Pagi ini seperti biasa. Mara diantar sekolah oleh kekasihnya,
Agam memberhentikan motornya di parkiran sekolah SMA ARCANTRA 1.Mara berjalan dengan riang dan tidak lupa menampilkan senyum termanisnya untuk pagi ini.
Mara sedikit mempercepat langkahnya untuk menghampiri siswi yang berada di depannya.Mara menepuk pelan bahu siswi itu pelan. "Emm ... permisi, itu tas kamu belum di tutup" ucapnya.
Siswi itu melihat tasnya dan benar saja resleting tasnya belum ia tutup sepenuhnya.
"Ahh, iya." siswi itu tersenyum malu.
"Makasih, ya, Kak." setelah siswi itu menutup rapat resleting tasnya, ia pun hendak berjalan.
"Eh, bentar kamu yang ada di perpus kan yang bawa banyak buku terus karena bawanya kebanyakan kamu nggak sengaja nabrak aku, kamu bukan sih?" tanya Mara.
"Eh, iya, Kak, aku minta maaf sekali lagi, ya," ucap siswi itu.
"Gapapa kamu kan waktu itu udah minta maaf, oh iya nama kamu siapa, kamu kelas berapa?"
"Aku, Sanara Kak, aku kelas 10 IPA-1 Kak."
"Ouh, kenalin aku Mara kelas 11 IPAS-1, beberapa kali aku lihat kamu sendirian kamu gabung aja sama aku nanti kamu bisa ke kantin ataupun ke kelas aku."
"Emang gapapa Kak."
"Gapapa-lah kita juga kan teman, oke nanti istirahat kamu ke kantin aja, ya, udah kita jalan duluan, ya." seraya menarik tangan kekasihnya, mereka pun meninggalkan siswi itu.
Siswi itu adalah Sanara, benar saja Agaknya Mara tidak asing dengan suara Sanara karena saat Mara ingin pergi sendiri ke perpus ia bertemu Sanara yang tidak sengaja menabraknya.
Hari ini guru mengajar seperti biasa sampai waktu istirahat tiba. Zalion dan Exell berada di rooftop. Mereka malas bersama keramaian orang terlebih lagi Zalion. Seperti saat ini Zalion dan Exell sedang merokok.
Beberapa menit berlalu mereka di rooftop.
"Bro, nanti lu mau cosplay, apa?"
"Gua, males."
"Dih, ayolah, Bro, kita rencanain cosplay dari sekarang biar nggak ribet nyari bajunya nanti."
"Berisik lu Xell, orang dibilang gua males ikut-ikutan kek gitu, udah lu aja sana."
"Emang susah kalo ngomong sama orang yang mageran."
Zalion dan Exell juga menatap langit di rooftop melihat awan yang mendung kira-kira apakah bakal hujan lagi.
"Waduh kayaknya mau hujan lagi, sekarang lagi musim hujan sih," gumam Exel.
Di sisi lain
Seperti biasa penuh keramaian siswa-siswi di kantin tersebut. Sanara berjalan dari koridor menuju kantin ia mencari Mara, tidak berselang lama Mara memanggil Sanara tampak Mara bersama teman-temannya tengah duduk di kursi.Dengan ragu-ragu Sanara berjalan pelan, Sanara menghampiri Mara dan ikut bergabung duduk bersama lainnya.
"Hai, Sanara," sapa Ria.
Hengky, Agam hanya menyapa dengan senyuman ke arah Sanara, jadi Hengky, Agam dan Ria sudah tahu Sanara karena saat Mara dan Agam ke kelas ia langsug menceritakan tentang Sanara.
"Senang berteman dengan kamu Sanara," ucap Ria lagi.
"Iya, Kak senang berteman juga." Sanara tersenyum malu.
"Sanara aku mau save nomor kamu, nomor teleponnya berapa?"
Sanara mengambil ponselnya yang berada di saku roknya lalu memberikan ponsel ke Mara.
"Nih udah, aku udah masukin kamu juga di grub kita jangan sungkan sama kita, ya."
"Iya, Kak makasih, ya."
Lalu tidak lupa Mara memperkenalkan Ria, Hengky, serta Agam kekasihnya.
Kebetulan Sanara hari ini
dikasih uang jajan untuk membeli makanan di sekolahnya.Tetapi itu pun kadang-kadang karena Sanara hanya memiliki seorang ayah yang bekerja sebagai supir dan tukang kebun di rumah orang kaya. tetapi Sanara tidak membelikan makanan dari uang jajanya malahan ia hanya menabung.
"Sanara kamu nggak beli makanan?" tanya Ria.
"Enggak Kak, ini aku bawa bekal roti," jawab Sanara.
Agam dan Hengky membawakan makanan dan minuman yang cukup untuk lima orang, mau di kalangan tidak seperti yang lainnya mereka tidak membeda-bedakan perteman. Kini mereka berlima, tampak Hengky si pelawak dalam perteman dan Ria, Mara serta Agam yang merespon hingga terlihat Sanara mulai tersenyum manis karena kakak kelas yang baik kepadanya.
" Sekali lagi jangan sungkan, ya Sanara," gumam Hengky.
"Sanara biar kita semua lebih pas, kayaknya seru kalo kamu juga punya pasangan," ujar Hengky lagi.
Lalu kuping Hengky pun segera dijewer oleh Ria. Sanara dan lainnya pun tertawa melihat itu.
"Jangan di dengerin, ya, Sanara dia kalo ngomong emang rada-rada."
"I-iya, Kak hehe gapapa."
Canda tawa dari mereka membuat Sanara merasa lebih nyaman di sekolahan yang sebelumnya terasa gelap dan sesak karena pembulian. Bagi dirinya kini ia mulai melihat kehidupan yang bahagia. Semua pun saling mengesave nomor Sanara dan menganggap adik kandung mereka.
Beberapa menit berlalu bel sekolah pun berbunyi yang mengharuskan mereka untuk segera ke kelas. Sanara pun berterima kasih kembali lalu berjalan menuju kelasnya.
"Ternyata seru juga, ya, bisa temenan sama adik kelas," gumam Ria.
"Kita ngadopsi dia itu," ujar Hengky.
"Ih, ni orang ngomongnya agak rada-rada, ya, dari tadi." Ria sambil menepuk bahu pacarnya itu.
"Ri, Sumpel aja tuh mulutnya," ledek Agam.
Mereka pun sampai ke kelas. mereka pun duduk di kursi masing-masing, tidak berselang lama ada Miss Luna yang mengajar bahasa inggris yang masuk ke kelas.
Materi pelajaran itu pun berlangsung. Tidak di hiraukan lagi jika kelas XI IPAS-1 terasa adem dan sunyi saat belajar serta rata-rata pinter dikelas itu dan tidak seperti kelas lainnya yang sangat rusuh.
Beberapa jam berlalu pelajaran pun telah usai.
"Oke anak-anak that's today's material its closed, see you next sunday, after this you all clean up and go home when this bell rings, okay good afternoon everyone!" setelah mengatakan itu Miss Luna keluar dari kelas.
Zalion dan Exell berjalan melewati koridor sekolah, dengan seragam yang di keluarkan, dua kancing atasnya dibuka hingga memperlihatkan kaos dalam bewarna hitam, dengan rambut acak-acakan, tetapi itu membuat mereka semakin tampan. Tidak lupa Exell untuk tebar pesona ke para siswi-siswi. Teriakan para siswi membuat Exell semakin percaya diri tetapi sebenarnya teriakan itu hanya untuk Zalion seorang dan Zalion menghiraukan itu semua, sesekali Exell mengedipkan matanya serta senyum tipisnya kepada para siswi itu.
"Anjir Zalion ganteng banget!"
"Calon suami gue berdamage!"
"Zalion i love you!"
Riuh-riuh suara para siswi membuat seluruh koridor penuh teriakan.
"Et, dah kirain gua yang di teriakin rupanya Zalion lagi, Zalion lagi haduhh," bisik Exell.
Zalion dan Exell berjalan di koridor menuju parkiran. Bel berbunyi semua siswa-siswi pun berhamburan keluar kelas untuk pulang tetapi masih beberapa orang yang masih berada di koridor dan memfokuskan matanya ke arah Zalion.
Karena sudah pulang dan melihat cuaca yang hanya mendung dari tadi tetapi tidak hujan Zalion dan Exell segera pulang membuat Para siswi berhenti berteriak Zalion. Tidak berselang lama Istari dan Vania menghampiri para siswi dan berteriak jika tidak ada yang boleh mendekati Zalion.
"Kalian dengar semua, gua pacarnya Zalion jadi kalian nggak boleh genit sama pacar orang!"
Para siswi itu yang di omelin oleh Istari menjauhi Istari membuat mereka bilang Istari kurang waras dan para siswi itu pun tertawa, Istari dan Vania mendengar itu pun berdecak kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/373768451-288-k399039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MARA(SUDAH TERBIT)
Novela Juvenilmenceritakan tentang teragedi yang merubah cinta yang lama dengan orang baru karna itulah cinta sejati di temukan sampai selamanya. "Aku tak pernah bisa lupa dan berfikir dengan semua yang telah terjadi,rasa sesak didada mendesakku ingin menyerah, a...