanyaan aou, Ia sempat hilang akal sebenar sebelum kembali karna jentikan aou. Tapi ini aou. Aou nya sekarang yang mengajaknya. Tentu saja Ia harus menerima nya
"Gua ikut! Kemanapun lu bawa!"
Senyuman boom saat menatap aou terlihat sangat indah dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR AOU
FanfictionDear Aou aku ingin menyelam menyelamatkan diriku yang tenggelam dalam memori mu, tapi jika ia hilang, haruskah aku ikhlas?