"Aku udah bingung harus gimana ma kak Chika kak," kata Freya menjatuhkan dagunya di atas kedua tangannya yang bersandar pada pagar lantai 2.
"Kakakmu lagi di fase pengen bebas, nanti kamu juga tau pas diumurnya," kata Aldo berusaha menenangkan.
"Semoga ya kak," kata Freya membuat Aldo menyerengitkan dahinya.
"Eh kamu mimisan," kata Aldo melihat darah yang keluar dari hidung Freya. Aldo segera mengelap darah itu dengan lengan bajunya.
"Gak papa kak biasa, aku balik ke kamar ya, met istirahat kak Aldo," kata Freya kembali ke kamarnya.
Walau khawatir namun Aldo tidak bisa melakukan apapun, akhirnya dirinya kembali ke kamarnya.
Aldo merasa baru beberapa jam dirinya terlelap saat mendengar ketukan, bukan, namun gedoran di pintu kamarnya.
"Do, tolong Do!" Suara Chika di depan kamarnya sambil terus menggedor.
Aldo langsung bangkit, memandang jam yang masih menunjukkan pukul 2 pagi. Dirinya bergegas membuka pintu sebelum Chika membuat bangun satu kos mereka.
"Kenapa Chik?" Tanya Aldo mengusap matanya saat membuka pintu.
"Do, Freya do, Freya pingsan, hidungnya berdarah banyak!" Chika yang panik membuat Aldo melek dan berlari ke kamar Chika.
Disana terbaring Freya yang berlumuran darah pada bajunya. Darah berasal dari hidungnya. Aldo langsung menggendongnya dan menyuruh Chika memanggil taxi.
Mereka segera membawa Freya ke rumah sakit. Dalam perjalanan keduanya berusaha membangun kan Freya namun tidak ada respon dari Freya.
Chika nangis sesenggukan, kali ini bukan sekedar karena Freya pingsan namun tim dokter sedang melakukan pijat jantung pada Freya yang sampai di IGD dengan kondisi kritis.
Aldo hanya bisa memeluk Chika yang menangis tak berhenti. Hanya penyesalan yang keluar berulang kali dari mulut Chika karena meninggalkan Freya.
Aldo sendiri merasa bersalah dan menyesal karena membiarkan Freya dalam kondisi mimisan tadi. Seandainya dirinya memaksa membawa Freya ke RS tadi. Seandainya dia tidak meninggalkan Freya sendiri.
Chika menghubungi kedua orang tuanya yang berada di luar kota, dia juga berusaha menghubungi pacarnya. Orang tuanya segera sampai disana besok pagi, sementara pacarnya tidak ada kabarnya.
Malam itu Aldo memilih menemani Chika disana. Menunggu Freya yang berhasil kembali dari gagal jantungnya. Mereka bahkan sampai tertidur di kursi ruang tunggu.
Pagi itu Aldo terbangun dengan Chika yang sudah tidak ada di sebelahnya. Aldo merenggangkan badannya dan melihat ke sekitar. Di ujung pandangannya dia melihat Chika yang datang membawa 2 cangkir di tangannya.
"Kopi Do," kata Chika menyerahkan segelas kopi ditangannya.
"Makasih Chik, lu gimana kabarnya?" Tanya Aldo memandang Chika yang matanya sembab.
"Dah lebih tenang, makasih ya Do, kalo gak ada lu gue gak tau bakal gimana," kata Chika duduk di sebelah Aldo.
"Sori ya gue nanya, Freya kenapa ya sebenernya?" Tanya Aldo agak ragu. Chika menarik nafas panjang sebelum mencoba menjawab.
"Freya... punya kanker otak....," kata Chika lesu. Aldo cukup terkejut mendengarnya.
"Dia pindah ke sini juga karena pengobatan," kata Chika. Aldo akhirnya paham kenapa sebelumnya dia pernah bertemu Freya di RS.
"Dia selalu bisa nutupin kesakitannya biar gak ada yang tau," kata Chika dengan suara yang mulai bergetar.
"Dia juga gak pernah mau cerita sama orang lain," kata Chika lagi. Akhirnya air matanya menetes.
"Sori-sori, udah jangan nangis," kata Aldo menarik Chika kembali dalam pelukannya. Tiba-tiba hpnya bunyi, telpon dari Ashel. Chika sedikit melirik ke layar hp Aldo.
"Bentar ya," kata Aldo melangkah menjauh.
"Halo, kak Aldo, kak aku bisa minta tolong gak?" Tanya Ashel di ujung telpon.
"Apa Cel?" Jawab Aldo.
"Anterin ke kampus dong, mobil aku rusak," kata Ashel lagi.
"Jam berapa?" Tanya Aldo lagi.
"Kayak biasa, jam 9an, bisa?" Tanya Ashel dengan nada bahagia dan berharap. Aldo menatap jamnya yang menunjukkan pukul 7.
"Oke deh," kata Aldo.
"Yes, makasih, bye kak!" Saut Ashel memutuskan telpon.
"Pacar lu yang telpon?" Tanya Chika melihat Aldo.
"Bukan, adeknya temen gue minta tolong," kata Aldo senyum, sementara Chika hanya membulatkan mulutnya.
"Gue balik dulu ya, kalo ada info tentang Freya kabarin," suat Aldo kemudian pergi dari sana.
**************************************
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aldo
FanfictionSebuah cerita tentang perjuangan seorang remaja meninggalkan masa lalunya. Dirinya memulai cerita baru di tempat baru untuk meninggalkan masa lalunya. Namun tidak semua orang membiarkannya hidup tenang. Hanya sebuah AU, cerita fiktif, semua nama kej...