"Kenapa gak jawab? Aku tahu kamu udah bangun."
Anjrith! Kayak gini nih! Baru juga bangun tidur kepala gue masih pusing nggak karuan tapi udah ada yang introgasi gue!
"Aku nggak larang kamu buat pergi sama anak-anak R&D. Tapi masalahnya ini udah kelewatan! Kamu pulangnya mabu dan kamu lupa kalau malam kemarin, waktunya aku pulang dari rumah sakit kamu nggak datang jemput aku bikin keluarga kita tanya di mana keberadaanmu dan terpaksa aku harus bilang kalau kamu lembur tapi kenyataan yang sebenarnya kamu mabuk!"
Duh, kenapa dia bentak gue sih?
"Bukan karena kamu nggak penuhin janjimu yang itu aja yang bikin masalah. Apa kamu nggak sadar kalau kamu dalam kondisi dipengaruhi alkohol begitu bisa-bisa kamu bicara sembarangan dan akan membawa hubungan kita jadi makin sulit andai kamu membongkar yang di depan mereka?"
Sebenarnya yang gue pengen cuman ngilangin semua penat setelah semingguan gue ngurusin dia di rumah sakit. Tapi yang ada gue lagi-lagi buat masalah. Kenapa perasaan jadi gue yang salah terus selama punya hubungan ama dia?
"Sorry Kak, aku-"
"Masih mending karena saat itu Krisna lihat kamu dan dia bisa bayar orang buat kasih excuse bawa kamu pulang! Aku nggak tahu ceritanya kalau sampai kamu buat masalah dan bikin hubungan kita jadi terekspos! Apa memang itu rencana kamu?"
"Enggak lah Kak! Aku nggak gila juga buat ngebuka hubungan kita. Lagian Apa untungnya dibuka? Cuma buka aib kita masing-masing kan?"
Dia taunya gue punya penyimpangan dan dia juga punya penyimpangan kan? Kalau ini dibuka di publik bukannya jadi masalah? Gue nggak gila juga buat buka masalah ini. Tapi emang bener sih tadi malam gue nggak sadar apa yang gue omongin dan bahkan sampai sekarang gue juga nggak ingat gue ngobrol apa aja ama anak-anak itu. Bisa Jadi kalau gue sama mereka lebih lama ya mungkin ada kesalahan lain gue bongkar rahasia kami.
Hell, nyesel gue minum alkohol kemarin!
"Aku mau kamu jujur Na! Seberapa sering kamu minum alkohol?
"Kemarin itu baru yang pertama kali Kak."
"Baru pertama kali? Apa alasan kamu minum?"
"Cuma pengen tau rasanya doang Kak. Kata mereka bisa ngilangin stres dan bikin pikiran fresh besok pagi."
"Kenapa kamu bodoh amat sih percaya kayak gitu? Sekarang aku tanya apa pikiran kamu fresh pagi ini?"
Masalahnya yang dibilang mereka ini gak bener semua! Kepala gue pusing bukannya fresh. Makin nggak jelas deh hidup gue kalau kayak gini. Makanya gue menggeleng.
"Minum obat itu! Mama kamu mungkin datang hari ini. Sekarang hari Sabtu. Semalam dia bilang kalau dia bakalan ngunjungin kita dan bawa makan siang karena nggak ketemu sama kamu semalam."
"Iya kak!"
Nggak mungkin kan gue bilang nggak pas dia nge-dikte gue begini? Dan gue juga nggak mungkin bilang kalau gue ngerasa depresi punya hubungan sama dia sampai gue gila dan mutusin buat minum!
"Semalam, Krisna udah pindahin beberapa pakaian kamu ke ruanganku! Itu buat akting aja kalau mama kamu penasaran apakah hubungan kita baik-baik aja atau enggak! Dan kalau kamu mau tidur lagi, tidur di ruanganku."
"Iya Kak."
"Tapi sekarang karena kamu udah bangun, mending makan dulu aja di bawah! Tadi kamu habis minum obat, aku nggak bisa bawain makanan kamu ke sini!"
Makan? emang ada makanan di bawah? Selama gue di sini perasaan nggak ada pembantu. Cuma ada housekeeper yang datang per hari buat ngebersihin rumah di pagi hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/373162609-288-k83372.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboi Mencari Cinta
Roman d'amourMirna pusing bukan kepalang karena ulah bos galak yang selalu memberikan pekerjaan setumpuk dengan omelan extra pedas ala bon cabe setiap kali ada hasil kerjanya yang tak sesuai dengan selera si bos. Andaikan tak ingat urusan magang dan skripsi, Mir...