Bab 3

845 84 0
                                    

Aldo terbangun karena sinar mentari pagi masuk melalui celah jendelanya, menerpa wajahnya. Hari itu dirinya tidak ada kuliah pagi sehingga tidak di buru-buru untuk bangun.

Suara keributan di luar kamarnya membuatnya penasaran untuk sekedar mengintip. Dari jendela depannya dia bisa melihat pertikaian seorang gadis dengan seragam SMA dengan seorang perempuan cantik bagai bule yang masih dengan tanktop dan shortpants nya.

Jelas itu adalah Freya dan Chika kakaknya. Entah apa yang mereka ributkan. Aldo memutuskan tidak ikut campur dan melanjutkan aktivitasnya dengan sekedar olahraga pagi di kamarnya sebelum mandi.

Baru saja Aldo selesai mengganti pakaiannya, pintu kamar kosnya di ketuk. Aldo segera membukanya. Tidak biasanya dirinya mendapatkan tamu.

Untuk sesaat dirinya tertegun memandang wanita yang walau dengan rambut kusut dan wajah tanpa make up namun terlihat begitu cantik.

"Biasa aja ngeliatnya," protes wanita itu.

"Eh iya, sori, ada apa ya?" Tanya Aldo lagi mendapati Chika, kakak Freya berdiri di depan pintu kamarnya.

"Nih, sarapan dari adek gue, dia maksa gue harus ngasih ini ke lu, soalnya kata dia lu dah nolongin gue semalem,"kata Chika mengulurkan bungkusan di tangannya.

"Oh iya, makasih," jawab Aldo singkat menerimanya.

"Gue kok gak pernah liat lu, terus tiba-tiba adek gue bilang lu nolong gue! Lu apain gue semalem?!" Introgasi Chika memasang wajah juteknya.

"Eh itu, gue baru disini, semalem lu pulang mabok, ada supir taxi nganter lu, gue cuman bantu mindahin lu ke kamar kok," kata Aldo. Chika langsung menutup dadanya dan membuka mulutnya hendak teriak.

"Eh gak gitu, Freya ada kok kemaren, dia liat gue nolong lu!" Kata Aldo membela diri sebelom Chika teriak.

"Oh, kirain lu apa-apain gue, mampus Freya tau dong kalo gue mabok!" Kata Chika menepok jidatnya. Aldo hanya manggut-manggut.

"Sial, oke thanks," kata Chika pergi meninggalkan Aldo begitu saja sambil tetap mengumpat komat kamit kembali ke kamarnya.

Aldo kembali ke kamarnya dan memakan sarapan gratisnya dari Freya dan Chika. Selesai sarapan dirinya mulai bersiap untuk berangkat kuliah.

Saat dirinya turun menuju motornya dirinya melihat Chika di jemput seorang pria dan pergi. Aldo hanya berfikir itu mungkin pacarnya. Aldo sendiri pun langsung tancap gas menuju kampusnya.

Seperti biasa saat sampai dikampus dirinya akan memilih sudut sepi untuk duduk sendiri menikmati teduhnya hari di bawah pohon-pohon rindang kampusnya.

"Nah kan apa gue bilang, Aldo pasti disini," kata Tian datang bersama Zean.

"Lu hobi banget mojok sendirian, gak takut ke sambet lu Do?" Goda Zean duduk di hadapan Aldo.

"Haha, yang ada setannya yang takut ma gue," jawab Aldo membuat ke tiganya tertawa.

"Daniel sama Justin masih kelas?" Tanya Aldo karena Tian dan Zean hanya berdua.

"Iya, eh tadi malem kata Daniel gue ampir berantem ya?" Kata Tian nyengir.

"Biasa namanya juga mabok," jawab Zean ikut nyengir.

"Santai, aman kok," jawab Aldo.

"Thanks ya bro, gue lama gak party soalnya hehe," kata Tian nyengir

"Iya semenjak bucin dia jarang bisa diajak keluar, ceweknya posesif," jawab Zean.

"Gak papa lah, kan cewek lu cuman pengen lu aman aja," kata Aldo lagi.

"Anjir ni anak, anak baik banget nih, wkwkwk," goda Zean ma Tian bareng.

Tiba-tiba fikiran Aldo masuk ke memori masa lalunya. Terngiang di kepalanya rumah yang terbakar, orang-orang dengan jaket hitam dan wajah tertutup slayer yang sedang memukuli orang.

"Do, oi, ngelamun, tar beneran kesambet lu!" Kata Zean melambaikan tangan di depan wajah Aldo.

"Eh sori-sori, ke kelas yuk dah mau jam nya," kata Aldo beranjak dari tempatnya diikuti oleh kedua temannya.

**************************************

Happy reading

Cerita AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang