Bab 5

757 74 0
                                    

Hari-hari di hidup Aldo mulai lebih berwarna dengan kehadiran 4 sekawan yang menjadi sahabat barunya di kampus. Dua kakak adik yang selalu berkelahi jika bertemu. Dan gadis manis adik kelasnya yang menjadi pengagum setianya.

"Zoy, Toy, malem gue absen yak, gak enak badan," saut Aldo yang baru saja datang ke tempat duduk bawah pohon yang sekarang menjadi base camp mereka.

"Napa lu, meriang abis ujan-ujanan kemaren?" Tanya Daniel. Aldo hanya mengangguk sambil senyum.

"Masuk angin kali lu?" Saut Justin memandang Aldo yang pucet.

"Pulang aja sono, dari pada pingsan dikelas lu, pucet muka lu!" Kata Tian.

"Masa? Kayaknya tadi pagi masih ganteng gue," lawak Aldo yang langsung di sambut sorakan teman-temannya.

"Dah sakit masih aja jayus lu," saut Zean.

"Eh jayus itu jatah gue, jangan lu borong juga," saut Daniel pura-pura menangis.

"Eh iya nih, pala gue juga mulai pusing, gue nitip absen ae ya jam bu Gaby," kata Aldo.

"Bisa balik sendiri bro?" Tanya Zean. Aldo hanya mengangkat jempolnya dan berjalan pergi dari sana.

Ditengah perjalanan menuju motornya tiba-tiba dirinya berlari menuju parit dan muntah. Kepalanya benar-benar terasa pusing kali ini. Badannya terasa hampir ambruk.

Tiba-tiba seseorang membopongnya dan berusaha membawanya susah payah. Aldo berusaha melihat siapa yang membawanya.

"Ayo kak, kuanterin aja, badan kakak panas banget," kata Ashel yang sudah bersusah payah membopong Aldo yang lebih besar dari nya.

Aldo berusaha sekuat tenaga untuk berjalan dengan di bantu Ashel. Akhirnya mereka sampai di mobil Ashel. Ashel mendorong Aldo yang sudah tidak bertenaga untuk masuk. Dan semua menjadi gelap dimata Aldo.

Entah berapa lama Aldo tak sadarkan diri. Saat ini yang dirinya rasakan adalah basah dan dingin di dahi dan tengkuknya. Matanya perlahan berangsur membuka.

Matanya berusaha mengatur cahaya yang masuk. Berusaha mengenali tempatnya berada kini. Semua tampak asing. Wangi lavender semerbak di ruangan bernuansa ungu ini. Dirinya berusaha mencari tau dia berada dimana.

"Lho kak, udah bangun?" Tiba-tiba Ashel muncul dari balik pintu.

"A..Ashel? Ini dimana?" Tanya nya lemah.

"Dirumahku kak, aku gak tau kos kakak, dan kakak tadi pingsan sama demam tinggi," kata Ashel duduk di sebelah Aldo.

"Makasih ya, maaf ngerepotin," Aldo berusaha bangkit namun di tahan oleh Ashel.

"Udah kakak istirahat dulu," kata Ashel membaringkan kembali Aldo.

"Sori ya jadi ngerepotin," kata Aldo tidak enak hati.

"Udah, gak papa, anggep aja aku balas budi," kata Ashel tersenyum manis yang membuat Aldo terpana.

"Siapa cowonya!" Tiba-tiba terdengar suara teriak marah dari luar kamar Ashel.

"Si... lho Aldo?" Seorang wanita berdiri di pintu kamar Ashel memandang Aldo yang terbaring.

"Indah?" Aldo sama bingungnya.

"Lho kak Indah kenal kak Aldo?" Ashel ikutan bingung.

Ternyata Ashel adalah adik dari Indah, pacar Daniel. Aldo dan Indah sudah saling kenal karena beberapa kali ikut mereka kumpul bareng.

"Lu kenapa Do?" Tanya Indah menghampiri.

"Emang tadi gak enak badan, pas gue mau pulang pusing banget, untung di tolong Ashel," jawab Aldo lemah.

"Lu gak modusin adek gue kan?" Lirik Indah tajam.

"Kakak ih!" Ashel langsung mendorong Indah kearah pintu kamarnya.

"Do, Daniel gue kabarin ya lu disini," kata Indah sebelum Ashel menutup pintu kamarnya.

"Sori kak, udah kakak istirahat dulu aja," kata Ashel.

"Harusnya gue yang bilang sori,... dan makasih," kata Aldo.

Saat Daniel datang, Aldo sudah berada di sofa ruang tamu rumah Indah dan Ashel.

"Lu kenapa bro?" Tanya Daniel menepuk pundak Aldo.

"Eh, tepar bro gak kuat," kata Aldo nyengir.

"Enak lu, tepar aja yang nolong cewek cakep lu," kata Daniel menggoda Aldo.

"Rejeki anak soleh bro," saut Aldo.

"Hmm ayo ngomongin apa," saut Indah yang datang bersama Ashel membawakan minum dan cemilan.

"Do, jadi ternyata lu yang nolong Ashel pas di halte?" Kata Indah.

"Kebetulan aja itu Ndah," saut Aldo senyum.

"Wah gara-gara lu tolong, Ashel gak berenti ngomongin lu," saut Indah yang langsung di pelototin Ashel.

"Weits, ada yang jatuh cinta nih," goda Daniel pada Ashel.

"Paan sih kak Daniel," saut Ashel cemberut. Mereka pun tertawa.

"Do, gue nitip adek gue ya," kata Indah yang malah dicubit oleh Ashel.

"Awas aja lu macem-macem ma ipar gue!" Kata Daniel.

"Dih ipar, belom nikah, wee," protes Ashel. Mereka pun tertawa bersama.

**************************************

Happy reading

Cerita AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang