Bab 14

130 39 3
                                    

Aldo berdiri diam di depan kosnya. Diam tak bergerak tak bersuara. Seperti sudah paham bahwa Aldo mencarinya, tidak lama Gito muncul di hadapan Aldo.

"Ini Aran mas, leader dari Arachnoid, mas gak sengaja senggolan dengan dia waktu di club," ucap Gito menyerahkan tab ditangannya.

Terpampang foto seorang pria dengan rambut sebahu, terlihat lebih pendek darinya. Pria itu memiliki tato laba-laba di lehernya. Satu hal yang menggangu Aldo, dirinya merasa familiar dengan wajah dan nama itu.

"Iya mas, Aran adalah pria yang dijodohkan dengan pacar temen mas, dan Aran adalah pacar tetangga kos mas," Gito menjawab penasaran Aldo.

"Anj**g, masalah cewe doang jadi panjang gini!" Protes Aldo marah.

"Hati-hati mas, menurut saya tidak sesimple itu, ada sesuatu yang belum saya temukan di balik semua ini, saya masih merasa ada yang janggal," ucap Gito.

Tiba-tiba chat grup Aldo dengan gengnya berbunyi. Daniel menginfokan kondisi Justin stabil, ditemukan narkotik dalam jumlah yang cukup tinggi di darah Justin, dan luka lebam di sekujur tubuh Justin. Aldo semakin geram membaca chat itu.

"Lu tau markasnya?" Tanya Aldo dengan wajah serius. Gito hanya mengangguk.

"Kumpulin anak-anak, gue balik ke rumah!" Perintah Aldo dengan mata berapi-api penuh emosi.

Gito bergegas pergi bersama anak buahnya. Aldo sendiri mengabarkan kepada Ashel dirinya tidak bisa kuliah hari ini, dan mengabarkan di chat grup "gue beresin semua sekarang".

Aldo kembali ke rumahnya. Dirinya menyusuri tangga menuju basementnya. Disana segudang senjata tersusun rapi siap digunakan.

"Kamu yakin nak?" Suara itu membuat Aldo menghentikan tangannya mengambil samurai milik keluarganya.

"Ini kan yang kalian mau?!" Tanya Aldo penuh emosi.

"Mami cuman mau kamu bahagia, apapun pilihan kamu," ucap Feni tanpa menghalangi anak semata wayangnya.

Aldo mengambil senjata secukupnya dan samurai milik keluarganya. Tidak lupa dia mengambil jaket kebesarannya, jaket berlambang "Ryujin" geng terbesar dan terbahaya yang dipimpin ayahnya.

"Bukan itu yang harus kamu pakai," ujar Feni menghentikan langkah Aldo.
Aldo membalik badannya. Feni menghampiri Aldo membawa jas mantel kebesaran milik ayahnya.

"Ini milik kamu," kata Feni melepas jaket Aldo dan menggantikannya dengan jas mantel kebesaran ketua Ryujin.

"Kembali dengan selamat," kata Feni mengecup kening Aldo. Aldo mengangguk dan beranjak pergi bersama pasukannya.

Sementara disisi lain. Chika dan keluarganya kali ini kembali menangis karena Freya kembali mengalami gagal jantung. Chika sudah tidak perduli dengan Aran, yang sempat datang dan memutuskan Chika karena tidak mau pergi dengannya. Chika dan keluarganya hanya bisa berdoa demi keselamatan Freya kali ini.

Ashel yang baru saja selesai kuliah merasa gelisah sejak menerima pesan Aldo. Terlebih dirinya saat ini tidak berhasil menghubungi Aldo ataupun yang lain, termasuk Indah.

Justin mendadak mengalami kejang, sehingga harus di larikan keruang ICU karena dirinya tidak bernafas setelah kejang selesai. Semua orang panik disana.

Aran sedang membawa Marsha, atau menculik Marsha lebih tepatnya. Karena ternyata keluarga Marsha mengiyakan perjodohan ini karena terlibat masalah dengan geng Aran. Marsha menangis sejadi-jadinya di dalam mobil Aran. Aran berulang kali menamparnya agar diam, namun Marsha malah semakin kencang menangis.

**************************************

Happy reading

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang