•
•
Sinar matahari pagi menerpa wajah Mark saat ia membuka tirai jendela. Cahaya keemasan menari-nari di lantai kayu yang dipoles mengkilap, menyorot debu-debu halus yang melayang di udara. Mark menarik napas dalam-dalam, menghirup udara segar yang bercampur aroma laut dan bunga-bunga. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara, diikuti aroma roti panggang yang harum dari dapur. Hari ini adalah hari yang spesial: Festival Cahaya di Alfama, sebuah festival yang merayakan keindahan kota Lisbon di malam hari. Mark bersemangat untuk menikmati pesta cahaya bersama Jeno.
Mark, dengan kemeja linen putih yang baru dicuci, sedang menyiapkan sarapan. Jari-jarinya yang lincah bergerak cepat, meniriskan buah-buahan segar untuk topping yogurt mereka. Ia menggerakkan kepala sedikit, menikmati suara air yang menetes dari keran. Jeno, dengan kaos bergambar band favoritnya yang sedikit pudar karena sering dicuci, sedang menata meja makan dengan perlengkapan makan yang baru dibeli di mall. Ia memegang piring porselen biru muda dengan hati-hati, mencari posisi yang tepat untuk menata piring dan garpu dengan rapi. Ia menggerakkan tangannya dengan lembut, menempatkan sendok di samping garpu dengan presisi.
Aroma kopi dan roti panggang menarik mereka ke meja makan. Mereka duduk bersama-sama, menikmati sarapan yang sederhana tetapi menyenangkan. Mereka berbagi cerita tentang mimpi dan rencana masa depan mereka, tawa mereka mengalun merdu di udara. Mark menceritakan tentang rencananya untuk ikut kelas memasak Portugal, matanya berbinar dengan semangat dan antusiasme. Ia menunjuk ke buku resep Portugis yang baru dibelinya di toko buku dekat apartemen mereka. Jeno menceritakan tentang pameran foto yang akan diikutinya, suaranya bersemangat menjelaskan tema dan konsep foto-fotonya. Ia menyentuh dada Mark dengan lembut, menceritakan tentang kegembiraan dan harapan yang menyelimuti hatinya.
Setelah sarapan, mereka bersiap-siap untuk pergi ke Alfama. Mereka memilih untuk berjalan kaki, menikmati suasana kota yang hidup dan meriah. Mark menggenggam tangan Jeno, merasakan kehangatan dan keamanan yang menyelimuti diri. Mereka berjalan sambil menikmati pemandangan yang indah. Bangunan-bangunan tua yang bersejarah, jalan-jalan berliku, dan suasana tradisional Portugal mengelilingi mereka. Jeno menunjuk ke sebuah toko kecil yang menjual kerajinan tangan tradisional, mengajak Mark untuk menjelajahi toko itu bersama. Mark menggelengkan kepala dengan senyum, menjelaskan bahwa mereka harus menikmati festival cahaya terlebih dahulu.
Saat senja tiba, Alfama terlihat indah sekali. Ribuan lampu berwarna-warni menghiasi bangunan-bangunan tua, menciptakan suasana yang magis dan menawan. Lampu-lampu itu berkelap-kelip dengan indah, menghidupkan bangunan-bangunan tua yang bersejarah. Mereka berjalan-jalan di antara kerumunan orang, menikmati musik tradisional Portugal yang merdu. Mereka saling berpegangan tangan, menikmati kehangatan dan kedekatan mereka. Mark menarik Jeno ke dekat, mencium pipinya dengan lembut, menikmati kehangatan dan kasih Jeno. Jeno menatap Mark dengan senyum yang manis, menikmati kebahagiaan yang menyelimuti hatinya.
Mereka menemukan tempat yang nyaman untuk duduk dan menikmati pemandangan. Mereka menikmati minuman hangat dan cemilan yang mereka beli dari sebuah toko kecil di dekat sana. Mereka berbagi cerita dan tawa, menikmati momen romantis di tengah kejayaan festival cahaya. Mark menatap Jeno dengan tatapan yang penuh cinta, menikmati keindahan Jeno di tengah kejayaan festival cahaya. Ia menggerakkan jari-jarinya di atas tangan Jeno, merasakan kehangatan dan keamanan yang menyelimuti diri. Jeno menatap Mark dengan tatapan yang penuh dengan kehangatan dan kasih. Ia mencondongkan tubuhnya ke Mark, menikmati kehangatan dan kedekatan Mark.
Saat festival cahaya berakhir, mereka berjalan pulang bersama-sama, tangan mereka masih bergenggaman. Mereka merasakan kebahagiaan yang mendalam, kebahagiaan yang tercipta dari cinta, kebersamaan, dan pengalaman yang indah. Mereka berjanji untuk terus menikmati kehidupan baru mereka di Lisbon, dengan semua keindahan dan kebahagiaan yang diberikannya. Mereka berjalan sambil berpegangan tangan, menikmati kehangatan dan keamanan yang menyelimuti diri. Mark mencium Jeno di kening, mengucapkan selamat tidur dengan lembut. Jeno menjawab cium itu dengan senyum yang manis, merasa bahagia dan tentram.
![](https://img.wattpad.com/cover/385384508-288-k298952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mafia dan dokter
Aksisebuah kisah yang menegangkan tentang pertemuan yang tak terduga antara seorang dokter yang berdedikasi dan seorang pemimpin mafia yang kejam. Terjebak dalam dunia yang berbahaya, mereka harus mengatasi perbedaan mereka untuk bertahan hidup dan men...